19 : nineteen.

949 165 21
                                    

Selepas menyelesaikan pertemuannya dengan Theresa, Sasuke meminta Sakura untuk menyusulnya di lapangan basket indoor. Ini sudah pertemuan kelimanya dengan Theresa, dan dia menemukan beberapa hal baru dari gadis itu.

Dan sepertinya perkataan Ino itu benar. Sakura sempat melihat beberapa memar di leher gadis itu dan di bahunya. Cuaca akhir - akhir ini cukup panas, tapi Theresa selalu mengenakan baju lengan panjang. Saat tak sengaja lengan bajunya terangkat, Sakura dapat melihat goresan pada lengannya. Yang lama maupun yang terlihat baru.

Kini dirinya berada di minimarket kampus. Membeli titipan Sasuke dan beberapa cemilan untuk pria itu dan teman - temannya.

"Totalnya $24.22."

Sakura menyerahkan 1 lembar uang $100. Yang membuat sang kasir sedikit kebingungan. "Maaf, Nona. Ada uang yang lebih kecil?"

"Tidak ada."

"Ah, kami tidak memiliki uang kecil untuk kembali. Baru tadi telah di tukar oleh seseorang."

"Kalau begitu ambil saja uang kembalinya."

"Tidak, Nona. Lebih baik Nona bawa dulu saja belanjaannya."

"Aku tidak bisa begitu, ambil saja. Anggap ini hari baik untukmu."

"Terima kasih banyak, Nona. Semoga Tuhan selalu memberkatimu."

Kakinya melangkah keluar dengan sekantung tas yang agak penuh. Sakura berjalan menuju tempat Sasuke yang berjarak 700 meter dari minimarket tadi. Namun, baru saja dirinya melangkah sejauh 450 meter dengan tenang, namanya terpanggil oleh seseorang.

"Haruno Sakura."

Sakura sontak berbalik. Menemukan Christine dan dua temannya disana. Mengingat apa yang dilakukan orang itu 2 bulan lalu padanya, berhasil membuatnya ingin merusak wajah perempuan itu. Tapi yang kita bicarakan Haruno Sakura, ia tak akan memukul sebelum di pukul. Jadi, dia memiliki cara bermainnya sendiri yang dapat membuatnya memukul Christine.

"Oh? Hai, Chris. Lama tidak berjumpa. Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu." ucap Sakura dengan senyum manis di bibirnya.

Christine melempar tatapan penuh tanya nya, begitu pula dengan 2 orang lainnya. "Terima kasih karena telah mengunciku di toilet waktu itu. Kau tahu? Berkat dirimu hubunganku dengan Sasuke semakin dekat." Sakura memperhatikan raut muka Christine yang berubah dengan cepat. Ini akan semakin menarik.

"Dia menggendongku saat itu karena kaki ku terkilir. Lalu memeluk ku dan merawat ku penuh perhatian. Bahkan kemarin dia bernyanyi untukku. Tunangan ku sangat manis bukan?" bibirnya tertarik membentuk garis miring. Mengejek sang lawan di depannya.

"Berhenti berbicara seakan dia mencintaimu!"

Sakura menaikkan salah satu alisnya, tangannya terlipat didepan dada kemudian membalas perkataan Christine dengan santai, "Dia memang mencintaiku."

Tangan Christine mengepal, menahan amarahnya yang memuncak. "Jangan bermimpi, Sakura. Kalian hanya berawal dari sebuah perjodohan yang tak diinginkan. Jauhi Sasuke sebelum dia menyakiti hatimu."

"Kau mau aku menjauhi Sasuke?"

"Ya."

Kekehan Sakura terdengar, "Mudah saja. Kau tinggal berlutut dan memohon di bawah kaki ku."

Christine benar - benar terbakar, tapi dia mengingat ucapan seseorang agar tidak bertindak gegabah. Ia berjalan mendekati Sakura, tangannya terangkat memegang dagu perempuan di depannya.

"Sakura, kau cukup cantik. Tapi dilihat darimana pun aku terlihat lebih cantik darimu. Kau tahu? Lelaki selalu melihat seorang wanita dari tampangnya."

Sakura menepis kasar tangan Christine, "Sayangnya kecantikan yang kau agungkan itu tidak dapat merebut Uchiha Sasuke dariku, ya?"

Unwanted Bond ㅡ sasusaku ✓Where stories live. Discover now