05. Fano Family

13.7K 1.2K 52
                                    

"ASSALAMU'ALAIKUM!! PENGAWAL-PENGAWAL KERAJAAN, TOLONG BUKAKAN GERBANG UNTUK PRINCE KAYVAN!!"

Dua penjaga yang mendengar teriakan anak majikannya itu segera membuka gerbang, Kayvan kembali melajukan mobilnya memasuki pekarangan rumah mewahnya. Ia memasukkan mobil ke garasi.

Setelah itu, dia pun berlari menuju pintu utama. Ia menendangnya cukup keras hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring, disusul dengan teriakan melengking.

"KAYVAN!"

Kayvan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia berjalan masuk kemudian menghampiri orang tuanya yang berada di ruang keluarga. Kayvan berlari dan dengan tidak tahu dirinya, dia duduk di tengah-tengah ayah dan ibunya.

"Ya Allah, Kay!" Fano mendorong Kayvan yang berada di pangkuannya.

Kayvan mendengus, dia malah mendorong ayahnya agar memberinya tempat. Dengan kesal, Fano bergeser. Kayvan tersenyum menang, dia memeluk lengan Allea manja.

Allea mengusap kepala Kayvan. Dia mencium puncak kepala anaknya itu, tetapi dia merasa ada yang aneh membuatnya mendorong pelan kepala sang anak. Kayvan menatap ibunya dengan mata polos.

"Kok bau, abis nyebur di got kamu?" tanya Allea sambil menjepit hidungnya dengan jari telunjuk dan jempol.

Kayvan mengerutkan keningnya bingung, Fano ikut mencium rambut Kayvan kemudian berlagak akan muntah membuat mata Kayvan melotot.

"Bau!" Fano menutup hidungnya.

"Nggak bau," jawab Kayvan sembari menyisir rambutnya dengan jari tangan lalu menciumnya memastikan omongan ibu dan ayahnya BENAR!

"Bau!!" sewot kedua orang tua Kayvan berbarengan.

Kayvan mengerjap, dia mengendus bajunya dan berdecak lagi, baunya sangat tidak enak. Apa mungkin karena tadi dia jatuh ke kolam yang sudah lama tidak di pakai?

"Sana mandi!" titah Fano mendorong-dorong Kayvan hingga terjatuh ke lantai.

"Iya sana!"

Fano menarik Allea ke pelukannya, dia menciumi pipi istrinya— tak memperdulikan mata berkaca-kaca Kayvan yang siap untuk meluncurkan laharnya. Dia merasa tidak di anggap dan di usir.

"Mama, Kay gak bau." ucap Kayvan beranjak mendekat, tapi Fano mendorongnya kembali.

"Mama..," rengek Kayvan bersama dengan setetes air mata yang meleleh begitu saja.

Fano semakin memeluk istrinya, Allea merasa kasihan melihat sang anak yang menangis, tapi suaminya memeluknya sangat erat.

"Sayang, Kay nangis itu."

"Biarin aja, dia bau. Nanti suruh tidur aja di kandang Bangsat." cuek Fano.

(Bangsat adalah kucing kesayangannya Kayvan.)

"Papa, Kay gak bau." Kayvan mendekat lagi, tapi Fano mendorong menjauh membuat Kayvan tidak tahan dan pada akhirnya seluruh rumah mendengar suara tangisannya.

"HUWAAA PAPA JAHAT! HUWAAA!!"

Kayvan berlari meninggalkan orang tuanya, dia menaiki tangga dan menangis dengan kencang. Fano tertawa puas, dia sampai memegang perutnya melihat kelakuan anak sulungnya.

Bagaimana tidak? Umur Kayvan sudah 18 tahun, tetapi perilakunya seperti anak TK. Kerjaannya hanya menangis, merengek, dan mengganggu. Berbeda dengan Keina yang lebih mandiri, walau sikapnya yang terbilang polos dan mudah dibodohi, tapi jika dibandingkan dengan Kayvan, jelas Kayvan lebih manja.

"Kamu tuh, Kay susah dibujuknya." ketus Allea.

Fano terkekeh, "Nggak apa-apa, nanti aku beliin perlengkapan si Bangsat juga langsung seneng dia."

KAYVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang