LUKA 4 - Dua Pilihan

2.2K 323 75
                                    

11 : 11 - Taeyeon

*

Kenapa kita harus ditakdirkan untuk jatuh cinta, kalau akhirnya saling memberi luka?”

“Kenapa kita harus ditakdirkan untuk jatuh cinta, kalau akhirnya saling memberi luka?”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

KATA orang Kenzie adalah definisi laki-laki yang mudah untuk dicintai. Kalau seperti itu, kenapa perempuan yang ia sukai tidak melakukan hal seperti itu?

Berlindung dibalik kata sahabat, ia memang sepengecut itu.

Dari kecil ia selalu bersama Elara. Melindungi dan menjaga gadis itu dengan kemampuannya. Berjalan seiringnya waktu, membuat semuanya berubah. Begitu juga perasaannya. Yang dulunya hanya menganggap Elara seperti adik, kini berubah layaknya seorang pria yang jatuh cinta dengan gadisnya.

Tapi sayang, ia terluka akan fakta kalau Elara ternyata menyukai sepupunya. Dan kini sudah berubah status menjadi pacaran.

"Gue denger si Kenzie itu dulunya korban pelecehan tante-tante."

Kenzie menghentikan langkahnya. Ia tadi berniat ke arah kantin, tapi saat ia melewati gudang dekat kantin suara itu menganggu telinganya.

"Serem nggak sih. Cowok sebaik dia udah ena-ena sama tante-tante."

"Korban njing! Dia mana mau!"

"Tapi sama aja. Dari kecil udah nggak suci. Serem. Apalagi dia juga, katanya udah pernah masuk rumah sakit jiwa."

"Kasusnya tenggelam, karena keluarganya yang memang berduit. Tapi yang namanya manusia, pasti kepo juga. Soalnya kan itu viral banget dari dulu!"

"Agak jijik nggak sih?"

"Ngomongin orang dibelakang, itu juga hal yang bikin jijik nggak sih?"

Kenzie tersentak, ia menoleh dan mendapati Elara yang kini berdiri disampingnya dan menegur sekumpulan cewek yang tadi membicarakannya.

"Lebih baik kalian bicarain hal-hal tentang kebaikan dari pada keburukan."

"Kalian juga nggak akan suka, kan, kalau dijelek-jelekin dibelakang?"

Empat orang cewek itu terlihat gelagapan. Karena aura yang dikeluarkan Elara nampak berbeda. Karena biasanya, Elara selalu bertutur kata lembut dan manis kini terdengar sarkas dan tajam.

Kenzie menghela napas kasar. Ia merangkul bahu Elara. "Nggak usah diurusin. Terserah mereka mau bilang apa."

"Ayo!" Kenzie segera menarik tubuh Elara agar segera pergi dari tempat ini.

Mereka kini berpindah ke taman sekolah.

"Kamu nggak papa, kan?" tanya Kenzie, yang kini duduk disamping Elara.

LUKAWhere stories live. Discover now