LUKA 7 - Putus Atau Terus?

2.3K 243 136
                                    

Diantara teman-temannya, Elara lebih cenderung memiliki sifat pendiam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diantara teman-temannya, Elara lebih cenderung memiliki sifat pendiam. Walau menurut semua orang Elara itu sangat ramah dan murah senyum. Hampir semua warga sekolah, entah murid atau guru, bahkan tukang kebun sekolah pun menyukai sifat Elara.

Tapi, menurut Elara semua yang ia lakukan terasa hambar. Ia harus tersenyum didepan banyak orang, memperlihatkan kalau hidupnya baik-baik saja. Membuat banyak orang iri melihatnya.

Basi. Nyatanya hidup tidak selalu mengikuti apa yang kita mau dan inginkan. Perlu banyak usaha dan pengorbanan untuk membuat apa yang kita inginkan, itu terjadi.

Elara bahagia bisa menikmati hidup di dunia ini. Tapi, terkadang ia ingin menyerah, dan memilih pergi dari dunia, karena tekanan dari sekitarnya. Bersyukurnya, dia masih punya banyak hal yang membuat dia yakin untuk bertahan hidup walau harus melewati duri yang tajam sekalipun.

"Ra——"

Steffy yang ingin menyapa Elara yang berdiri menghadap ke arah taman, kembali mengunci bibirnya rapat-rapat saat melihat objek yang dilihat temannya.

Mulutnya terbuka, dengan tangan yang bergerak menutupnya. Terkejut, itulah yang ia rasakan. "Itu, Karel——eh?"

Elara menoleh sekilas ke arah Steffy yang kini menatapnya khawatir. Ia tersenyum. "I'm okay."

Steffy menggeleng tidak percaya. Ia kembali menoleh ke arah depan.

Disana, ada Karel yang tengah saling merengkuh dengan bibir yang ikut bertemu, bersama dengan teman satu kelasnya.

"Brengsek!" Saat Steffy bergerak ingin menghampiri dua manusia yang masih tenggelam dalam kegiatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh anak sekolah itu, dicegah oleh Elara dengan cepat.

"Nggak usah. Sampai 100 kali, kamu pukul Karel, itu semua nggak akan berubah."

"Ya terus kenapa lo pertahanin hubungan sialan ini?! Otak lo dimana, Ra?! Gue tau lo baik, tapi baik lo itu udah kelewatan!" Sentak Steffy.

Jarak yang cukup jauh, dengan Karel dan pasangannya itu cukup untuk tidak membuat Elara khawatir jika suara ia dan temannya mengganggu aktivitas diseberang sana.

"Gue aja jijik, sama Karel yang dengan seenaknya cicip sana-sini! Najis tau nggak!" Steffy berdecak kuat. Ia kesal setengah mati.

Ingin sekali ia mencekik leher Karel sampai mati. Ia juga ingin sekali membelah kepala Elara, agar ia bisa mengatur otak Elara supaya kembali normal. Bersama Karel, hanya membuat Elara bertambah bodoh.

LUKAWhere stories live. Discover now