Hukum Kehidupan

968 65 64
                                    

Pria manis duduk dengan gelisah di ruang interogasi untuk ketiga kalinya, dia sesekali merapalkan kalimat bahwa keputusan nya sudah benar untuk mengakui semuanya. Di mulai dari pemerkosaan, penculikan yang dialami nya, dan pembunuhan yang dilakukan Taehyung terhadap yonggi, Jung hoseok, jungkook dan Namjoon. Vidio asusila antara dirinya dengan Taehyung, bahkan seokjin akan mengakui ia membunuh Taehyung. Semua akan di ungkapkan seokjin sampai ke akar-akarnya, karena masalah ini di mulai dari appanya yang tak bertanggung jawab.Pikiran seokjin walaupun harga diri taruhannya, taruhlah ia akan menanggung rasa malu, karena sungguh rasa bersalah tengah menghantui pikiran nya.

Dan yang mempengaruhi keputusan seokjin bukan lain adalah adik sahabat masa kecilnya yaitu park jihyo.

Flashback....

Mobil Mewah berhenti di depan mansion mewah seokjin, namun seokjin enggan untuk keluar dari mobil mewah yang di kemudikan adik park Jimin yaitu jihyo. Selama berkendara mereka hanya duduk terdiam dan sesekali hanya melemparkan kalimat basa-basi tentang kehidupan sehari-hari mereka. Keduanya bahkan tak menyinggung tentang keadaan park Jimin. Hal itu membuat seokjin amat penasaran, namun ia urung untuk memulai pembicaraan mengenai Jimin pada jihyo karena seokjin lah yang membuat kekacauan pada kehidupan sahabat kecilnya itu.

"Oppa?".

Jihyo mengarahkan wajah nya melihat seokjin duduk gelisah, menundukkan kepalanya sambil memilin kaos putih yang ia kenakan.

"Emm?". Respon seokjin dengan ragu menatap wajah adik park Jimin.

"Kita sudah sampai di mansion mu seokjin oppa". Kata jihyo meleparkan senyum manis pada seokjin yang terlihat kikuk.

Dalam pikiran seokjin sejak tadi, adik park jimin tengah membantu nya tapi kenapa?,bukan ka dia tau kalau ia yang menyakiti saudara laki-laki nya berakhir melompat dari atap gedung kampus. Tapi apa yang dilihatnya, adik park Jimin bersikap seakan tidak terjadi apa-apa, lalu bagaimana keadaan park Jimin sekarang dan kenapa mereka tiba-tiba pindah dari rumah lama mereka.

"aku...emmm". Seokjin enggan untuk keluar dari mobil jihyo, sebenarnya ia ingin menanyakan keberadaan Jimin tapi tak tau harus memulai dari mana.

"Aku tau ada yang ingin oppa tanyakan bukan?. Apakah itu tentang Jimin oppa?". Tebak jihyo Meneliti raut wajah seokjin

Hawa dingin menjalar seluruh tubuhnya, entah lah kenapa tiba-tiba seokjin merasakan nya saat jihyo menyebutkan nama Jimin.

"ah, iya emmm bagaimana kabarnya?". Tanya seokjin dengan kikuk menundukkan kepalanya dan karena tak ingin beradu pandang dengan adik park jimin

"huuu...." jihyo membuang nafas panjang menatap arah depan, raut wajahnya tiba-tiba sendu.

" Jimin oppa hiks". Isak tangis kecil jihyo lalu menjatuhkan kepalanya pada strir mobil.

Seokjin mendapatkan respon itu, merasakan ketegangan. Iya menangkap ada sesuatu yang tak baik tentang keadaan Jimin hal ini membuat seokjin semakin dirundung rasa bersalah.

"oppaku sudah tiada beberapa Minggu yang lalu".

Mendengar itu seokjin seakan jantungnya ingin berhenti berdetak, ia membolakan mata melihat jihyo masih dalam posisi yang sama.

"Jangan bohong". Ucap seokjin karena tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh adik perempuan park Jimin.

Jihyo menegakkan posisi duduk nya dan bersandar pada kursi mobil lalu mengusap lelehan air mata di pipinya.

"oppa aku tak bohong hiks". Jihyo menatap seokjin dengan wajah amat piluh, mencoba menyampaikan kejujurannya.

Bak benda berat menghantam dadanya seokjin merasakan amat sakit... Secara tak langsung seokjin dalang kematian sahabat kecilnya.

The Law Of Life(BTSXKSJ)/EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang