44. Jumat Terakhir

1.2K 255 29
                                    

Erin termenung, cewek itu terbangun tepat jam 1 pagi. Erin menunaikan solat tahajud dengan Renjun, sedangkan yang lain masih tertidur.

Erin menatap lurus punggung tegap Renjun yang berbalutkan Koko. Cowok itu duduk dengan kepala tertunduk khusyu, bibirnya bergerak mengucapkan banyak kalimat pujian pada Allah serta dzikir dan doa-doa.

Sampai dimana lelaki itu berbalik, mengulas senyuman sangat tenang yang mampu membuat hati Erin tertegun hebat.

Wajah lelaki itu bersinar sangat tampan, aura lembut dirasakan oleh Erin tatkala Renjun menatapnya dengan tatap yang sendu.

Renjun mengulurkan tangannya, Erin menyambut tangan Renjun dengan lembut tanpa menyingkirkan kain mukena.

Di kecupmya pelan punggung tangan Renjun.

"Wudhu teteh batal dong?" tanya Erin polos. Hal itu sukses membuat Renjun tertawa lantaran gemas terhadap Erin, "Iya." Jawabnya, sembari mengusap pelan kepala Erin. Bibirnya kembali merapalkan banyak doa untuk Erin selama tangannya masih berada di kepala Erin.

"Aa mau tidur lagi?"

Renjun menggeleng. "Enggak, mending beresin rumah, bantu teteh masak, terus mau bagi-bagiin barang aa yang enggak ke pake teh."

Erin mengangguk, "Nanti teteh bantuin. Sekarang aa mau makan?"

"Iya, laper."

Erin tersenyum manis. "Kalo gitu, teteh angetin dulu ya nasinya. Nanti teteh masak. Aa bangunin Abang, mas sama kakak, kalo bisa Lele juga. Adek masih sakit, nanti teteh kasih Kompres lagi."

"Iyaaaa teteeeh."

Erin bangkit sembari tertawa. Kemudian melangkah meninggalkan Renjun yang masih terduduk di tengah mushola.

Tatapan Renjun beralih ke arah langit-langit mushola yang putih dan bersih. Senyumannya terukir, kemudian dengan suara lirih dirinya berkata seolah bercakap dengan Tuhan.

"Ya Rabb, Cinta adalah hal indah yang bisa siapapun merasakannya. Namun, mendapat cinta dari-Mu jauh lebih indah. Sekarang, diantara banyaknya hamba mencintainya dengan engkau mencintai hamba, ternyata Cinta engkau lebih besar pada hamba, hingga engkau lebih cepat membawa hamba dari jangkauannya..."

"...Rabb Hamba ikhlas, karna ternyata Cinta-Mu membuktikan kebenarannya."

°°°

Erin menatap kosong sekumpulan helai rambut yang di duga rambut Renjun. Rontok.

Dan hal ini membuat Erin kian khawatir dengan kondisi Renjun. Sebelumnya, Erin memergoki Renjun yang tengah kerepotan mencari tisu karna pendarahan di hidungnya.

Mengingat hal itu, Erin selalu menahan sesak hingga air mata yang turut ingin jatuh.

Tidak bisa, Erin harus menahan segalanya agar orang-orang masih dapat tersenyum. Meski ia merasa di keadaan seperti ini, dirinya tak pantas untuk tersenyum.

Erin mengusap air matanya cepat, kemudian menyapu sekumpulan rambut rontok itu. Ia melihat ada Chenle sama Jisung yang duduk di meja makan, kemudian menyantap sarapan tanpa bersuara.

Teteh || Nct Dream Where stories live. Discover now