Mr. Perfect 24

5K 196 1
                                    

Menyandarkan kepalanya, Sean mengfokuskan pandangannya ke depan. Di mana Sonya, asisten pribadinya menjelaskan dengan rinci bagian-bagian penting kepada para pemegang saham.

"Desain yang saat ini tuan-tuan sekalian lihat sudah dipastikan mendapat izin langsung dari tuan Liam."

"Beliau juga ikut ambil alih dalam beberapa bagian desain. Jadi saya selaku asisten pribadi tuan Liam ingin mengajak tuan-tuan sekalian untuk ikut menyetujui proyek pembangunan cabang ini." lanjut Sonya dengan ketenangan yang ia buat sendiri.

Nyatanya ia sangat gugup dan takut jika hari ini keberuntungan tidak berpihak pada nya.

Sonya yang masih berdiri di tempat nya bisa melihat para pemegang saham yang saling berbisik-bisik satu sama lain. Wanita itu menggeleng kepalanya, ia tidak percaya di pertemuan pertamanya dengan para pemegang saham, malah membuat dirinya tercengang dengan ketidakprofesionalan mereka sebagai pemenang saham di perusahaan yang besar seperti ini.

Melirik Sean, "Tuan Liam tidak seberuntung yang ku bayangkan." batin Sonya berucap. Jelas yang ia ucapkan bukan pujian, melainkan rasa kasihan terhadap bos nya.

"Baik, saya setuju."

Sonya menolehkan kepalanya, ia menunduk dan tersenyum. Masih dengan posisi berdiri dengan mata yang bergantian menatap para pemegang saham. Sonya masih menunggu yang lainnya untuk ikut menyetujui proyek ini.

"Saya juga."

"Saya juga."

"Saya juga."

Sonya menarik senyumnya lebar, ia begitu senang dengan semua persetujuan para pemegang saham. Wanita itu bahkan tidak percaya di meeting pertama nya dengan tuan Liam menuai hasil yang maksimal dengan harapan Sonya sebelumnya.

Sean menegakkan badannya, "Meeting selesai." ucap Sean dan langsung beranjak berdiri dari kursi nya.

Pria itu memang sangat profesional, terlihat dari cara ia berbicara. Singkat, tapi memiliki arti yang jelas.

Sonya buru-buru mengemasi file yang sebelumnya ia bawa. Menyusul bos nya dari belakang, senyum di wajah wanita itu tak kunjung pudar.

"Apa masih ada jadwal lain?" tanya Sean sembari ia melepaskan jas dan menggulung lengan kemeja. Uuhh, sexy.

Sonya membuyarkan kesenangan nya, membuka file berisi rincian jadwal Sean. "Setelah meeting berlangsung tidak ada jadwal lain tuan."

Sean mengangguk, "Kembalilah setelah ini. Saya mau kamu bersiap untuk perjalanan bisnis besok." ucap Sean membebaskan Sonya dari pekerjaan nya hari ini dan menyuruh wanita itu bersiap untuk perjalanan bisnis mereka besok.

"Baik tuan saya mengerti." Sonya menundukkan kepalanya sopan.

Tanpa basa-basi lagi, Sean langsung berlalu meninggalkan Sonya dan keluar dari perusahaan nya. Tujuan nya kali ini adalah meluluhkan hati Anna yang berubah cuek dengan nya.

♡✎♡

"Aku tidak memiliki waktu untuk menemui mu, Di." aku Anna pada ponsel nya yang terhubung langsung dengan Diana di sebrang sana.

"Anna please. Ada hal penting yang harus kita buktikan dari dirimu."

"Oh ayolah Diana, aku baik-baik saja. Dan aku juga bukan penjahat yang harus membuktikan sesuatu, kan."

"Anna ini penting. Ini demi dirimu."

Menghela nafas, Anna muak dengar kata-kata Diana. Demi dirimu? Entah apa maksudnya itu. "Aku nggak bisa Diana, sungguh. Cobalah mengerti diriku. Ada banyak hal yang harus dilakukan, jadi kumohon jangan memaksa ku untuk bertemu dengan mu sementara waktu ini." tutur Anna masih menolak bertemu dengan Diana.

Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang