Menggapai Suhaa 30: Hadiah pertama

66 6 1
                                    

"Udah, jangan nangis terus, mama juga udah pulang tuh, kenapa masih nangis sih?"

Saat ini, Suhaa tengah berusaha menenangkan adiknya yang masih saja menangis dalam pelukannya. Bahkan adiknya itu tak menyentuh makanan yang ia buatkan.

Amara menangis hampir tiga puluh menit lamanya, sekarang isak tangisnya sudah mulai mereda. Meski begitu, Amara tetap tidak selera untuk memakan makan siangnya.

Ini sudah sore, dan Amara tak sempat makan siang tadi karena sibuk beradu mulut dengan ibunya, jadi Suhaa sempat membuat makan siang untuk Amara meski hari telah memasuki sore hari.

Perlakuan ibu mereka terhadap Amara benar-benar mengerikan, wanita itu tak sekalipun melepaskan pandangannya dari Amara meski Amara telah tinggal bersama kakaknya.

Jika Amara tetap berada di rumah itu, ia hanya akan tersiksa oleh paksaan ibunya.

Saat Amara menginjak umur 12 tahun, ia pernah ditawari menjadi model oleh teman ayah mereka berdua. Bahkan Suhaa juga ditawari oleh mereka.

Awalnya Suhaa menginginkannya, Amara juga sama, tetapi lama-kelamaan ibunya semakin menjadi-jadi karna uang yang dihasilkan dari majalah-majalah iklan yang membintangi kedua anaknya.

Saat itu Suhaa masih SMP sementara adiknya baru kelas 6 SD. Amara dan Suhaa dipaksa diet ketat oleh ibu mereka untuk mendapatkan tubuh yang bagus dan ramping.

Mereka berdua tak diberi makan makanan yang layak. Setiap hari mereka hanya boleh mengonsumsi sayuran dan makanan yang tak membuat berat badan mereka bertambah.

Karena merasa muak dengan tingkah ibunya, Suhaa berencana kabur bersama adiknya ke rumah paman mereka.

Tapi, beberapa hari kemudian sang ibu menemukan mereka dan marah besar kepada anak-anaknya. Ia bahkan sampai mengunci dan merantai Suhaa dan Amara agar tidak kabur lagi.

Dan tibalah saat sang ayah datang dari luar kota, sang ayah benar-benar terkejut mendapati anaknya kurus kering di dalam kamar dalam kondisi di rantai.

Disaat itulah kedua ayah mereka marah besar kepada Santi, ayah mereka berdua mengusir Santi dari rumah dan mengajukan perceraian.

Tetapi Santi menolak dan mendatangkan polisi untuk mencari keadilan. Ia menuduh suaminya sendiri dengan tuduhan KDRT dan meminta hak asuh dari kedua anak-anaknya.

Karena tuduhan itu, ayah mereka pernah dipenjara atas kasus KDRT kepada Santi. Saat itu Suhaa dan Amara tidak tahu akan hal itu, karena itulah mereka tak bisa bersaksi untuk melawan ibunya.

Ayah mereka dipenjara selama seminggu lalu dibebaskan dengan uang jaminan dibantu oleh paman mereka.

Saat itulah sang ayah tidak pernah lagi terlihat, hanya uang yang ia kirimkan sebagai bentuk kasih sayangnya kepada kedua anaknya.

Tetapi uang yang seharusnya untuk menafkahi kedua buah hatinya, justru habis dipakai oleh sang ibu untuk kepentingannya sendiri.

Sang ibu terus menghabiskan uang itu untuk membayar utang serta melakukan arisan bersama tetangga-tetangga nya.

Saat itulah Suhaa mencuri-curi ponsel milik ibunya, ia mencari nomor sang ayah dan mengadukan semua perbuatan ibu mereka.

Ayah mereka yang mengetahui hal itu langsung menghubungi paman mereka dan memintanya untuk membawa Suhaa dan Amara pergi.

Tetapi Santi berhasil mengambil Amara, karena hak asuh adik perempuan Suhaa itu ada ditangan Santi.

Begitulah yang terjadi, hingga saat ini Amara tak bisa lepas dari genggaman Santi, Suhaa hanya bisa berharap agar Santi cepat sadar dan membiarkan kedua anaknya hidup tenang.
***
***
"Suhaa~"

Menggapai Suhaa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang