13

919 72 19
                                    

CIIITTTTTT

Jaehyun mengerem mobil nya mendadak,
Ia bernafas dengan berat seolah-olah ada yang mencekiknya.

Taeyong dengan tatapan terkejut menatap arah jalanan di depannya,
Syukurlah karena sudah tengah malam, jadi keadaan jalanan saat ini agak sepi.

Jemari Jaehyun mengcengkeram erat kemudi itu,
Kepalanya terasa berat.
"Apa kau sedang bercanda?"ucap Jaehyun pelan namun berat
"Aku tidak bercanda"sahut Taeyong yang kini mengalihkan pandangannya kearah lain.

Karena ia tak sanggup menahan air matanya,
Hingga sepanjang jalan mereka menuju rumah dilaluinya dengan menangis dalam diam.

.

Brak

Jaehyun menghempas pintu rumah itu sesaat setelah mereka sampai,
Taeyong yang di belakang hanya bisa terdiam melihat sikap sang suami dan ia memilih untuk menidurkan Jisung yang masih berada di gendongannya ke kamarnya.

Taeyong menatap wajah sang putra yang tertidur pulas
"Maafkan eomma, padahal kau pernah bilang eomma selalu minta maaf, tapi kali ini ternyata eomma meminta maaf lagi padamu"ucap Taeyong pelan sambil mengusap pipi tembam kemerahan sang putra.

Tok tok

Pintu itu diketuk pelan,
Walau tak menoleh namun Taeyong tahu kalau itu adalah Jaehyun.
"Mari kita bicara"ucap Jaehyun, kemudian peegi darisana lebih dulu.

Taeyong menghela nafasnya berat, kemudian ia berdiri dan menyusul Jaehyun yang kini berada di kamar mereka.

Jemari nya membuka pintu kayu itu pelan,
Dan siluet sang suami terlihat berdiri didepan jendela.
Kamar yang temaram ini membuat sinar bulan tampak terang memasuki kamar mereka.

Taeyong berjalan pelan mendekat kearah Jaehyun yang membelakanginya,
Seperti deja vu, kejadian seperti ini kembali terulang.
Hal yang tak pernah mereka lewati bertahun-tahun yang lalu, kini terulang dua kali di tahun yang sama.

"Jaehyun"seru Taeyong pelan, membuat Jaehyun berbalik menghadapnya.
Sekitar dua meter jarak keduanya,
Dapat Taeyong lihat betapa terlukanya netra pemuda Jung itu.

"Apa kau-..."Jaehyun menjeda kalimatnya dan kembali berbalik menatap kearah jendela
"Bersungguh-sungguh?"lanjutnya.

Taeyong terdiam, pikirannya berkecamuk berusaha memastikan dirinya
"Aku-... bersungguh-sungguh"sahut Taeyong pelan namun yakin.

"Kenapa?"suara itu terdengar lirih, membuat Taeyong semakin merasa mencelos.
"Aku sudah membuatmu sulit"sahut Taeyong lagi.

"Sulit?"ucap Jaehyun, pemuda itu kembali berbalik menghadap Taeyong.
Ia mengusap mata nya sambil terkekeh mendengar jawaban Taeyong
"Sulit? SULIT KAU BILANG?! SULIT?!!!"seru Jaehyun keras sambil berjalan menuju Taeyong,
Hingga kini ia mencengkeram bahu sang istri.

Obsidian keduanya bertemu,
Antara amarah dan sesal
"Apa yang membuat mu berpikir seperti itu Taeyong? APA?!"seru Jaehyun lagi.

Taeyong melepaskan cengkeraman Jaehyun pada bahunya, dengan wajah memerah dan air mata yang siap jatuh kapan saja.
Ia mulai berucap
"Seperti yang pernah kubilang Jaehyun, SEPERTI YANG PERNAH KU BILANG! Apa kau pikir aku tidak tertekan dengan semua yang terjadi padaku? Sulit? Sejujurnya bukan kau yang kesulitan, tapi AKU! AKU! Kau dengar itu!"

Jaehyun menatap Taeyong tak percaya
"Hentikan ucapan-"
"Apa lagi? Kau mau aku bagaimana lagi? Semua orang menghinaku karena aku Gay, karena aku Pria, Karena Jisung tak layak punya seorang ibu yang notabenenya adalah lelaki sepertiku! Dan juga-... dan juga..."Taeyong menjeda ucapannya karena saat ini ia terisak-isak oleh tangisnya.

DIVORCE (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang