Part 32

346 23 1
                                    

Langit biru sangat bersih dari awan-awan, matahari bersinar dengan cerah sama seperti hati Uni yang sangat cerah. Setelah berpamitan pada ibunya Uni langsung meluncur ke rumah pacarnya alias bos nya.

"Hai pacar." Sapa Ares yang sudah berada diambang pintu.

"Loh ngapain berdiri di pintu?" Tanya Uni.

"Ya nunggu kamu lah, saya tuh kangen tau." Ucap Ares manja.

Uni terheran dalam hatinya bos nya itu bisa alay tidak seperti biasanya.

"Iya iya pacar mu ini kangen juga."

Ares hendak memeluk Uni tapi mendadak Uni mundur sambil memegangi perutnya.

"Aduh sakit." Keluh Uni tangannya memegangi perutnya.

"Belum diapa-apain ko udah sakit, kenapa?" Ceplos Ares.

Pletak.. Satu pukulan mendarat di kepala Ares.

"Aww.. " Desis Ares memegangi bagian kepala yang dipukul Uni.

"Sembarangan kalo ngomong."

"Aduhh sakit.. " Perut Uni semakin sakit.

"Eeh kenapa?" Ares panik melihat Uni sangat kesakitan.

"Sekarang tanggal berapa?" Tanya Uni.

"28."

"Pantesan nih perut sakit."

"PMS?" Tebak Ares.

Uni mengangguk, jadwal datang bulan Uni memang selalu di akhir bulan.

"Kenapa sih harus sekarang bukannya tadi di rumah aku kan ngga bawa pembalut." Batin Uni.

Ares yang peka akan itu mau tak mau ia membelikan Uni pembalut, selain itu Ares juga membeli beberapa pereda nyeri haid yang ia sendiri tidak tau dan berakhir bertanya pada penjaga toko.

Uni saat ini sedang berbaring di kamar Ares, padahal Uni tak mau tapi Ares terus memaksa supaya Uni istirahat saja.

Setelah membeli semua yang Uni perlukan kini Ares sedang menyuapi Uni bubur, lagi-lagi Ares memaksa.

"Udah Pak."

"Minum obatnya." Ucap Ares.

"Udah nih, kita sekarang berangkat ke kantor yu." Uni sebenarnya masih sakit pms, malas rasanya ingin tidur aja seharian tapi ia harus berangkat ke kantor.

"Ngga, kamu istirahat saja di sini."

"Tapi Pak.. "

"Saya bos nya dan kamu bekerja langsung dengan saya jadi harus nurut apa kata saya." Ares khawatir melihat kondisi Uni.

"Saya berangkat ada meeting." Ares melangkah keluar kamar.

"Makasih mas pacar." Teriak Uni dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

Ares membalikan badan menangguk lalu tersenyum kepada Uni.

Ares pergi ke kantor sendirian padahal dia ingin sekali disamping Uni selalu tapi dia ada rapat penting.

Di kantor

Rapat selesai di ruangan hanya tersisa Ares dan Deris sambil membereskan berkas-berkas.

"Asisten lo mana ngga keliatan?" Tanya Deris kepo.

"Dia lagi sakit."

Deris hanya menangguk saja.

"Tidak ada jadwal penting lain kan?" Tanya Ares.

"Ngga ada."

"Kalo gitu saya pulang duluan." Ares berlalu.

"Loh tumben masih siang biasanya paling males pulang." Deris heran belakangan ini Ares sikapnya berbeda dari biasanya.

Ares terbiasa berbicara formal ketika di tempat kerja mau itu cuma berdua bahkan sama sahabat nya, kadang terbawa saat lewat jam kantor, lain dengan Deris yang terbiasa berbicara tidak formal kecuali dengan client.

Ares tidak sabar bertemu Uni, ia tidak tega meninggalkan Uni sendiri di rumahnya.

Ares memasuki kamarnya terlihat Uni sedang tertidur mungkin efek obat. Ares menaikan selimut yang sudah melorot ke bawah.

"Lagi tidur aja cantik." Ares bergumam memperhatikan wajah Uni.

Uni membuka matanya.

"Pak Ares?" Dengan suara khas bangun tidur.

"Eh saya ganggu kamu tidur ya?" Tanya Ares.

"Ngga ko. Jam berapa sekarang ko udah pulang?"

Uni melihat jam dinding menunjukkan pukul 11 siang.

"Loh masih jam 11."

"Saya sengaja pulang duluan abisnya ngga tega liat kamu sakit perut gitu."

"Makanya jangan seenaknya sama cewek ngga tau aja gimana rasanya tiap bulan menahan sumbilangen alias sakit perut ini." Omel Uni.

"Saya kan perhatian sama kamu." Ares mendekati Uni, dirinya duduk di pinggiran kasur dengan tangan yang siap memegang perut Uni.

Geplak.. Uni memukul lengan Ares.

"Aww.." Ares meringis.

"Lagian ngapain tuh tangan nakal banget." Ucap Uni galak.

"Saya mau pegang perut kamu supaya cepat sembuh." Ares menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Enak aja belum halal juga." Uni mengerti maksudnya Ares.

"Kode nih?" Tanya Ares sambil menaikan alis nya.

"Ishh nyebelin." Uni lagi-lagi memukul punggung Ares dengan bantal.

Ares beranjak kabur dari kamarnya.

"Emang ya cewek kalo lagi pms lebih ganas." Ucap Ares pada dirinya.

Malam hari

Uni sedang berbaring di kamarnya sambil mengingat kejadian tadi siang

"kalo di ingat-ingat Ares perhatian juga, Ah jadi kangen mas pacar kan." Uni berdialog pada dirinya.

Drrtt.. Drrtt..

Mas Pacar❤
Call..

Tertera di layar HP Uni.

Sebelum mengangkat video call dari Ares, Uni merapikan sedikit rambut dan bajunya.

Uni mengangkat video call dari Ares.

Mas pacar❤
Hai👋
Sambil melambaikan tangan.

Uni
Hai.. Tumben nih video call.
Ucap Uni dengan posisi duduk dipinggiran kasur.

Mas pacar
Emang ga boleh ya liat muka pacar sendiri.
Ucap Ares dengan muka pura-pura melas.

Uni
Boleh dong nih pandangin aja sepuasnya.
Uni memajukan HP nya mendekati wajahnya yang polos.

Mas pacar
Gimana perut kamu?

Uni
Udah sembuh ko.

Mas pacar❤
Udah malem gih tidur nanti kesiangan loh.

Uni
Kamu juga tidur ya.

Mas pacar❤
Good night gadisku.

Setelah menutup video call singkat kini Uni bersiap untuk memasuki alam mimpi begitupun juga Ares.











Jangan lupa dipencet bintangnya biar tambah semangat up nya😁

Gadisku UniQue (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang