5

1K 150 5
                                    

"Kenapa?"

"Karena aku sudah lelah..."

"Kalau begitu tidur lah."

"Tapi aku ingin tidur dan tidak bangun lagi.."

Mereka berbincang selama beberapa jam sebelum akhirnya orang tadi pamit untuk pergi. Osamu masih setia duduk disana tanpa memperdulikan langit yang mendung.

"Mungkin aku akan pulang sekarang."

Ketika berdiri, beberapa orang menghampiri nya dan membekap mulutnya menggunakan kain yang sudah diberikan obat bius.

"Tuan, kami sudah membawanya."

"Bagus, bawa dia ke markas kita. Aku tidak sabar lagi~" ucap orang yang berbicara dengan Osamu tadi, Kageyama Tobio.

.
.

Dikediaman Miya

"Mana Osamu?" Atsumu

"Tadi pagi tuan muda katanya ingin berjalan-jalan ditaman sekitar sini."

"Tapi ini sudah sangat lama dan lagi-"

"Gawat!"

"Ada apa Tanaka?"

"T-tuan muda tidak ada ditaman! Kami juga sudah mencari diberbagai tempat tapi tidak ketemu!"

"Cepat periksa semua cctv." Ushijima

Atsumu khawatir, diluar juga sedang hujan deras. Suara petir juga selalu terdengar dengan keras, Atsumu tau dari kepala pelayan kalau Osamu tidak akan kuat mendengar suara keras karena akan mengacaukan pikiran nya.

Malam itu hujan turun sangat lebat disertai dengan suara petir yang sangat keras. Angin bertiup kencang dan beberapa kecelakaan telah terjadi diberbagai tempat.

Osamu yang mendengar suara petir badannya bergetar dan mulai berkeringat dingin, anak buah Kageyama mengikatnya di sebuah kursi dan matanya menatap kosong kearah lantai yang dipenuhi percikan darah.

"Sudah bangun ya?" ucap Kageyama yang baru datang.

"Kakak mu itu tidak akan datang mencarimu, dan juga.. tidak seru kalau langsung membunuhmu."

"AAAAAA!"

Kageyama menancapkan sebuah pisau dipaha kanan Osamu lalu menariknya dan membiarkan darah segar Osamu mengalir keluar.

"Berteriak lah lebih keras lagi! Berikan kayu itu."

"A-apa yang.."

Duakh!

Deg!

Kageyama memukul tepat di kepala Osamu, Osamu hanya terdiam dia tidak mengeluarkan suara sama sekali. Kepalanya berdengung dan mengalir darah dari kepalanya.

"Kenapa diam?"

"Bunuh saja aku... Hiks.. Sekarang.." suara Osamu bergetar, kepalanya benar-benar sakit.

.
.

Sudah 2 hari, Atsumu sangat menyesal. Dia tidak menyangka jika hal ini akan terjadi, seharusnya dia berusaha untuk memperhatikan Osamu bukan pekerjaannya.

"Kau terlihat seperti mayat hidup." Suna

"Apa tidak ada perubahan..?" Atsumu

"Hmm.. orang yang menculik adikmu itu psikopat gila."

"Jadi-"

Drrttt drrttt

"Halo?"

"Apa benar ini Miya Atsumu?"

"Siapa kau?"

"Aku? Hmmm.. siapa yaa hahaha!"

"Jangan membuat ku kesal sialan!!"

"Hey~ jangan seperti itu kalau kau ingin adikmu ma-"

"Kembalikan adikku brengs*k."

"Cepat lacak nomornya." Suna

"Tidak mau~ kau harus melihat karyaku ditubuh nya! Benar-benar in-"

Belum sempat menyelesaikan kata-kata nya, Atsumu menghancurkan ponsel yang digenggam nya.

"Atsumu-"

"Cepat katakan dimana."

Sesaat Suna melihat mata Atsumu yang berkilat tajam dan itu sukses membuat nya merinding.

.
.

"Sepertinya kakak mu akan datang."

Osamu tidak menjawab, dibawah nya benar-benar sudah menjadi genangan darah dan tubuhnya yang dipenuhi luka.

'Tidak bisakah aku istirahat...'

Dengan perlahan Osamu menutup matanya dan memilih untuk tidur.





TBC.

Take My Life - Miya Osamu [END]Where stories live. Discover now