jiminjin part 2

884 60 5
                                    

Appa seokjin datang di jam 2 malam setelah 2 Minggu lamanya berada di luar kota. Wajahnya kusut, lingkar mata nya menghitam karena kelelahan. Saking kelelahan nya appa seokjin, ia tak menyadari Seokjin sedang berbaring miring dengan santai nya di ruang tengah, sambil menonton Tv.

Saat appa seokjin berjalan hendak menuju arah kamarnya, seokjin menyadari atensi kedatangan appanya,ia meliriknya sekilas.

"appa, aku ingin tinggal di apartemen terdekat dari kampus". Ujar seokjin pada ayahnya.

Appa seokjin menghentikan langkahnya setelah mendengar perkataan yang dilontarkan oleh seokjin.

"Kau ingin apa tadi?". Tanya appa seokjin sekedar ingin memastikan perkataan seokjin.

"Aku bilang ingin pindah ke apartemen dekat dari kampus". Sahut seokjin masih di posisi sama tanpa melihat arah appanya.

Appa seokjin tau maksud kenapa anaknya ingin pindah dari mansion mewahnya, tepatnya seokjin sedang melakukan pembrontakan agar appa seokjin mengundurkan diri untuk menjadi walikota dan lebih memilih untuk meluangkan waktu bersama nya saja. Appa seokjin sangat paham betul perangai kekanak-kanakan dari seokjin.

"Seokjin-ah tolong mengerti appa". Ucap lirih appa seokjin

"Besok aku akan berkemas". Ucap final seokjin.

Seketika hening karena appa seokjin tak tau harus merespon anaknya. Ia sedang tak ingin berdebat panjang dengan seokjin yang berakhir seokjin melontarkan pilihan antara memilih karir atau memilih seokjin. Tiba-tiba dari arah belakang, Asisten pribadi appa seokjin yaitu Kim Namjoon membawah sebuah koper besar, yang memecahkan keheningan antar appa dan anaknya.

"Maaf, tuan koper Anda ingin diletakkan dimana?". Tanya namjoon

Helaan nafas panjang appa seokjin terdengar seperti orang yang amat frustasi.

"Seokjin-ah appa sangat lelah, jika itu mau mu terserah". Setelah menjawab Appa seokjinpun menoleh pada Namjoon dengan memaksakan memberi senyuman tipis "tolong bawakan ke kamarku". Appa seokjin memegang bahu kiri Namjoon, dan melenggang pergi ke kamarnya.

Seokjin melihat appanya pergi dari sudut mata nya.
"Cih dia bahkan tak menahan ku untuk tetap tinggal disini. Dan lihatlah appa melupakan kalau aku ulang tahun hari ini, aku bahkan rela menunggu nya, setidaknya ia memberiku ucapan selamat". Ucap seokjin dengan nada mengejek namun dilubuk hatinya ia sangat kecewa dengan appanya.

Namjoon mendengar Omelan lirih dari seokjin, menyunggingkan senyum miring dan ikut mengekori langkah appa seokjin.

'selamat ulang tahun prince, kau sudah tumbuh dewasa namun sifatmu masih kekanak-kanakan. Aku tak yakin kau akan hidup nyaman setelah pindah dari sini'. batin Namjoon
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seokjin sekarang berada di sebuah apartemen yang tak terlalu mewah untuk ukuran appanya yang memiliki uang yang banyak karena Seokjin meminta sendiri pada appanya untuk dicarikan yang sederhana saja yang penting nyaman.

Seokjin duduk di sofa dengan menekuk lututnya dan memeluk nya.
Setetes air mata jatuh dari mata bening seorang Kim seokjin, ia terlihat rapuh saat sendiri. Pikiran nya melayang mengingat sahabat sejak kecilnya yaitu park Jimin. Iya dia park jimin yang seokjin rundung hingga berakhir lompat dari atap sekolah, dan entah bagaimana kabarnya sekarang, seokjin merasa bersalah namun disisi lain dia sangat membenci sosok Jimin karena suatu insiden.

#flasback

Seorang anak laki-laki berteduh dibawah pohon lantaran tetesan air hujan kian lebat, namun kondisi pakainya tetap basah karena masih ada setetes air yang mengenainya.

The Law Of Life(BTSXKSJ)/EndWhere stories live. Discover now