15. Sebuah foto dan Tulisan

174 53 4
                                    

Happy Reading~~

*
*
*
*

"Syalalalalala." Sembari membersihkan meja belajar Jilan, Abel bersenandung.

Setelah pulang sekolah tadi, Abel memutuskan untuk datang ke rumah Jilan. Namun, pemuda itu tidak ada. Hanya ada Lia di sini.

Ya sudah, daripada tidak ada kerjaan, Abel meminta izin dari Jilan lewat telepon untuk bermain di kamarnya. Ternyata, kamar lelaki tersebut sungguh kotor. Seperti gudang yang dibiarkan berdebu begitu saja.

"Set dah, nih meja kotor banget. Mendingan jual daripada gak dipake," ucap Abel mengomentari meja tersebut. Dengan sabar ia menghilangkan segala debu yang ada disetiap barang milik Jilan.

Entah sudah berapa lama lelaki itu tidak membersihkan kamarnya sendiri. Mungkin saking sibuknya dengan kuliah, Jilan sampai lupa kalau ia harus bersih-bersih.

"Wah, kotak apa nih?" Abel menaruh kemocengnya dimeja, dan segera mengambil sebuah kotak yang terletak didekat kaki meja.

"Buka nggak ya?" Gadis itu memperhatikan kotak berwarna cokelat itu dengan seksama. "Tapi, entar Mas Ji marah."

"Buka, nggak, buka, nggak, buka, nggak.... Buka aja lah!" Rasa penasaran itu tak bisa ditahan.

Dengan perlahan, ia membuka kotak tersebut. Di dalam hatinya ia berdoa, semoga tidak ada hewan mengejutkan dikotaknya.

"Surat? Mas Ji simpen banyak surat," ujar Abell seraya mengambil satu buah surat. "Untuk mu di sana." Dia membaca judul yang ada dikertas tersebut.

Membaca judul itu, Abel tambah penasaran dengan isi suratnya. Lagi-lagi ia berdoa dulu sebelum membacanya.

Hai, Ji.... Aku yakin kamu baca surat ini setelah semuanya berakhir. Dengan surat ini aku sangat-sangat minta maaf. Lagi-lagi aku buat kamu kecewa.

Ji, boleh nggak sih aku minta sama Tuhan supaya kamu jadi milik aku selamanya? Aku emang egois.

Kata Lia, kamu jadi dingin dan cuek? Pasti itu karena aku ya? Ji, lupain segala permintaan aku. Permintaan itu cuma buat kamu tersiksa. Bersikaplah seperti apa yang kamu mau. Sekarang, aku gak bakal maksa-maksa kamu lagi.

Aku menyadari satu hal. Kamu bukan jodoh aku. Jadi, kamu bisa lupain aku. Dan... Pacaran dengan perempuan lain. Aku akan ikhlas, Ji. Aku hanya ingin kamu bahagia. Sudah cukup kamu selalu kecewa sama aku.

Ini mungkin menjadi surat terakhir. Jaga diri kamu baik-baik. Jaga juga cantik kamu nanti.

Selamat tinggal.

Abel sudah selesai membaca satu surat itu. Ia bingung, siapa penulis dibalik surat tersebut. Sepertinya, penulis surat itu sangat dekat dengan Jilan dan keluarganya.

Abel tidak dapat memahami apa yang terjadi diantara Jilan dan penulis surat ini. Apa yang membuat Jilan kecewa dengan penulisnya? Masalah apa yang terjadi? Dimasalah seperti ini, Abel tidak bisa asal menebak.

"Mas Ji punya hubungan apa sama perempuan ini?"

Abel melihat tulisan terakhir yang orang itu tulis. Memangnya, orang ini mau ke mana sampai berpamitan? 'Selama tinggal' di sini, berarti akan pergi, kan? Ia tidak tahu harus bagaimana.

MAS JI Donde viven las historias. Descúbrelo ahora