chapter 42

4.8K 589 117
                                    

Tarel menatap Daddynya yang terbaring lemah diatas brankar rumah sakit, lalu ada beberapa alat-alat rumah sakit yang ikut menempel ditubuhnya, keadaannya benar-benar mengenaskan saat ditemukan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tarel menatap Daddynya yang terbaring lemah diatas brankar rumah sakit, lalu ada beberapa alat-alat rumah sakit yang ikut menempel ditubuhnya, keadaannya benar-benar mengenaskan saat ditemukan.

Belum lagi Lia tidak pulang sejak lusa, kemana perginya Mommynya itu? Sungguh Tarel khawatir.

"Tuan muda." Panggil Dom yang baru saja masuk kedalam ruangan.

Tarel sama sekali tidak menatapnya, anak kecil itu menundukkan kepalanya memikirkan semuanya. Bahu Tarel bergetar diikuti air mata yang mulai bercucuran dikelopak matanya.
"Tuan muda!" Dom Segera menghampiri Tarel untuk menenangkannya.

"Mo-mmy be-belum..." Suara Tarel bergetar menahan isakan. Ia tidak bisa mengbohongi dirinya lagi bahwa Lia sedang diculik.

Dom menghela nafas sembari mengelus kepala anak Tuannya.
"Kami akan berusaha mencarinya Tuan muda, saya berjanji akan mendapatkan Mommy Anda kembali, dan maafkan saya Tuan muda yang tidak bisa menjaga Daddy dan Mommy Anda." Janjinya, jika ia gagal menemukan Lia, Dom bersumpah akan membunuh dirinya sendiri karena kegagalannya.

Tarel tidak membalas, matanya tertutup akibat mengantuk. Setelah mengetahui kabar Daddynya kecelakaan dan Lia diculik, Tarel tidak bisa tidur, tubuhnya kelelahan.

Ia cuma berharap semoga Lia memang benar-benar ditemukan.

"Tarel." Panggil seseorang dibelakang keduanya.

Dom menoleh kebelakang dan menemukan wanita yang akan menjadi Mommy Tarel.

Sedangkan Tarel termangu menatapnya.

••••

"Terima kasih atas laporan Anda, kami akan berusaha mencari saudari Lia." Ucap Pak Polisi dihadapan mereka.

Samsul mengangguk lalu berterima kasih. Ia menatap istrinya yang kembali melamun, sejak dua hari yang lalu, sejak Lia menghilang kondisi keluarganya memang berubah seperti ini, banyak melamun apalagi Lilis yang tidak henti-hentinya menangis.

"Pak polisi ciri-cirinya itu pakai baju putih alias mbak saya pakai dres selutut sebelum hilang." Adit mulai lagi menjelaskan.

"Cik Ayahkan udah ngasih fotonya, nggak usah dijelasin lagi napa." Fadli menatap bosan adiknya.

"Gue itu lagi khawatir, gimana kalo....." Wajah imut Adit memikirkan sesuatu.

"Syuuut jangan mikir sembarangan." Fadli menatap tajam, seakan teringat sesuatu ia kembali menatap serius adiknya.

"Kenapa?" Tanya Adit saat melihat tatapan serius Abangnya.

"Lo masih ingat nggak waktu kita ajak Tarel sama Lingga sholat jum'at bareng?" Bisiknya, untung kedua orang tuanya dan polisi sudah jauh dari mereka.

Melahirkan Anak 3 Billionaire [END]Where stories live. Discover now