68. Nasi Padang

75 15 0
                                    

Happy Reading~~

*
*
*
*

Mata Abel berulang kali melihat ke arah kaca di depannya. Mengamati diri sendiri yang hanya menggunakan celana pendek berwarna putih, serta kaus kuning kebesaran.

Bibir gadis itu terbentang sempurna. Dengan pede ia berkata, "Udah, lah, Abel nggak mandi tetep aja cantik."

Setelah itu ia mengambil kunciran berwarna hijau yang ada di atas meja belajarnya. Ia menyatukan seluruh rambutnya. Membuat rambut panjangnya itu tak lagi tergerai, tetapi sudah terkuncir kuda.

"Ah, akhirnya bisa tenang sekarang. Semua ujian udah selesai. Libur panjang telah tiba!" ujarnya dengan begitu bahagia.

Ya, setelah minggu-minggu yang panjang kemarin, sebab ia harus melakukan banyak ujian sebagai syarat agar ia bisa lulus sekolah. Akhirnya bisa beristirahat juga. Tidak mudah memang, sangat menyita waktu santainya.

Lalu ia menatap seluruh penjuru kamarnya. Satu kata untuk itu, berantakan. Saking sibuknya, ia sampai tidak sempat untuk sekedar membereskan semua barang-barang yang sempat ia pakai untuk ujian praktek, ataupun ujian tertulis.

Akhirnya ia mulai membereskannya. Dimulai dari meja belajar. Menaruh semua buku serta alat tulis yang berserakan di tempat yang seharusnya. Ia juga mengambil selembar tisu, lalu mengusapkannya kepada meja putih tersebut. Penuh debu sekali.

Ia beralih pada kasurnya. Ada beberapa pakaian yang belum sempat ia taruh di keranjang. Abel lantas menaruh semua bantal dan gulingnya ke bawah. Ia membuka sprei tersebut, dan kembali memasangnya ke atas kasur agar menjadi lebih bersih. Ia mengambil sapu lidi yang terdapat di kolong kasur. Entah bagaimana sapu lidi itu bisa di sana, padahal biasanya ada di pojok dekat jendela.

Lalu membersihkan segala debu pada kasurnya dengan sapu lidi itu. Setelah dirasa cukup, Abel mulai meletakkan kembali bantal atau guling ke atas kasurnya.

Kemudian Abel mengambil sapu ijuk dan menyapukannya pada lantai kamar. Membersihkan sampai kotoran yang ada di lantai tak lagi terlihat. Kolong kasur, kolong meja, dan kolong-kolong lainnya pun tak luput dari penglihatan Abel. Setelah semua kotoran terkumpul, ia masukkan ke dalam tempat sampah menggunakan pengki.

Alat-alat kebersihan itu memang sudah ada di dalam kamar. Memang ia berniat untuk membersihkannya hari ini. 

Dirasa telah tak ada kotoran lagi, Abel lantas masuk ke dalam kamar mandi. Ia menyiapkan ember di bawah keran air, mengisikannya hingga setengah. Setelah itu ia mengambil salah satu cairan pembersih, dan memasukkannya ke dalam ember. Lalu ia mengambil pel-an.

Ia mengepel seluruh penjuru kamar hingga kembali kinclong. Memang melelahkan, tapi rasanya menjadi lebih baik lagi saat melihat kamar yang menjadi tempat ternyaman ini bersih mengkilap.

Hingga beberapa menit kemudian kegiatannya selesai. Ia mengusap peluh yang ada di dahi, lalu tersenyum bangga. "Ini kalau Mas Ji lihat, pasti dia bangga."

"Emang, ya, nggak ada orang yang lebih cocok dari Abel buat bersanding sama Mas Ji," kata gadis itu dengan rasa bangga yang lebih tinggi lagi.

"Habis ini ke Mas Ji, ah. Udah lama nggak ngerecokin. Kangen."

Abel langsung saja masuk lagi ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Ia akan membuat dirinya menjadi wangi harum semerbak. Agar Jilan semakin terpincut kepadanya. Haha.

MAS JI Donde viven las historias. Descúbrelo ahora