Part : DUA PULUH DUA.

95 32 52
                                    

Hay, aku kembali lagi dengan cerita di haluan ku semoga kalian suka ya terima kasih.....

Jangan lupa vote dan spam komentar ya happy reading 🤍

Ria berlari yang ia tidak tau entah kemana, berjalan tidak tau arah rasanya gadis itu ingin pulang saja kerumah sederhananya tetapi hal itu tidak mungkin karena Alfian sudah berbaik hati padanya. Ada waktunya dia akan kembali kumpul dengan keluarga mungkin.

Ria umur tujuh belas tahun yang di usir dari rumah karena hal sepele, terpaksa membebani orang yang dia cintai dalam diam selama ini. Semua ini tidak ada dalam ekpektasi Ria ia pikir dia akan selalu bahagia mendapat keluarga harmonis pacar yang setia dan mertua yang baik hatinya tapi, ternyata tidak semua hanya terjadi di dunia Wattpad saja.

"Gue mau pulang." Lirih Ria. Pulang yang di anggap orang itu hal biasa namun lain artinya untuk orang yang selalu di penuhi penderitaan dalam hidup.

Di dekat jalan Ria ingin menyebrang tidak melihat kanan kiri, tatapannya terus pokus ke depan, dia bingung kenapa semuanya menjadi seperti ini. Tiba-tiba, atas motor dari ujung dengan kecepatan penuh.

Brakkkkkk.

"Sshhh." Ria meringis, saat siku nya terkena aspal hingga sedikit mengeluarkan darah.

"Lo gak papa? Kenapa lo ceroboh banget sih, kalau mau nyebrang liat kanan kiri, lo gak tau kan kalau gue gak setang tepat waktu." Omel, Cowok  dengan mata tajamnya ada raut khawatir di wajahnya.

"Maaf, Fiyan." Ucap, gadis itu takut. Sekarang dia pasti menyusahkan Alfian lagi.

Alfian bangkit dia menghampiri cowok yang jatuh dari motor tersebut bahkan sedikit parah untung saja dia memakai helm dan alat pengaman di bagian lutut jadi kondisinya tidak terlalu parah seperti yang di lihat.

"Lo, kalau bawa motor hati-hati jangan sampe nyelakain anak orang."

"Maaf, mas saya gak liat soalnya rem saya tadi sedikit bermasalah." Sahut, cowok di balik helm  yang sedang menahan kesakitan.

Alfian menatap tajam cowok itu, bentuk matanya sangat familiar membuat Alfian merasa curiga jika cowok ini memang sengaja ingin mencelakakan Ria tapi apa maksud dia? Lebih baik Alfian memikirkan Ria dulu urusan cowok ini nanti saja.

Alfian pergi dari tempat cowok itu dan langsung menghampiri Ria, dengan cepat Alfian mengendong gadis itu ala bridal style. Gadis itu langsung mengalungkan tangannya di leher Alfian, perlakuan Alfian membuat jantung Ria berdegup kencang seakan sakitnya tadi sudah hilang. Kalau boleh jujur Ria ingin teriak melupakan masalahnya sendiri.

Ada halte di dekat jalan mars, mereka berdua duduk di saja sambil menunggu taksi online yang lima belas menit lagi akan datang, Ah lama sekali Ria sudah mengantuk.

"Makasih ya, kamu udah nolongin aku. Aku gak tau kalau kamu gak ada, tapi aku nggak bersyukur sih kamu nolongin aku, karena____."

"Sssttttttt, Lo berisik gue tendang juga Lo."

"Ih, Alfian jahat banget sih."

"Gue tau, arah pembicaraan lo nggak usah aneh-aneh ya."

Ria mengangguk pelan dan mengerucutkan bibirnya, ada detak jantung yang ia dengan tapi bukan jantungnya sepetinya jantung Alfian. Saking sepinya tidak ada pembicaraan Ria mendengar itu, sedikit senang dalam hatinya tapi dia tidak boleh geer siapa tau dia kecapean.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang