Deranged

1.2K 155 17
                                    

Di kecup lehernya di real life 💀💀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di kecup lehernya di real life 💀💀

Kedua mata Kai mengerjap seiring dengan kesadarannya yang perlahan kembali. Satu tangannya memegangi kepalanya, merasakan rasa pening yang mendera bagian kepalanya. Ia kemudian terperanjat bangun dari posisi berbaringnya. Kedua matanya menelisik ruang kamar yang terasa asing baginya itu. Nafasnya terasa tercekat di tenggorokan kala samar - samar Ia dapat mencium scent seorang alpha yang terasa familiar baginya.

Pintu tinggi berwarna coklat yang ada di kamar itu terbuka, Kai menatap horror pada seseorang yang berjalan memasuki ruang kamar itu.

"Good morning, My jagiya. Miss me?"

"Kau!" Dada Kai terasa sesak seolah tidak ada oksigen yang cukup yang dapat Ia hirup di ruangan itu karena rasa amarah yang memenuhi rongga dadanya.

Alpha itu tertawa kecil.

"Apa yang Kau lakukan pada Yeonjun?"

"Dia sudah mati. Kau tidak perlu memikirkannya lagi."

Mendengar hal itu membuat tubuh Kai gemetaran, kedua matanya terasa panas dengan air mata yang membendung.

"Kau bohong!"

"Untuk apa aku berbohong?Bukankah Kau melihatnya sendiri saat tubuh Yeonjun jatuh ke tanah setelah aku menembaknya?"

"No." Kai menatap tangannya yang gemetaran, Ia teringat akan darah Yeonjun yang mengalir keluar dari tubuhnya itu mengenai tangannya saat Ia mendekap Yeonjun.

Yeonjun tidak mungkin mati.

Kai mengepalkan kedua tangannya erat hingga kuku - kuku jemari tangannya menancap pada telapak tangannya.

Dengan segenap kekuatan yang Ia miliki, Kai bangkit berdiri dari tempat tidur dan berjalan cepat ke arah alpha itu, Ia menerjang tubuh alpha yang sedang berdiri di tengah ruangan kamar hingga tubuh kedua nya terjatuh dengan Kai yang berada di atas. Ia menduduki perut alpha itu, tangannya yang terkepal meninju alpha itu.

"Kau membunuhnya!" Sembari melayangkan sebuah pukulan ke wajah alpha itu.

"Mengapa Kau melakukannya?!" Ucap Kai, Ia terus menghujani wajah alpha itu dengan pukulan dengan kedua pipinya yang telah basah oleh air mata yang mengalir.

Hingga pukulan - pukulan Kai pun terhenti, tubuhnya gemetaran, bulir - bulir air mata yang berjatuhan itu tidak berhenti mengaliri kedua pipinya. Ia dapat merasakan seolah kehidupan meninggalkan dirinya.

Kai berteriak menangis.

"Aku akan membunuhmu." Ucap Kai pelan. Jari jemarinya bergerak melingkari leher alpha itu. Ia mencekik leher alpha itu dengan sekuat tenaga.

"Lakukanlah, Kai. Aku tidak keberatan jika Kau yang melakukannya." Ucap Alpha itu dengan suara tertahan karena kesulitan bernafas.

"Kau memang harus membunuhku jika Kau ingin lepas dariku. Karena aku akan terus mengejarmu kemanapun aku pergi."Ucap alpha itu lagi, dadanya sudah terasa sesak.

"Kau gila, Jay! Mengapa Kau melakukan ini padaku?" Ucap Kai terisak, cekikannya pada leher Jay melonggar.

"Karena aku membutuhkanmu disisiku."

"Kau tidak membutuhkanku."

"Ya, aku membutuhkanmu. I love you Kai."

"Kau tidak mencintaiku, Jay! Kau hanya terobsesi." Ucap Kai.

"Bukankah Yeonjun sudah menangkapmu?! Bagaimana caranya Kau bisa kabur?!"

"Aku memiliki caraku sendiri."

"Siapa yang membantumu melarikan diri?"

"Seseorang." Ucapnya, Kai melepaskan cengkraman tangannya pada leher Jay.

"Katakan padaku siapa?!" Ucap Kai berteriak dengan frustasi.

"Aku tidak bisa mengatakannya."

"Persetan denganmu, Jay!" Ucap Kai, Ia meninju wajah Jay membuat alpha itu mengerang.

Kai ingin mengetahui siapa pelaku yang membantu Jay melarikan diri. Ia ingin membunuh keduanya.

"Agh." Kai meringis perutnya terasa sakit. Ia memegangi perutnya.

"Tidak, Aku tidak bisa kehilangan "Dia" juga." Ucap Kai pelan.

Kai tidak tau pasti dengan apa yang terjadi pada Yeonjun, apakah benar yang diucapkan oleh Jay bahwa alphanya itu sudah mati?

Kai tidak ingin mempercayai hal itu.

Janin yang ada di dalam perutnya adalah satu - satunya harapan yang Ia miliki saat ini untuk tetap hidup. Ia tidak sanggup jika harus kehilangan keduanya.

Kai mengatur nafasnya, Ia menenangkan emosinya. Kesedihan dan keputusasaan yang Ia alami pasti telah mempengaruhi kesehatan janinnya.

Dan perasaan bersalah itu menghujam batinnya layaknya bongkahan batu besar menghantam tubuhnya.

Jika hari itu Kai tidak mengatakan bahwa Ia bosan dan hampir gila karena terus berada di dalam apartment Yeonjun maka Yeonjun tidak akan mengajaknya berjalan - jalan di taman itu. Dan mungkin saat ini Kai tengah berada di dalam dekapan hangat alphanya itu. Kai memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya, Kai merasa tidak sanggup mejalani kehidupannya tanpa alphanya. Yeonjun adalah satu - satunya tempat bagi dirinya untuk pulang. Yeonjun adalah rumah untuk pulang. Dan jika rumah itu sudah tidak ada lagi maka Kai tidak tau harus kemana kakinya melangkah. Ia dapat merasakan jika kewarasannya perlahan menghilang.

"Kau akan terus mengejarku kemana pun aku pergi selama aku masih hidup. Lalu bagaimana jika Aku mati? Kau tidak akan bisa mengejarku lagi bukan?" Ucap Kai pada Jay setelah beberapa hari Ia berada di kamar itu.

Kai ingin bertahan demi janin yang ada di dalam kandungannya, namun pada kenyataannya bahwa Ia tidak sanggup untuk melanjutkan hidupnya dengan pemikiran bahwa Yeonjun sudah tidak ada lagi di dunia ini. Yeonjun tidak akan menemani dirinya membesarkan anak yang ada dalam kandungannya, Kai tidak akan bisa merasakan kehangatan tubuh Yeonjun yang memeluknya, kelembutan suara Yeonjun yang memanggilnya tidak akan Kai dengar lagi.

Kai memecahkan sebuah botol minuman hingga botol itu terbelah dua. Ia memegangi ujung botol itu dengan bagian yang tajam berada di depan.

"Kai, apa yang Kau lakukan?!" Teriak Jay.

Kai ingin mengakhiri hidupnya.

Ia berharap bahwa semua yang terjadi hanyalah mimpi buruknya.

Ia berharap bahwa Yeonjun masih berada di sisinya saat Ia terbangun dari tidurnya. Namun rasa sakit yang Ia rasakan ketika kaca tajam itu menusuknya, menyadarkan Kai bahwa hal yang terjadi bukanlah mimpi.

"Silahkan memeluk tubuhku yang sudah mati sepuasnya, Jay." Ucap Kai tertawa kecil dengan pecahan kaca berada di dadanya.

Di chapter sebelumnya ada bagian yang aku tambahin. Yang belum baca ulang silahkan dibaca terlebih dahulu

His Omega ~Yeonkai~ 🔞Where stories live. Discover now