Menggapai Suhaa 49: Wisnu

65 8 1
                                    

"Eh bocah, cepetan.. takutnya ayah Leya nelpon, elahh!"

Suhaa menghubungi Zaki yang terlambat datang. Mereka berdua telah menunggu di apartemen Suhaa selama tiga puluh menit, namun lelaki itu tak kunjung datang.

Seperti yang dijanjikan, mereka sepakat untuk nge-date bersama. Mereka memutuskan untuk berkumpul di apartemen jam delapan malam.

Tadinya Suhaa ingin langsung pergi setelah pulang sekolah untuk menghemat waktu, tetapi Leya harus konsultasi dengan psikiater sore tadi.

Maka dari itu mereka sepakat nge-date malam hari setelah mereka tidak sibuk atau mengerjakan pekerjaan rumah mereka masing-masing.

"Iya bocil, udah deket nih.. sabar napa. Gue udah sampe, gue matiin yak!" Zaki membalas dari balik ponsel Suhaa.

Baru saja ingin protes, Suhaa berhenti karena didahului oleh Zaki yang memutuskan panggilan itu.

Setelah selesai menelpon, Suhaa kembali ke arah Leya yang tengah duduk di atas motor miliknya tepat dibelakangnya.

Gadis itu tampak sangat cantik dan sederhana, ditambah ia memakai gaun yang dihadiahkan oleh ayah dan adiknya.

Gaun itu tampak polos, berwarna hijau tua dengan lengan sebahu. Leya tampak lebih indah karena rambutnya yang baru saja dipotong.

Sebelumnya rambut Leya sampai di pinggang, sekarang rambut lembut kesukaan Suhaa telah terpotong menjadi rambut sebahu.

"Lu cantik," ujarnya tiba-tiba hingga membuat Leya tersipu.

"Makasih. Soalnya bajunya keliatan mewah banget, ayah sama adek kamu pinter banget milihnya," balas Leya masih dengan wajah merona nya.

Hembusan napas keluar dari mulut Suhaa. Ia lega dan juga senang, mungkin saja kebahagiaan mereka masih ada hingga mereka lulus nanti.

Ia harus melakukan sesuatu ketika ia dan Leya telah lulus, mereka akan kuliah, sarjana dan akan segera menikah.. mungkin?

Setelah menunggu beberapa saat, suara motor milik Zaki terdengar dari arah kanan mereka. Akhirnya lelaki itu sampai juga.

Motor Zaki pun akhirnya berhenti tepat di belakang motor Suhaa. Zaki tampak gagah dan keren sambil melepas helm di kepalanya.

"Jangan sok cakep lu, yang ada gue jijik," ucap seorang perempuan di belakang Zaki.

Ketika helm perempuan itu terlepas, Suhaa dan Leya langsung terkejut bukan kepalang. Pacar Zaki ternyata adalah anak seorang guru di sekolah mereka.

Adelia. Putri semata wayang dari pak Darto, guru matematika paling menjengkelkan menurut Zaki.

Bagaimana tidak, guru itu, ayah dari kekasihnya sungguh pemarah, selalu mengejeknya, dan ketika menjelaskan materi, orang itu seperti kena penyakit stroke.

"Loh, Adel.. pacarnya Zaki Adel!?" Sungguh Leya tak percaya. Tetapi sepertinya ia harus percaya.

"Ya mau gimana lagi Ley, gue yang kayak bidadari ini emang nerima cinta dia karna dia mau beliin gue action figure Gojo Satoru kalau gajinya dah cukup," balas Adel cepat.

Ah benar, hampir saja mereka lupa. Adelia juga adalah seorang otaku akut sama seperti Zaki, sepertinya mereka akan menjadi pasangan yang cocok.

"Ew, cantik kek bidadari kok sukanya nonton homo," ujar Zaki dengan nada suara yang membuat siapapun mendengarnya pasti akan kesal.

"Diam lu pencinta Yuri, udah pecinta Yuri, suka nonton h*ntai, punya fetish paha lagi, nggak banget!" Balasan Adel begitu menyakitkan dan membuat Zaki semakin kesal.

Menggapai Suhaa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang