06. perasaan yang lama

299 61 10
                                    

"yum, disini!"

Suara Jay mengintruksi Yumna saat gadis itu celingak-celinguk mencari keberadaannya, suasana cafe pagi ini masih sangat sepi. Hanya satu atau dua pengunjung yg datang, lagipula masih terlalu pagi untuk sekedar duduk disebuah cafe.

Yumna menyunggingkan senyum tipis, kemudian berlari kecil menghampiri Jay yg juga tengah tersenyum padanya.

"Udah lama Jay?" Tanya Yumna setelah berhasil mendudukan bokongnya dikursi

"Enggak kok, santai aja." Balas laki-laki itu dengan senyuman yg masih terukir indah di bibirnya. "Nih tadi gue udah persen minuman buat lo, Lo masih suka smoothies strawberry kan?" Sambung Jay

Lagi-lagi yumna tersenyum, dia menganggukam kepalanya pelan. Sedikit tidak menyangka ternyata Jay masih ingat apa minuman kesukaannya, padahal duluereka tidak sedekat itu.

"Thanks ya jay."

"Urwel, oh iya yum. Lo udah punya pawang belum nih, ntar gue digebukin cowok Lo lagi kalo ketahuan ngajakin Lo ketemuan disini." Pertanyaan Jay kali ini membuat Yumna tertawa, tangan kanan yumna refleks menepuk lengan kekar Jay.

"Pawang apaan, emngnya gue ular apa perlu pawang." Jawab yumna setelah tawanya mereda, gadis cantik itu kemudian menyedot smoothies strawberry miliknya karena tenggorokannya terasa kering akibat terlalu banyak tertawa.

"Lo masih singel?" Tanya Jay lagi dan yumna menganggukinya. Sudut bibir Jay sedikit terangkat, menampilkan senyum tipisnya. "Kalo gue bilang, gue suka sama lo menurut lo gimana? Lo nggak keberatan kan yum?" Lanjutnya dengan hati-hati

Yumna terdiam mendengar penuturan Jay, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Bagaimana dia harus merespon, sedangkan ada heeseung yg akan melamarnya waktu dekat ini.

"Hei, lo kaget ya gue bilang begini?" Kata Jay membuyarkan lamunan Yumna, laki-laki itu menggaruk tengkuknya yg tidak gatal guna mengurangi kecanggungannya. "Sebenernya gue tau kalo dulu lo suka sama gue, sorry ya nggak bisa ngebales perasaan lo. Gue cuma takut lo nggak bisa terima karena waktu itu gue mau pindah, sebenernya gue juga denger waktu lo bilang suka sama gue." Sesalnya

"Hah?"

Flashback

Suara rintikan hujan dan gemuruh petir bersautan malam itu, suhu yg menjadi dingin membuat dua insan yg sedang meneduh disebuah halte bus mengeratkan jaketnya masing-masing. Sesekali mengusapkan kedua telapak tangannya agar sedikit merasa hangat

"Hacim!" Si gadis bersin, badannya menggigil karena terlalu kedinginan.

"Dingin banget ya yum? Sorry ya gara-gara gue, kita berdua jadi kehujanan." Jay berkata dengan khawatir, segera mencopot jaketnya dan memakainya pada Yumna.

"Loh Jay, pake lo aja. Nanti kalo Lo sakit gimana? Gue nggak apa-apa kok."

Sebenarnya Yumna tak enak hati untuk menerima jaket dari Jay, dia juga khawatir dengan keadaan laki-laki yg disukainya itu. Tapi disatu sisi, dia juga senang mendapat perhatian dari Jay.

Jay tersenyum manis, kepalanya menggeleng pelan. Dia lalu menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Yumna. "Kesehatan lo lebih penting yum, gue boleh minta peluk aja nggak?"

Tanpa berat hati, Yumna merentangkan kedua tangannya membiarkan Jay memeluknya. Dan benar saja, laki-laki yg biasanya bertingkah menyebalkan itu segera menubrukkan tubuhnya memeluk Yumna dengan erat. Sehingga rasa dingin yg tadi menusuk kedalam tulang-tulangnya sirna, digantikan rasa hangat.

"Gue suka sama lo Jay/yum." Tanpa disangka-sangka, untaian kata itu keluar dari mulut dua insan itu. Tapi sayangnya suara petir lebih kencang, membuat ucapan mereka tersamarkan.

Yumna bahkan tidak mendengar apa yg Jay katakan, tetapi Jay masih bisa mendengar perkataan Yumna karena posisinya yg masih memeluk Yumna. Kepalanya yg menyender dibahu Yumna membuat posisi telinganya lebih dekat dengan mulut Yumna.

"Lo ngomong apa Jay? Nggak kedengaran."

Jay tersenyum tipis, sebelum akhirnya mengeratkan pelukannya pada Yumna. Biarkan saja Yumna bertanya-tanya dengan penuturannya tadi, Jay tidak akan mengulanginya untuk yg kedua kalinya. Mendengar Yumna mengatakan hal yg sama saja sudah membuat Jay mengerti jika perasaan mereka berdua tidak bertepuk sebelah tangan.

Flashback end

"Terus kenapa Lo nggak bilang? Kenapa Lo malah pergi Jay?" Tanya yumna penuh luka, mengenang masa lalu hanya membuatnya membuka kembali luka yg sudah tertutup rapat.

"Maaf, gue nggak bermaksud nyembunyiin ini dari lo. Gue cuma nggak mau lo terluka karena ketidak pastian dari gue yum."

Yumna menutup matanya menahan bulir bening yg siap meluncur kapan saja. Jauh di lubuk hatinya, dia masih sedikit mengharapkan Jay kembali. Namun haruskah Yumna membuka hatinya lagi untuk Jay? Lalu bagaimana dengan heeseung?

"G-gue...

"YUMNA!" teriakan cempreng seseorang membuat Yumna segera mengusap matanya yg berair, menghentikan perkataannya.

Dengan perasaan kesal, heeseung menghampiri Yumna dan duduk disebelahnya. Kesal karena ditinggalkan begitu saja oleh sang sahabat, entah dia mendengar pembicaraan Jay dan yumna atau tidak.

"Heeseung."

"Lo siap— Jay?! Wihh apa kabar bro? Pulang kampung nih ceritanya? Kangen banget gue sama lo." Ekspresi wajah heeseung berubah seketika menjadi sumringah saat mengetahui siapakah laki-laki yg duduk berdua dengan Yumna

"Yaelah, biasa aja kali Seung." Jay terkekeh geli, menatap wajah sahabat dekatnya yg terlampau lebay. Jujur saja, Jay juga rindu dengan heeseung dan teman-temannya yg lain. Jake dan sunghoon

"Main lagi lah bro, nggak kangen lo sama kita-kita?"

"Emm, besok-besok deh Seung. Oh iya, gimana kabar Jake sama sunghoon? Masih hidup kan mereka berdua?" Sepertinya Jay dan heeseung melupakan keberadaan Yumna ditengah-tengah mereka, dua sahabat dekat itu terlalu asik dengan acara reunian mereka.

"Masih, malahan udah berkembang biak mereka berdua. Bininya Jake lagi bunting, kalo sunghoon udah gede anaknya." Jawab heeseung, mengambil smoothies strawberry milik Yumna dan menyeruputnya.

"Yg bener aja lo? Mereka berdua udah nikah?" Jay terlonjak kaget, bahkan untuk menambah kesan keterkejutannya kedua matanya ikut membulat sempurna.

Heeseung mengangguk semangat, mengiyakan pertanyaan Jay. Begitulah jika heeseung, Jay, Jake dan sunghoon jika disatukan. Biasanya jika laki-laki disatukan, yg mereka bahasa adalah game ataupun perihal perempuan. Tapi berbeda dengan empat sekawan itu, mereka suka bergosip seperti ibu-ibu komplek yg sedang membeli sayur.

"Gue pergi duluan, ada kelas." Ujar yumna ketus, bergegas mengambil Tote bag miliknya dan pergi dari cafe. Membiarkan dua manusia bersahabat itu melanjutkan acaranya gosipnya.

"Dia marah ya?" Tanya Jay peka atas kepergian Yumna. Sedangkan heeseung hanya menggidikkan bahunya acuh, merasa tidak perduli.

"Biarin aja, udah biasa."














Thanks for Reading

Thanks for Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai guyss..
Kalian nungguin book ini update nggak?saya lama banget ya, wkwk.

Maaf ya, saya tuh lagi sedih banget.
Lagi mikirin peringkat saya yg turun drastis, hikd. Untungnya mama saya nggak marah,.

Good night all
Bye—

𝐌𝐲𝐅 𝐢𝐬 𝐌𝐲𝐇Where stories live. Discover now