45. Down to Earth

3.4K 452 104
                                    

Please vote before you enjoy this chapter.
.
.

Please vote before you enjoy this chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gusar. Tekanan yang dideritanya membuat segala rangkaian saraf menegang dalam kepalanya yang pening.

Kapasitas kewarasan ini rasanya sedang mengalami kerusakan sehingga membuatnya sedikit gusar dalam segala ide dan juga pergerakannya.

Aliran-aliran menyengat datang begitu saja dalam satu tekanan dan membuat otak cerdasnya itu tercampur dengan benih kekejaman yang selama ini terkurung dalam tubuhnya.

Kelemahan yang sempat menguasai dirinya yang rapuh kini sudah hilang, tergantikan oleh darah kental yang membuatnya menantang.

Dan tak lupa, kini dalam tubuhnya telah hadir sosok lain yang terkurung dengan sisa segala kekejaman, kewarasan, dan jiwa gelap yang akan menggila tanpa peringatan.

21.21 KST.

Malam hari tidak ada bedanya untuk ruangan redup yang sepenuhnya dikelilingi oleh akses canggih dan beton-beton yang tebal itu.

Markas yang tidak pernah sepi disana terlihat sedang bertambah anggota, didalam ruang rapat itu terlihat ada beberapa orang yang sedang melakukan pertemuan.

Suara peringatan, suara ketukan, suara orang-orang yang sibuk dengan tugasnya pun bahkan terdengar begitu bising dalam ruangan yang tak pernah tidur itu.

Disamping tersebut, para tim bekerja dengan ketekadan yang penuh untuk mengabdi pada timnya.

Seseorang berjalan dibawah ruang redup itu sembari membawa sebuah dokumen, ia melangkah meninggalkan hembusan merinding dalam ketukan sepatunya untuk mendekat menuju ruang rapat yang berisi empat orang yang tengah berkutat dengan kesibukannya.

Wajah-wajah tajam dan sibuk pada dunianya terlihat saling berhadapan serta berdampingan, mereka sepertinya tengah membicarakan hal serius.

Tok. Tok.

Satu gerakan kepala menoleh ke sumber suara, dimana terdapat seseorang yang mengantar dokumen masuk dan memberinya pada penguasa markas.

Diruang rapat kelabu tersebut, terdapat beberapa anggota tim beserta pengendalinya yang sedang berunding disebuah meja dengan cahaya redup seadanya.

Samuel Keith Westenberg.

Walaupun Sam bukan pemilik resmi dari markas ini, ia tetap menjadi penguasa didalamnya karena dirinya adalah bagian dari Westenberg sekaligus adik dari pemiliknya, yaitu Christian Keith Westenberg.

Selagi menunggu rumahnya selesai dibangun, Sam akan selalu menggunakan markas ini. Lalu setelahnya, ia bisa menggunakan markas dirinya sendiri bersama tim miliknya dirumah baru nanti.

Malam ini, bukannya memilih untuk pulang dan bertemu istrinya di penthouse, Samuel lebih memilih untuk melanjutkan aksinya agar cepat tersusun dan tak menumpuk.

Into Your Heart [Hunlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang