CHAPTER 6

416K 30.5K 2.9K
                                    

"BERHENTI!!" Erick meninggikan nadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BERHENTI!!" Erick meninggikan nadanya.

"Papah mau ngomong sama kamu!"

Lelaki itu langsung menghentikan langkahnya. menatap ayahnya. "Ngomong aja pah."


"Papah akan jodohkan kamu sama Anak nya teman papah." kata Erick.

Arlan mengerutkan keningnya, menatap ayahnya tak percaya. "Maksud papah?!"

"Papah jodohin aku?"

Erick mengangguk santai.

"Papah bercanda? Aku masih sekolah loh pah?"

"Iya, papah tau, dan kamu harus tau, Almarhum teman papah itu punya anak perempuan yang cantik sekali, gimana lagi ya papah mulai cerita dari awal, kalau papah ceritain sekarang, pasti bakal panjang banget, Intinya, dia orang baik kok sayang."

"Gak, aku gak mau!" tolak Arlan dengan cepat, "Arlan!" tegur Erick.

"Aku gak tau apa-apa pah, papah main jodoh-jodohin aku aja! Aku masih sekolah!!"

"Arlan, papah udah rencanain semuanya, besok, makan malam di restoran, kita ketemuan sama keluarga itu, kalo kamu mau, kamu bisa mulai pendekatan dulu sama gadis itu."

"Pah....."

"Arlan gak ada penolakan!"

"Ck," Arlan pergi dari tempat itu, dengan kesal.

Erick yang melihat itu, hendak menghampiri putranya, namun istrinya, Alisa, menghalanginya.

"Biar aku aja mas, biar aku jelasin sedikit demi sedikit sama Arlan, mungkin dia akan ngerti." ujar Alisa pada Erick.


***


"Bunda, Arlan gak mau!"

"Nda, Arlan kan masih sekolah." Arlan terus menolak.

"Sayang, seperti kata ayah, kalian bisa mulai pendekatan dulu."

"Bunda!"

"Arlan, kamu dengerin bunda ya, kamu ingat gak? Anak perempuan yang sering kemari bersama ayah nya itu, itu dia."

"Ayahnya, meninggal kecelakaan, sewaktu dia kecil, Bahkan papah kamu gak bisa ke Bandung, melihat sahabatnya itu untuk terakhir kali."

"Dulu, almarhum punya keinginan, untuk bisa melihat putrinya menikah, namun terlambat, karena beliau sudah meninggal sejak putrinya masih kecil, kasian sekali gadis itu,"

"Bunda....."

Alisa menatap putranya dalam-dalam. "Sayang, kamu mau ya nerima Perjodohan ini? Demi bunda, kamu sayang kan sama bunda?"

ARLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang