chapter 19

6.6K 765 67
                                    

TERUNTUK YANG SERING KOMEN DICERITA INI MAKASIH ♡♡♡

TERUS YANG NGGAK PERNAH KOMEN, AKU BERUSAHA BERPIKIR POSITIF, MUNGKIN AJA HP KALIAN ITU MURAHHHH JADI NGGAK PUNYA KEYBOARD

KASIAN🗿

Tia menatap layar handphonennya yang sedang menampilkan adegan panas yang dilakukan dua orang. Ia beralih menatap kedepan dengan seringai licik.

"Istri pertama nggak papakan pa?" Ucap Liam tanpa mengalihkan tatapannya.

Dani menatap anaknya sekilas dan kembali menatap Lia yang belum siuman. Ia menghela nafas saat menatap anak laki-laki yang sedari tadi menangis disamping tubuh Lia.

"Cengeng banget si kamu!" Bukan baru kali ini Liam protes, sudah beberapa kali ia mengcongor Lingga semenjak Lia pingsan.

"Masalah?" Sarkasnya dengan wajah begitu tengil, Lingga menatap mata Liam berani sembari mengusap air matanya.

"Dasar bocah, kamu harus hormat sama yang lebih tua!"

"Eleh cuma beda dua tahun doank, harus pake hormat segala." Ucap Lingga acuh tak acuh seraya memeluk tubuh Lia. Bocah itu menduselkan wajahnya diketek wanita pingsan itu.

Melihat itu Liam jadi cemburu, lantas ia ikut naik dibrankar dan merebahkan tubuhnya sambil ikut memeluk tubuh Lia, sama seperti yang Lingga lakukan.

Sedangkan Dani menatap pertengkaran keduanya tanpa niat menengahi, ia hanya melihat sambil menatap bingung kearah Lingga. Siapa bocah ini?

Kelopak mata Lia bergerak, mungkin ia terusik oleh keributan yang dilakukan kedua bocah ini, pikir Dani. Laki-laki itu mengadahkan tangannya guna menghalang sinar lampu yang membuat Lia susah untuk  membuka matanya.

"Berisik banget sih!" Gerutunya.

Mendengar itu, kedua bocah yang masih asik adu cekcok seketika terdiam, mereka berdua bangun dari rebahan, duduk dengan sopan sambil menundukkan kepala.

Dani membantu Lia bangun dari tidur, ia membantu memijak kepala Lia saat melihat perempuan itu meringis memegangi kepalanya.

"Udah enakan?" Tanyanya tanpa menghentikan acara pijatannya.

Lia tidak menjawab ia sibuk menikmati pijatan Dani.
"Nih minum." Dani menyerahkan segelas air putih dan kembali menekan kepala Lia.

"Loh? Kalian ada disini?" Menatap bingung kearah Lingga dan Liam bergantian.

Tapi seakan mengingat sesuatu, Lia menatap kaget kearah Lingga.
"Kamu nggak papa kan Lingga!" Lia Menarik tangan Lingga untuk duduk dihadapannya dan mulai memeriksa keadaan anak itu.

Lingga melirik kanan kiri dengan gelisah, wanita itu menarik Lingga kedalam pelukannya, pasti anak ini tidak baik-baik saja, Lia merutuki dirinya, bisa-bisanya ia pingsan saat keadaan genting.

"Maaf, maafin Lia yang nggak bisa lindungi kamu..." Ucapnya lirih,  Lia semakin mempererat pelukannya seraya melirik punggung Lingga yang diperban.

Liam memalingkan wajahnya, enggang menatap keduanya.

"Terus laki-laki yang ketembak itu gimana kondisinya?" Tanyanya menatap Dani.

Dani mengeleng sebagai jawaban, Lia menutup mulutnya dengan air matanya yang mulai menetes saat mengingat begitu mengenaskannya kematian orang yang menyelamatkannya. Dani memeluk tubuh Lia sembari mengusap punggungnya guna memenangkan.

Jika orang itu tidak menghalangi, Lia pastikan ia dan Lingga sudah tewas dan sudah tidak ada lagi didunia ini.

Lia ingat kronologinya, saat itu ia masih asik melamun mikirkan sekolahnya dan Lingga menariknya kearah mobil, sebelum naik seseorang dengan tiba-tiba begitu cepat keluar dari mobil yang akan dinaiki keduanya, dan yah, tiba-tiba saja orang itu ambruk bersamaan suara tembakan yang Lia dengar.

Melahirkan Anak 3 Billionaire [END]Where stories live. Discover now