{06}

3 1 0
                                    








" Pada akhirnya aku hanya orang bodoh yang menyakiti diri sendiri "
















Matahari pun terbit tapi Dhira masih di dalam selimut. Telpon Dhira pun berbunyi membuat Dhira bangun dan mengangkat telpon tersebut. Ternyata Ibundanya yang menelponnya.

" hallo bun " jawab Dhira dengan nada serak khas orang bangun tidur.

" adek kamu sakit sayang? " tanya sang Ibunda karena mendengar suara Dhira serak belum ini sudah jam sebelas pagi, harusnya Dhira sudah bangun bukan.

" gak enak badan gak apa apa kok bun " jawab Dhira jujur karena dia memang merasa gak enak badan.

" astaga yaudah kamu diam aja di rumah tadi bunda dapat kabar abangmu pulang bentar tapi bunda suruh dia lama disitu sambil jagain kamu ya dek " jelas Ibunda Dhira lagi dengan nada khawatir.

" okee bun " jawab Dhira dengan pelan karena jujur dirinya sangat pusing sekarang.

" ya udah Bunda suruh abang cepat pulang deh. Tunggu bentar ya sayang " Ibunda Dhira pun memutuskan sambungan telponnya.

Dhira pun kembali tidur dan tidak memegang hp sama sekali karena dia sangat gak enak badan. Lalu dia mendengar suara orang mendekati pintu kamarnya, Dhira lupa mengunci pintu kamar jadi dia membiarkannya.

" dek kamu gak apa apa sayang " ucap orang yang baru datang langsung mendekati Dhira, yang sedang lemas karena sakit.

" gak apa apa bang Devan " jawab Dhira saat tau kakak ketiganya yang pulang yaitu Devan Zayken Agatha.

" kita kerumah sakit aja kali ya " Devan sangat khawatir karena Dhira jangan sakit dan sekalinya sakit dia akan sangat lemah seperti sekarang.

" gak apa apa bang " jawab Dhira lemas.

" udah ayo abang gendong kita ke rumah sakit aja " jelas Devan lagi dan dia langsung membawa Dhira menuju mobilnya.

" gak apa apa bang, abang kan baru pulang pasti capek " jelas Dhira merasa abangnya pasti sangat lelah.

" abang gak apa apa, udah adek ikut aja yaa sayang. " Devan pun melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat tapi tentu saja yang bagus.

Setelah sampai Dhira pun segera di baringkan ke ranjang pasien dan langsung di periksa oleh dokter kenalan ayahnya Dhira.

Lalu setelah selesai Dhira dan Devan pun menuju kamarnya nanti yaitu kamar VVIP, ternyata Dhira kelelahan dan masuk angin lalu imun tubuh Dhira juga sedang lemah terlebih lagi Dhira sepertinya sedang stress.

" adek, kata dokter adek sedang stress, stress kenapa sayang? Mau cerita? " tanya Devan, karena beda umur Devan dan Dhira tidak terlalu jauh sehingga Dhira memang lebih terbuka dengan kakaknya yang satu itu.

" banyak tugas sekolah bang, adek kan gak sepintar bang Dirga " Dhira gak mau menjelaskan kenapa dia stress.

" ya udah kamu tidur aja istirhat dulu abang bawa baju ganti dulu, abang mau mandi juga " jelas Devan, sebenarnya Devan gak mau meninggalkan Dhira tapi dia belum makan dan mandi jadi dia harus meninggalkan Dhira sebentar.

" iyaa bang gak apa apa, bang bisa minta hp Dhira gak? " karena Devan buru buru dia gak membawakan hp Dhira.

" kamu sakit gak boleh main hp dulu, lalu besok abang izinkan kamu buat gak sekolah " jelas Devan ke Dhira.

" abanggg kangen bunda sama ayah " Dhira pun beralasan kangen kedua orang tuanya padahal dia mau memberitau yang lainnya.

" pakai hp abang aja nanti, udah istirahat sana kamu. Awas gak istirahat " Devan pun pulang dan Dhira pun kesal karena gak bisa memberitaukan ke teman temannya kalau dia tidak masuk sekolah.

✔️ ME YOU AND HIM [END]Where stories live. Discover now