Rasa takut.

451 102 16
                                    

"Shinichiro-san, pergilah selamatkan orang-orang yang tersisa bersama Hina. Aku akan menyelamatkan Baji bersama Chifuyu disini, kami akan keluar begitu selesai"

Berat hati menerima permintaan Kazutora, namun dirinya tidak punya pilihan selain menurut. Shinichiro mengangguk, lalu pergi melewati kumpulan mayat di sana.

"Jaga diri kalian, kami akan menunggu" ujar Hina yang kemudian pergi mengikuti Shinichiro meninggalkan aula.

"Chifuyu" yang di panggil mengalihkan atensinya pada Kazutora.

"Sebelumnya kau bisa menangkal kutukanku, kau juga yang telah mengembalikan jiwaku ke raga. Pastinya, kutukan Baji juga bisa tidak terpengaruh olehmu"

Kazutora ingat alasan dirinya masih ada di sini hingga sekarang, bukan Baji yang mengembalikannya, tapi Chifuyu. Pemuda di hadapannya ini memiliki kemampuan yang unik, berbeda dengan dirinya dan Baji. Energi positif miliknya dapat melawan energi negatif yang begitu pekat.

"Bagaimana caraku melakukannya ?" Chifuyu bingung, hal yang selama ini dia lakukan tidaklah di lakukan dengan sungguh-sungguh.

"Aku akan menuntunmu pada suatu ruangan. Tapi aku tidak bisa masuk ke sana, karena itu di luar kemampuanku"

"Maksudmu sama seperti aku menyadarkanmu di rumah sakit ?" kejadian ini bak dejavu, Chifuyu pernah melakukan ini sebelumnya bersama Baji saat ingin menyelamatkan Inupi.

"Benar, tapi kali ini Baji akan sulit mendengarkanmu. Jiwanya telah tertutupi energi negatif, kau harus mencarinya di balik ilusi yang Baji buat"

Chifuyu mengangguk paham, jantungnya berdebar cukup kencang. Bukan karena jatuh cinta, melainkan bersiap untuk merasakan sesak yang pernah ia alami.

"Baiklah, kita tidak punya waktu. Kau harus cepat membawa Baji kembali"

Keduanya saling menggenggam, satu tangan lagi menggenggam orang yang terbaring di antara mereka. Chifuyu menarik napas dalam, kemudian menutup matanya.

Saat Chifuyu membuka mata, ia berada di sebuah rumah tua, Kazutora berhasil mengantarnya masuk ke dalam alam bawah sadar Baji. Ruangan ini tidak gelap, kosong, ataupun hampa seperti sebelumnya, berbeda dengan milik Inupi, Hina, dan Kazutora.

Kakinya melangkah, mengitari area di sekitar rumah tua. Namun, saat telapak tangannya menyentuh dinding, tempat itu berganti menjadi gedung sekolah Chifuyu dan Baji. Tempat-tempat terus berganti ketika perjalanannya semakin jauh, beberapa tempat juga pernah Chifuyu datangi.

Jika di lihat lagi, tempat ini adalah kenangan-kenangan yang pernah Baji alami. Chifuyu terus melangkah, tidak lupa memanggil nama seseorang yang ia cari. Kala isak tangis terdengar, ruangan berganti menjadi gedung sekte lily putih. Dengan rasa penasaran Chifuyu mengikuti asal suara, suara itu membawanya ke sebuah ruangan kecil tertutup yang sama sekali tidak memiliki jendela. Hanya ada hiasan-hiasan bunga lily dan seseorang yang dia kenali meringkuk di sudut ruangan.

"Baji-san..." panggil Chifuyu memastikan.

Baji mendongak saat namanya di sebut, baju putihnya bersimbah darah ketika ia mengangkat kepala, warna merah pekat juga ada di wajah itu. Baji menatap gusar seseorang yang berdiri di depannya, air matanya perlahan terganti dengan cairan merah.

"Pergilah, jangan mendekat"

Keadaan Baji mengiris hati Chifuyu, tubuh pemuda itu gemetar, ia memeluk dirinya sendiri karena ketakutan.

"Baji-san... Tenanglah, aku di sini" Chifuyu mendekat, dia berjongkok di hadapan Baji, Chifuyu menempelkan satu lututnya di lantai.

"Aku bilang pergi !" Chifuyu tersentak saat Baji berteriak padanya.

Arcane [Bajifuyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang