Jiminjin

1.3K 90 5
                                    

Seokjin berdiri bersandar di tembok sambil melipat tangannya di depan dada, melihat Jimin berdiri di tepian pagar pembatas tepatnya di atap gedung sekolah bertingkat 4

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seokjin berdiri bersandar di tembok sambil melipat tangannya di depan dada, melihat Jimin berdiri di tepian pagar pembatas tepatnya di atap gedung sekolah bertingkat 4. Keadaan Jimin terlihat kacau, rambutnya berantakan, dan ada beberapa luka memar di bagian wajahnya, bajunya kusut dengan beberapa noda darah dan tanah, serta sobekan di bagian  celananya.

"Apa yang kau tunggu park jimin, lompat saja ". Kata seokjin dengan nada mengejek.

Jimin mendengar suara seokjin, ia membalikan pandangannya yang sedari tadi menatap lurus dengan pandangan kosong yang sulit diartikan, Jimin melihat Seokjin yang menatap nya dengan pongah menyunggingkan senyum licik.

"Ayo lompat lah"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayo lompat lah". Ujar seokjin bermaksud memprovokasi Jimin

Jimin menampilkan segaris senyum pada seokjin dan kembali menatap lurus ke depan dan menutup matanya, menghirup udara dengan bernafas panjang dan menghembuskan nya melalui cela bibir nya.

"Kim seokjin aku tak perna menyesal mencintai mu, kau tau". Ujar Jimin meneteskan air matanya

"Sialan, berhenti lah bicara omong kosong park Jimin. Mendengar pengakuanmu membuat ku jijik.. dasar homo sialan". Umpat seokjin

"Aku mencintaimu..aku mencintaimu hiks.." ucap jimin dengan suara lirih yang hampir tak terdengar.

"kau tidak merasa cukup di pukuli orang suruhanku?. Sadarlah bedebah sialan, mati saja kau". Ujar seokjin dengan menaikkan intonasi suara nya.

"Aku tetap akan mengatakan mencintai mu Kim seokjin,aku mencintaimu...aku mencintaimu..sampai kapanpun itu". ujar Jimin merentangkan kedua tangannya

"Shit, aku hanya membuang waktuku disini".

Seokjin pun berbalik untuk melenggang pergi meninggalkan Jimin yang masih berdiri di tepian pagar pembatas. Namun baru beberapa langkah, langkah seokjin berhenti, tiba-tiba suara benda jatuh terdengar ditelinga seokjin.

Bugh....

Seokjin pun menoleh tak mendapati Jimin diposisi nya tadi.

Seokjin pun berlari mengintip untuk mengecek dan ia benar menjumpai badan Jimin terkapar berada di tanah, dan sudah banyak orang mengerumuni Jimin.

Jantung seokjin berdetak kencang, seakan dia sedang melakukan maraton.

"Yak...park Jimin". Suara seokjin tersendat karena ia tak menyangka Jimin benar-benar melompat dari gedung.
.
.
.
.
.
.
.
Ada saksi yang melihat bahwa seokjin dengan raut wajah ketakutan sedang turun terburu-buru dari atap sekolah, dan saat itu bertepatan dengan ditemukannya Jimin yang lompat dari atap gedung kampus.

Hingga orang mengira seokjin dalang dari kejadian ini, mengingat beberapa kali seokjin melakukan perundungan pada Jimin.

Ia dilaporkan kepada pihak berwajib atas tuduhan pembunuhan. Namun karena kuasa dari appa seokjin sebagai walikota sekaligus pemilik kampus, seokjin dinyatakan tidak bersalah. Sebenarnya lebih tepatnya appa seokjin membayar mahal agar seokjin terlepas dari tuduhan.

Mengenai kondisi Jimin, pihak keluarga Jimin menutupi keberadaan dan kondisinya. Tidak ada yang tau kepastiannya, yang seokjin tau Jimin masih bernyawa dalam insiden bunuh diri.
.
.
.
.

Di kediaman seokjin ia berdiri dengan menundukkan kepalanya, matanya fokus melihat lantai marmer mahal.

Plakkk

Suara tamparan memenuhi ruangan, yah seokjin menerima tamparan di pipinya. Appa menatap seokjin dengan raut wajah merah padam karena murkah. Perlakuan seperti ini seokjin baru pertama kali mendapat kan nya seumur hidupnya.

"Appa..." seokjin memegang bagian pipi nya yang ditampar, matanya berkaca-kaca dan bergetar tak percaya.

Appa seokjin sadar atas perlakuan nya mendekat kan diri untuk menggapai anaknya. Namun seokjin mundur tak ingin appanya menyentuh nya

"Maafkan appa nak, sungguh appa menyesal..ujar appa seokjin dengan penuh penyesalan, matanya sendu terlihat memohon.

" Appa jangan mendekat, hiks..hiks..appa sekarang memukul seokjin". Ucap seokjin dengan sendu dengan nada bergetar
"Aku ingin appa ku yang dulu, dulu yang selalu ada untuk seokjin. Tapi appa selalu sibuk dengan urusan sialan itu, bahkan di hari kematian omma, appa masih sibuk bekerja".

"Seokjin, maafkan appa". Appa seokjin pun merengkuh seokjin dengan pelukan nya. Keduanya pun larut dalam tangisan
.
.
.
.

Semenjak kejadian Jimin melompat dari atap kampus, orang terang-terangan menyatakan Protes karena seokjin tidak mendapatkan hukuman apapun. Mereka memberikan tatapan sinis tiap seokjin berpapasan dengan mereka.

Seokjin tak tahan dengan perlakuan tersebut, tak segan-segan mengucapkan umpatan bahkan pukulan, baik itu lelaki atau perempuan yang membuat seokjin kesal.
Hingga akhirnya seokjin terbiasa melakukan tindakan perundungan pada orang. Dia mendapat kesenangan baru dengan menganggu orang lain. Bersama geng nya yaitu Ken, Sandeul, dan jeon Jungkook mereka terkenal pembuat onar. Bahkan pihak kampus hanya melakukan pembiaran atas tindakan geng seokjin tersebut.

Kejadian bunuh diri yang dilakukan Jimin tak memberikan nya efek jerah pada seokjin.



#gw dedikasi kan cerita ini untuk kepuasan gw sendiri. Bagus atau tidaknya, yang penting gw udah berani memulai 🙏.

#jikapun ada yang mampir baca. Sorry cerita yang gw buat, nggak sehebat dengan author lainnya.







The Law Of Life(BTSXKSJ)/EndWhere stories live. Discover now