01. Nikah yuk

881 126 50
                                    

Note:
Disini heeseung sama jasuke seumuran guys, kalo sujuki dua tahun lebih muda dari mereka berempat. Di book ini juga nggak akan ada masalah yg berat, cuma ringan-ringan aja deh. Biar nggak terlalu sambat, Oke thanks udah mampir. Jangan lupa buat masukin ke read list kalian ya guyss!

◇◆ Happy Reading ◆◇


Suasana dikantin kampus terasa sangat sepi, hanya ada dua onggok manusia berbeda gender yg tengah menyantap makanannya masing-masing. Dengan mata yg tertuju pada ponsel digenggamannya, mereka duduk di satu meja.

"Seung." panggil salah satunya setelah sekian lama mereka hanya diam-diaman, yg dipanggil hanya mendehem pelan tanpa mengalihkan atensinya dari layar ponsel, sibuk membaca beberapa artikel di situs pencarian.

"Seung."

"Hmm?" heeseung tetap menjawabnya dengan deheman, namun kali ini terdengar terpaksa.

"Seung."

"Apa sih babi? Nggak jelas lo!" kesal heeseung, meletakkan ponselnya dan beralih menoyor kepala gadis disebelahnya agak kasar. Terlalu kesal karena sahabatnya itu tak kunjung memberi alasan kenapa dia memanggilnya, walaupun sudah biasa terjadi. Tetap saja heeseung merasa kesal

"Anjeng! Sakit tolol, Selow bisa nggak sih?" si gadis malah ikut menggerutu karena mendapatkan toyoran dikepalanya, tangan lentiknya mengusap pelan kepalanya yg habis ditoyor heeseung.

"Ya itu salah lo! Kenapa juga lo manggil-manggil gue tapi nggak ngomong mau apa." balas heeseung

Lalu keheningan kembali melanda kedua sahabat itu, mereka berdua memang seperti itu. Selalu bertengkar dengan hal-hal kecil, namun diakhiri keheningan yg pada akhirnya akan bergurau lagi. Aneh memang, tapi itulah yg menjadi alasan kenapa mereka bersahabat hingga bertahun-tahun lamanya, mereka satu frekuensi. Sama-sama aneh!

Bruk

Heeseung meletakkan handphonenya lumayan kencang ke meja kantin, hal itu membuat sahabatnya terkejut dan refleks menatapnya kesal.

"Lo kenapa sih njir?"

"Yum, lo baca artikel terbaru hari ini nggak?" tak peduli dengan tatapan kesal sang sahabat, heeseung malah bertanya seperti itu.

Kim yumna, sahabat heeseung. Menggelengkan kepalanya tanda bahwa dia tidak membaca artikel yg dimaksudkan heeseung, yumna ikut meletakkan ponselnya di meja. Beralih menatap heeseung sembari menyeruput es kopi yg dibelinya tadi.

"Kenapa emngnya?"

"Ya gapapa sih, nanya doang." jawab heeseung acuh, menggidikkan bahunya acuh. Namun beberapa detik kemudian dia menatap yumna dengan mata yg berbinar, entah kenapa. "Yum, nikah yok." ajaknya tiba-tiba

Sontak yumna yg tengah menyeruput es kopi langsung tersedak dan menatap sang pelaku dengan terkejut.

"Uhuk-uhuk, Seung?" yumna menyeritkan kedua alisnya bingung, sembari menahan batuk. "lo kesambet apaan anjir? Tiba-tiba ngajak nikah." sambunya

Heeseung tak menjawab pertanyaan yumna, dia sibuk memperhatikan perawakan yumna dari ujung rambut hingga ujung kaki. Seperti sedang menilai sang sahabat, bahkan ibu jari dan telunjuknya dia taruh di dagu.

"Lo kenapa sih? Jangan bikin gue takut ya, lo nggak akan macem-macem sama gue kan seung?"

Yumna menyilangkan kedua tangannya di dada, ditatap seperti itu oleh heeseung membuatnya merasa terintimidasi. Takut heeseung nekat dan berbuat yg tidak-tidak padanya, apa salahnya jika yumna berjaga-jaga.

"Kalo diliat dari perawakan lo, kayaknya lo masuk kriteria cewek idaman gue sih. Kulit putih, nggak tinggi tapi nggak pendek juga. 162 cm oke lah ya? Langsing tapi nggak kerempeng, fix cocok." kata heeseung yg hanya dianggap angin lalu oleh yumna, gadis itu menggelengkan kepala tak lagi mau mendengarkan ocehan heeseung. "Apalagi dada sama pantat lo berisi." sambungnya

𝐌𝐲𝐅 𝐢𝐬 𝐌𝐲𝐇Where stories live. Discover now