- • The Luminosity • -

163 35 40
                                    

Malam itu, sebelum perayaan tahun baru Dunia Atas dimulai, pintu tinggi dengan lambang kelinci kecil yang digurat di permukaannya diketuk tiga kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam itu, sebelum perayaan tahun baru Dunia Atas dimulai, pintu tinggi dengan lambang kelinci kecil yang digurat di permukaannya diketuk tiga kali. Pelakunya adalah seorang pria berpostur tinggi tegap yang mengenakan kemeja putih sambil menyampirkan jas hitamnya pada bahu kiri. Ujung sepatunya yang mengilap tak henti-henti menciptakan ketukan kecil di atas lantai. Agak gusar dia melakukan gerakan mengusap pada rambut putihnya yang panjang dan berikatkan pita hitam.

Orang-orang yang berlalu lalang bisa salah mengiranya sedang gugup mengetuk pintu kekasih. Padahal yang dia datangi sekarang adalah ruang kerja rekannya yang meninggalkan agenda makan malam untuk yang ketiga kalinya dalam sepekan.

Ada sekotak kue di tangan kanannya. Dia dapatkan kue itu dari para dayang kurcaci di dapur. Katanya untuk mengganti makan malam si rekan.


Tepat setelah menghela napas, gagang pintu mulai berderak. Akhirnya pintu itu dibuka dan muncullah pemandangan agung berupa sesosok wanita anggun berpakaian serba hijau di ambang pintu.

Melihat ada tamu tak terduga di jam malam, kelopak mata wanita itu melebar cepat.

"Tuan Caleb?"

"Malam, Isabel." Pria itu, Caleb, menganggukkan kepalanya sedikit sebagai gestur sopan santun selama tangannya penuh. "Maaf mengganggu waktumu malam-malam, tapi aku harus bertemu dengannya."

"Itu ...," Isabel menoleh ke belakang sejenak, lalu kembali menghadap ke depan sampai sedikit membungkuk guna merendahkan suara, "bukannya saya melarang, tapi saya sendiri tidak tahu bagaimana cara membawa beliau masuk."

"Dia di luar?"

"Tidak jauh dari jendela, saya jamin."

Caleb mengangkat alis, menurunkan kotak kue. "Ada sesuatu yang terjadi?"

"Ini tidak seburuk yang Tuan bayangkan. Maksud saya, surat dari Mad Hatter," jawab Isabel. "Saya menemukannya terbuka di atas meja. Tidak terbuka sepenuhnya, tapi saya yakin beliau keluar setelah membaca sedikit suratnya."

Caleb mengerutkan keningnya. Surat lagi?

"Omong-omong, silakan masuk, Tuan. Akan saya pikirkan bagaimana caranya memanggil Tuan Ruviane. Mari, saya bawakan kotak itu ke mejanya."

Caleb menyerahkan kotak kue itu pada Isabel. Senyumnya terbit dan dia melangkah masuk seraya mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan.

Benar apa yang dikatakan Isabel, anak itu tidak ada di sudut mana pun. Ini tidak jauh berbeda dari biasanya karena sejak dulu pun sama-anak itu selalu menghindari orang-orang begitu mendapatkan sepucuk surat penugasan dari Mad Hatter. Caleb menyebut kebiasaannya itu sebagai Proses Pendinginan Kepala Ala Warden Terbungsu.

ALICE: A Tale From Another WonderlandWhere stories live. Discover now