part: TIGA PULUH SEMBILAN.

44 3 1
                                    

Jangan lupa vote dan komentar ya. Disini akan aku jelaskan tentang cerita Bumi kemarin. Nggak mungkin juga aku jelasin pakek dialog kayak gitu.

Happy reading 🤍

Setelah pulang dari pantai, Alfian pulang disana sudah ada Shena yang memandangnya dingin ya emang kalau Shena memang begini ya mau gimana lagi namanya juga pemimpin perusahaan nomor dua di negara siapa yang tidak ngefans coba sama Shena.

"Dari mana?" Tanya, Shena lembut pada Alfian.

"Dari pantai, kenapa di ajak kesini?" Tanya Alfian.

"Kamu pengen ketemu sama papa nggak?"

"Mama pasti bohong udah dari kecil mama bilang gitu tapi sampai sekarang mama nggak nepatin janji itu."

"Tapi, mama serius sayang, Mama mau berjumpa dengan papa sekalian ajak kamu bagaimana? Kamu kamu kan?"

"Kalau beneran Alfian mau. Tapi bagaimana dengan sekolah Alfian ?"

"Mama sudah mengatakan pada kepala sekolah untuk melalui home schooling. Karena ini penting bagi kamu,Mama, dan perusahaan." Ujar, Shena dengan lembut.

Alfian tidak bodoh dia tahu maksud Shena karena tidak mungkin Shena selembut ini dan menuruti kemauannya untuk bertemu dengan sang papa. Cowok itu sudah curiga bahwa disana nanti pasti akan rapat bersama rekan mamanya menjelaskan sebuah perusahaan yang akan dibangun kedepannya tapi Jika sudah untuk menemui Papanya dia tidak bisa menolak dia janji akan menghasilkan yang terbaik saat rapat nanti.

Dan setelah itu Alfian bingung cara mengatakan pada pacarnya Ria, apa dia harus mengetahui ini? Tapi dia tidak mau Ria sedih dia tidak mau sama sekali. Menyakiti Ria sama dengan menyakiti dirinya sendiri seperti waktu itu pas dia menembak Ria. Kemudian pulang kerumah karena Ayah Caca menyuruhnya disana juga sudah ada Laura.

Pembahasan yang tidak masuk akal pikir Alfian waktu itu bagaimana tidak, masak dia dijodohkan dengan cewek yang berstatus sahabat pacarnya, mana mau dia. Da dia menolak itu tapi, Laura tetap kekeuh untuk mendekati Alfian meski sudah banyak tolakkan. Dan apa kata Papa Laura? Alfian belum terbiasa. Sok sekali tua Bangka itu. Dia tidak tahu kalau sudah mencintai Ria menyembuhkan trauma pada sang mantan yang menyelingkuhinya.

Alfian menelpon seseorang tidak lain Bumi angkasa Arganamahendra  sepupu cowok itu dia meminta tolong pada cowok itu untuk pindah sekolah ke SMA Galaksi toh masih semester pertama jadi sekolah juga pasti mengijinkannya.

"Gue mohon sama Lo Bumi, gue nggak mau cewek gue kenapa-kenapa."

"Cuma jaga cewek Lo gue pindah kesekolah itu ogah Yan ogah gue."

"Ck, gue bakal turutin apa yang lo mau."

"Gak waras Lo, mau bilang apa gue ke mama? Bilang kalau gue brantem gitu terus di keluarin dari sekolah?"

"Ya, itu terserah biaya masuk Lo gue dah yang jamin penting lo pindah dan jagain cewek gue dari cowok-cowok nakal."

" Prett, nggak guna banget Lo njirr, kenapa harus pergi sih Lo kan biasanya nolak kalau Tante Shena ngajak Lo."

"Tapi, ini. Soal papa. Gue ngga bisa nolak."

" Dahlah nggak guna lo."

Bumi mematikan ponselnya. Sedangkan Alfian sudah kesal setengah mati pada cowok itu masak di suruh pindah aja nggak mau, nggak tega apa sama Alfian yang ganteng ini .

"Ck, gue harus gimana!"

Tiba-tiba ponsel Alfian berdering, Bumi langsung gercep sepertinya Bumi sedang berbaik hati padanya apa jangan-jangan dia akan pindah sekolah dan menjaga ceweknya? Ah Alfian jadi ingin mencubit ginjal Bumi saja.

"Hallo, Lo mau Bum?"

"Bukan mau, tapi barusan papa pulang katanya dia dipindahin tugas begitu juga sama Mama, jadi dengan terpaksa gue juga pindah kesekolah Lo. Kirim Poto cewek Lo sama gue."

"Ngapain dikirim ntar Lo tertarik lagi ogah ah."

"Eh nyet, gimana gue jagain nya kalau gue nggak tau bentuknya kayak gimana. Emang ya lo."

"Yakan siapa tau njir, nggak usah nyolot kenapa? Gue bilangin Tante Dewi ntar kalau lo nggak suka cewek."

"Nggak usah ikut campur. Mau gue suka atau enggak. Seharunya Lo beruntung punya sepupu kayak gue udah ganteng mau nolongin lo bismilah masuk surga."

"Eleh surga-surga. Lo kan kaum pelangi. Dah ah gue mau tidur besok langsung penerbangan nanti gue kirim potonya pokoknya jangan bilang bilang ke dia gue pergi ngurus bisnis Mama dan mau ketemu sama papa."

"Berdosa banget Lo ngatain gue kaum pelangi gue bogem juga Lo Yan. Oke gue tunggu kalau nanti gue jatuh cinta ma cewek Lo jangan nangis ya, kan kata lo, Lo mau dijodohin sama sahabatnya pacarnya Lo ya bisalah bagi-bagi."

"Nggak gue terima, Gue jatuh cintanya sama Ria nggak mungkin lah, Ria itu idaman."

"Diselingkuhin lagi mampus lo, diporotin mampus jangan curhat ke gue."

"Tapi inget Yan, sempat Lo nyakitin cewek Lo nggak segan segan tangan gue nonjok muka Yang Mirip kayak monyet itu."

" Nggak mungkin. Janji gue."

"Okelah kalau gitu, gue bantu Lo rahasia aman kan? Janga bilang ke Mama kalau gue itu ya please."

"Iya, tapi gue berharap ada yang ruqyah Lo biar Lo tobat. Titisan mana sih lo tau-tau dah gabung kaum pelangi aja."

"Diem Napa. Oke gue matiin mau siap-siap juga pindah buat besok."

Alfian membuang ponselnya ke kasurnya dia merebahkan dirinya sambil memikirkan Ria sedang apa gadis itu? Dia bingung, harus bagaimana apa perlu ia menyuruh Bunda, dan Ayah Ria pulang? Tapi Zara belum sadar sampai sekarang. Emang kenapa sih kakaknya Ria padahal nggak parah juga masa koma. Kayak sinetron aja pikir Alfian.

Pagi itu, Alfian sudah siap dengan kaos oblong berwarna hitam dan celana jeans tidak perlu mewah toh mau naik pesawat juga nggak bakal ada yang liat, mau tebar pesona pun ceweknya ada di rumah dia tidak selera cewek disana. Jangan berpikir kalau Alfian akan selingkuh nantinya.

"Kamu udah siap?" Tanya, Shena. Tatapan itu menghangat tumben sekali. Biasanya dingin dan sinis.

"Udah, Kapan berangkat?"

"Nanti, Mama ada urusan sebentar."

"Jangan ngelakuin yang enggak enggak Ma, Fiyan udah nurutin Mama."

"Iya, Mama cuman pengen uji pacar kamu. Apa saat kamu tidak ada dia akan main-main seperti mantan kamu? Kalau iya, tidak segan-segan Mama akan jodohkan kamu dengan Laura."

"Terserah, tapi Alfian yakin Ria cewek yang baik-baik. Ingat Ma cewek Alfian bukan bahan untuk di uji. Tapi jika itu akan membuat Mama menerimanya dan percaya, Alfian Nggak papa tapi jangan diluar batas atau Alfian akan hancurin bisnis Mama dalam sekejap."

Shena memandang Alfian penuh arti teryata anaknya sudah gila mencintai cewek miskin itu. Tapi, Shena harus bersikap tegas kali ini dia tidak mau menerima orang baru yang nanti akhirnya malah menyakiti anaknya. Tidak apa uangnya habis tetapi hati anaknya lebih penting.

"Mama setuju." Shena tersenyum kemudian mengecup pipi Alfian dan langsung di lap oleh cowok itu.

Akhirnya Cowok itu sudah berada di bandara menunggu pesawat yang akan datang untuk membawanya pergi ke Amerika dia tidak sabar untuk bertemu Papanya dia pasti ganteng seperti dirinya. Sungguh Alfian jadi  gimana-gimana gitu.

Dan setelah itulah Bumi menceritakan pada Mamanya kemudian Mamanya mengerti, walau papanya tidak tahu masalah ini. Setelah itu Shena juga menelpon membahas cewek yang sama. Dia ingin Dewi mempekerjakan Ria dirumahnya dia ingin melihat bagaimana gerak gerik cewek itu. Tidak salah jika Shena memindahkan tugas Dewi, dia jadi mudah untuk mengawasi Ria.

Sekarang dah tau kan alasan Alfian pergi? 😌, Yaudah bye bye guys sampai jumpa.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang