8

1K 142 3
                                    

Seminggu setelah Osamu bangun, dia tetap dirumah sakit dan menjalani perawatan. Awalnya dia memaksa untuk pulang tapi dilarang oleh para dokter yang ada disana, bahkan Atsumu tidak memperbolehkan nya keluar kamar tanpa ditemani.

'Aku ingin pulang... tapi kalau pulang yang itu aku tidak masalah..'

Osamu yang sedari tadi melamun memutuskan untuk jalan-jalan ditaman rumah sakit, disana dia melihat seorang anak yang berusia sekitar 10 tahun sedang bermain dengan orang tuanya.

'Pasti enak ya..'

"Tuan muda.." panggil salah satu dokter.

"Hmm?"

"Tuan Atsumu tidak bisa datang karena masih ada peke-"

"Aku tidak peduli. Sekarang pergi lah."

Osamu tau, manusia pasti tidak akan ada yang berubah dengan cepat. Padahal Atsumu sudah pernah berjanji meskipun pekerjaannya penting dia akan tetap menemani nya. Tapi apa? Atsumu malah lebih sering meninggalkan Osamu sendiri dirumah sakit sejak dia sadar.

Terkadang Atsumu datang untuk memeriksa keadaannya dan kembali berkeja.

"Hiks.. Pembohong.."

Menangis. Terkadang menangis tanpa suara itu memang menyakitkan. Osamu pernah berpikir, kapan dia pernah bahagia dengan tulus, mungkin saat pelayan memberinya seekor anak kucing?

Anak kucing itu diberikan kepada Osamu saat ulang tahunnya yang kelima, tapi beberapa hari kemudian anak kucing itu mati karena ayahnya menyiksa anak kucing itu karena terus mengeong. Ayahnya juga beberapa kali memukul Osamu karena merawat anak kucing itu.

"Berani sekali kau membawa hewan kedalam rumah ini!!"

"T-tapi ayah-"

"Tuan, anak kucing itu aku yang-"

"Cukup! Sekarang kekamar mu dan jangan keluar selama seminggu!"

Percuma Osamu melawan, sekilas dia melihat tatapan tidak suka dari Atsumu yang mengarah padanya.

"Tuan tidak seharusnya anda begini!"

"Aku ayahnya! Dan aku berhak memperlakukan nya sesuka ku!"

"Itu yang disebut ayah?!" teriak tertahan dari salah satu pelayan yang ada di dapur.

"Ssst.. Jangan mengatakan nya terlalu keras."

.
.

"Malam ini tenang sekali..." gumam Osamu yang sedang berbaring dikasur nya.

Tanpa Osamu sadari jendela yang ada dikamar nya terbuka membuat angin masuk dan membuatnya agak merinding. Saat hendak untuk duduk, sebuah kain yang sudah diberikan cairan bius membekap nya dan kesadarannya perlahan menghilang.

"Le.. pas.. kan..."

Orang itu kemudian mencabut selang infus Osamu dan mengangkat nya kemudian keluar lewat jendela tadi dan menutup nya kembali.

Selang beberapa menit, dokter dan beberapa perawat datang untuk memeriksa keadaan Osamu tapi yang mereka lihat hanyalah selang infus yang tergantung dan selimut yang terjatuh ke lantai.

Panik.

Tentu saja, mereka terus mencari tapi tidak menemukan Osamu dimanapun. Atsumu datang dengan wajah panik dan memarahi mereka semua.

"KENAPA INI BISA TERJADI?!"

Mereka semua diam, tidak ada yang berani menjawab.

"Atsumu, tenang dulu."

"Tapi Kita-san! Aku tidak bisa tenang jika seperti ini!"

"Lihat ini, jendela yang ini sedikit terbuka dan ada jejak sepatu disini."

"Mereka bukan orang biasa." ucapan Suna yang baru datang.

"'Mereka'?" tanya Atsumu bingung.

"Kamera cctv nya disabotase dan tetap memperlihatkan rekaman Osamu yang sedang tertidur."

"Tapi siapa yang berani melakukan ini?" Atsumu

"Mungkin saja 'dia' ." Kita

"Siapa?" Atsumu

"Hanya 'dia' yang akan melakukan ini." Kita

"Kenapa kau sangat yakin?" Suna

"Karena setiap melakukan sesuatu dia akan meninggalkan tanda ini." tunjuk Kita ke jendela.

Meskipun samar tapi di jendela tertulis huruf  𝕯

TBC.

Take My Life - Miya Osamu [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora