Black Heart

2.2K 225 19
                                    


~There are many things hidden inside of me, it made me change so much. It weaken me and bind my hands, it trapped me in a dark room. The memories of love that i threw away, my heart that was cold as ice, it will be forgotten after i sleep. I want to escape from this pain that chains me down. Can someone wake me up?

I want to find the real me, but the bruises in my heart are too big. I met you on the other side of my horrible memories. You even embrace my lost feelings, helping me get up fron being broken. I'm trying to not let go of your hands, i'm trying to erase my nightmares, I'm trying so hard in this place where i trapped myself~
.
.

Di suatu pagi hari yang cerah, Kai terbangun dan menyadari sebuah kenyataan bahwa sejak awal Ia tidak pernah merasa tidak nyaman ketika Yeonjun menyentuhnya bahkan saat di awal pertemuan mereka di The Run. Sejak Kai menjadi omega dan dibuang oleh keluarganya yang merupakan para alpha telah menimbulkan kebencian di diri Kai terhadap para alpha. Ia benci ketika ada seorang alpha yang menyentuhnya meskipun jika sentuhan itu hanyalah ketidaksengajaan, Kai selalu merasa tidak nyaman atau bahkan jijik. Saat tinggal di penampungan omega, Ia selalu memikirkan tentang rencana - rencana pelarian diri saat kelak Ia mengikuti The Run dan tertangkap oleh seorang alpha, Kai tidak mau jika hidupnya berakhir dengan bergantung pada alpha yang menangkapnya dan harus terjebak dengan menjalani hari - harinya hidup bersama dengan alpha itu, pemikiran ini selalu membuatnya mual kala itu.

Namun ketika pertama kali Ia bertemu dengan Yeonjun, Kai merasakan ketertarikan. Kai menemukan bahwa scent alpha Yeonjun mampu membuatnya nyaman, bahkan sentuhan Yeonjun padanya membuat tubuhnya terasa panas dan merasakan sensasi menggelitik meskipun ketika Ia tidak sedang heat. Sejak awal Ia pun tidak pernah merasa benci pada alpha itu yang biasa Ia rasakan ketika Ia melihat seorang alpha, Ia ingin memukul wajah para alpha yang selalu terlihat angkuh dan bersikap superior. Kai tidak merasakan perasaan itu ketika melihat Yeonjun.

Bahkan saat Soobin, alpha yang dulu pernah Ia sukai dan yang Ia harapkan dapat menjadi alphanya saat Ia cukup umur, tidak dapat membuatnya merasakan hal yang Ia rasakan jika dengan Yeonjun. Ketika Soobin menyentuhnya untuk pertama kali saat mereka berdansa di pesta club malam, Kai tidak merasakan apapun, Ia tidak merasakan adanya percikan diantara mereka, bahkan scent Soobin yang bagi omega lain sangat mempesona pun bagi Kai tercium biasa saja. Ia pernah merasa tertarik pada Soobin, namun saat Soobin menyentuhnya Kai merasa tidak nyaman. Jay yang mengeluarkan feromon alphanya yang dapat membuat omega yang ada disekitarnya merasakan adanya gairah seksual bagi Kai feromon dan juga sentuhan Jay padanya malah membuatnya Kai tersiksa.

Kai bertanya pada dirinya sendiri, apakah seperti ini rasanya saat Ia mencintai seseorang? Kehadiran Yeonjun membuatnya merasa aman dan nyaman, sentuhan Yeonjun padanya membuatnya merasakan sensasi yang tidak bisa Ia ucapkan, Ia merasa lemah berada didalam tatapan Yeonjun, saat dirinya berada jauh dari Yeonjun, Ia merasa sedih, kosong dan ingin segera bertemu dengan alpha itu lagi.

Selama ini Kai selalu terjebak di dalam ruang gelap, Ia telah membuang segala perasaan cinta yang Ia miliki, pikiran bawah sadarnya selalu menolak dan berpikir bahwa apa yang Ia rasakan untuk Yeonjun bukanlah cinta melainkan hanya reaksi natural antara alpha dan omega. Sekarang, Kai tidak ingin lagi jika dirinya terus terjebak di ruang gelap itu yang telah membuat hatinya mati rasa, rasa trauma yang dulu Ia rasakan selalu mencegah Kai untuk keluar dari ruang gelap itu yang menjadi pelindungnya, agar dirinya tidak akan pernah merasakan sakit lagi.

Kai takut merasakan kecewa, hatinya yang sudah patah itu akan menjadi lebih hancur jika menerima kekecewaan lagi.

Bisakah Ia percaya pada Yeonjun? Benarkah jika Yeonjun tidak akan pernah meninggalkan atau membuangnya seperti yang dilakukan oleh keluarganya dulu? Bolehkah jika Ia memiliki harapan lagi?

Tubuh Yeonjun yang bergerak dibelakang Kai membuatnya tersadar dari lamunannya, lengan Yeonjun yang melingkar dipinggang Kai memeluk Kai lebih erat. Hembusan nafas hangat Yeonjun yang mengenai belakang lehernya terasa menggelitik.

"I love you, Kai."

Suara Yeonjun yang membisikkan kata - kata cinta ditelinganya, scent Yeonjun yang memenuhi rongga pernafasannya itu tidak pernah meninggalkan Kai. Yeonjun selalu mengatakan kata cinta padanya setiap hari, scent milik Yeonjun selalu menemani disetiap keseharian Kai.

Balasan atas ucapan pernyataan cinta Yeonjun telah berada diujung lidah Kai, namun suaranya tidak dapat keluar. Rasa takut itu mencegahnya, menarik dan mengikat Kai ke tempat itu lagi. Ruang gelap yang telah membuat Kai berada di titik yang sama selama beberapa tahun ini, Ia ingin terbebas dan keluar dari rasa sakit yang mengikat batinnya tanpa harus bersembunyi di ruang gelap yang Ia ciptakan untuk melindunginya dari rasa sakit.

I love you too

Daripada mengucapkan secara langsung, Ia lebih memilih mengucapkannya didalam hati. Kata-kata itu tidak bisa keluar dari bibirnya seolah suara Kai tercekat di tenggorokannya.

Yeonjun dapat merasakan tubuh omeganya itu gemetar didalam dekapannya.

"Kai, mengapa Kau menangis?"

Tubuh Kai gemetar karena menahan suara isak tangis yang akan keluar.

Yeonjun membalikkan tubuh Kai agar menghadap padanya.

"Maaf, jika apa yang aku katakan tadi membuatmu tidak nyaman." Ucap Yeonjun

Kai menggeleng.

"Aku senang mendengar kata itu darimu." Ucap Kai dengan suara bergetar.

Yeonjun tersenyum, Ia menghapus jejak airmata yang membekas di kedua pipi Kai dengan ibu jarinya.

"Aku harap Kau tidak akan berhenti mengucapkannya meskipun aku masih belum dapat mengatakan kata yang sama dengan yang Kau katakan padaku." Kai tahu bahwa Ia sangat egois karena telah meminta itu pada Yeonjun.

I always wondered which one hurt more, loving you or losing you. Staying knowing you don't love me or leaving knowing i still love you

Turns out, losing you hurts just as much as loving you. And i've grown rather fond of that pain.

"Aku tidak akan pernah berhenti mengatakannya. Bahkan aku akan mengatakannya lebih sering lagi mulai saat ini. " Ucap Yeonjun menatap kedua mata Kai dengan penuh cinta, satu tangannya mengelus lembut pipi Kai.

Yeonjun ingin Kai mengetahui bahwa Ia sangat dicintai.

Kai tersenyum, kemudian membenamkan wajahnya pada dada Yeonjun.

His Omega ~Yeonkai~ 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang