20. Niat

375 124 220
                                    

Segala pertanyaan menumpuk menjadi sebuah timbunan rasa penasaran di benaknya. Setelah menemukan alat kontrasepsi di ransel Nayla, kecemasan membuatnya kalut.  Dia adalah ibu yang menjaga privasi anaknya. Tapi hari ini, Yuli mengikuti setiap langkah kaki Nay untuk mencari tau kenapa benda itu bisa Nay miliki sebelum waktunya. Beberapa menit lalu, Nay pamitan keluar menemui temannya. Namun yang terjadi sekarang, Nay turun dari taksi di jalanan sepi penuh pohon rimbun. Sepanjang jalan, Yuli terus menjaga jarak agar tidak ketahuan oleh Nay kalau dia sedang membuntutinya.

Dilihat aspal berbatu yang banyak berlubang, daun-daun kering berserakan dan pohon tanjung berjejeran di pinggir jalan, daunnya terus berjatuhan bahkan menerpa wajah Yuli. Daerah jarang di jamah kaki manusia ini dulunya lokasi gudang tempat penyimpanan beton, Yuli bertanya-tanya dalam hatinya kenapa Nay mengunjungi tempat itu seorang diri? Yuli menepis semua pikiran buruknya, dia berbelok melewati gerbang besi karatan. Tampak Nay memasuki kawasan pabrik terbelengkai itu. Kaki Yuli berhenti melangkah, ditatapnya gedung pabrik dengan tatapan horror. Rumput liar tampak tumbuh tinggi di sekeliling gedung. Suara derik jangkrik mendominasi di suasana sepi. Mata Yuli menyipit, di depan sana ada banyak sepeda motor di bawah parkiran gedung.

Nay menapaki tangga berdebu ke lantai dua. Menemui iblis yang terus memeras dirinya. Tak mungkin menolak, Nay takut jika Bonar melakukan kekerasan fisik padanya. Pria berambut gondrong membalikan badan, menyapu bibirnya menggunakan lidah melihat tubuh Nay penuh nafsu.

"Sayang, akhirnya kamu dateng juga hm?" Bonar merengkuh pinggang Nay. Dia membelai wajah Nay penuh kelembutan. Sial! Nay merinding diperlakukan seperti itu. Tubuh Nay dihempas ke pelukan client Bonar. Pria berwajah blasteran menangkap tubuhnya.

"Dia udah bayar lo dengan harga mahal, jadi lo harus layanin dia dengan baik," kata Bonar menyesap vapenya.

Orang-orang tau Bonar pacarnya, tapi dia adalah mucikari yang tega memperdagangkan tubuhnya pada pria lain. Keuntungan tak Nay dapatkan, semua uang di makan sendiri oleh Bonar. Dirinya hanya menanggung kerugian berupa aib dan tekanan psikis serta mental setiap di booking.

Yuli mendengar semuanya di balik tembok dekat tangga. Satu-satunya yang membuat perasaannya sebagai seorang ibu hancur lebur adalah melihat anak gadisnya kehilangan kehormatan dan harga diri. Mata Yuli tak kuasa menahan air mata, dia menangis dalam diam membekap mulutnya agar tak mengeluarkan suara. Hatinya seperti disayat oleh sebilah pedang yang habis diasah, tentu saja itu tajam dan menyakitkan. Rasa sesak menggumpal disekitar dadanya. Yuli mencengkram blouse yang ia kenakan, melihat Nayla dilecehkan layaknya perempuan yang tak punya harga diri.

Maafin mama Nay. Mama gak bisa menghentikan Bonar, tapi mama janji bakal bicara sama Patrio soal kelakukan putranya. Sudah berapa lama kamu diginiin sama Bonar, sayang? Mama minta maaf.

▪▪▪▪▪▪

Langit akan mendung jika kau bersedih. Judul buku yang lumayan panjang yang Wika temukan di rak koleksi buku novel Gramedia. Dia mengambil buku itu, seketika teringat pada gadis bernama Nayla. Perkenalan singkat yang tak disengaja dan kebetulan. Cerita permasalahan hidup yang pelik dialami Nayla membuat Wika ingin sedikit meringankan beban gadis itu. "Mungkin gue bisa beliin buku ini buat dia. Semoga aja dia suka."

"Sayang, kamu mau beli buku juga?" Emily, kekasih Wika. Dia melihat buku yang dipegang Wika. Menatapnya sedikit heran. "Tumben kamu baca  buku."

Hanya deheman keluar dari mulut Wika. Dia mengusap tengkuk lehernya pura-pura memilih buku lain. "Kayaknya mama ku suka buku ini deh."

Kerutan di dahi Em makin kentara. Dia merebut buku itu dari Wika. "Ini kan buku remaja. Emangnya mama kamu masih muda ya?"

Tidak mungkin untuk jujur untuk siapa dia membeli buku itu. Bisa-bisa Em berpikir yang tidak-tidak. Dia gampang cemburu pada hal -hal kecil. Terkadang, Wika ingin menyerah namun rasa sayangnya sangat besar pada Em. "Emang ada aturannya kalau emak-emak gak boleh baca novel remaja?" balas Wika mengambil balik buku itu.

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang