Part 4

639 97 10
                                    

Jam menunjukan pukul 6 pagi. Matahari sudah muncul dari permukaan.

Terlihat seorang laki-laki yang masih terlelap dalam tidurnya. Nampaknya tidak ada tanda-tanda ia akan bangun. Sampai ada seorang wanita paruh baya yang masuk ke kamarnya dan menyibakan gorden sinar matahari menembus jendela kamar.

"Silau tau." Ucap Ares sambil menutupi wajahnya dengan tangan.

"Sayang kamu ngga subuhan ya?" Ucap Mama Mia.

"Hmm.. ngantuk mah."

"Kamu ini, makanya cepet cari istri." Celetuk Mia.

"Apa hubungannya mah, udah ah masih pagi." Sewot Ares.

"Kamu ini sekarang seorang Ceo inget itu."

"Iya iya mamah ku sayang."

Setelah ceramah Mama Mia setiap pagi. Ares segera bersiap untuk berangkat ke kantor. Ia menuruni tangga karena letak kamarnya berada di atas.

"Adek sarapan dulu." Ucap Arselia kakanya Ares.

"Nanti aja deh di kantor, mau ada rapat telat nih." Balas Ares.

"Kan kamu bos besar nya, sebentar saja lah."

"Baik lah kaka ku yang cantik nan cerewet."

Di tengah tengah sarapan..

"Ares walaupun kamu jadi bos nya tapi kamu harus tetep disiplin." Ucap pak Kurniawan.

"Denger tuh de terus jangan galak-galak sama karyawan." Ucap Arselia.

"Yaudah kalo gitu Ares pamit semuanya Assalamualaikum." Pamit Ares.

"Waalaikumssalam."

Ares pun pergi dari meja makan.

"Lihat tuh anak mu tingkahnya persis sepertimu." Ucap Mia kepada suami nya.

                              ***

Di tempat lain
Seorang gadis tengah menaiki motor nya. Yap dia Uni yang bersiap berangkat kerja.

Saat di lampu merah ia bersebelahan dengan mobil yang waktu itu pernah menyerempetnya tapi Uni belum sadar. Kaca mobil itu terbuka.

"Ah sial, lama banget." Umpat Ares. Ya dia lah pemilik mobil itu.

Ares melihat ke luar jendela mobil, ia melihat gadis itu. Uni pun sama is melihat Ares. Sampai akhirnya lampu berubah hijau. Mobli Ares pun melaju.

Uni baru sadar setelah melihat plat mobil itu.

"Ya ampun itu kan mobil yang peranh nyerempet gue." Ucap Uni.

Ia berusaha mengejar tetapi mobil itu sangat cepat. Uni menghentikan motornya di pinggir jalan sambil melihat jam 7 kurang 15 menit.

"Duh gue lupa harus berangkat kerja." Gerutu nya.

Sesampainya di tempat kerja Uni bergegas masuk.

"Selamat pagi Uni." Ucap Diki teman kerja Uni.

"Pagi." Balas Uni.

*Di kantor

Saat di lampu merah tadi ia ingat betul gadis itu yang pernah di serempetnya. Saat aku melihat ke luar jendela mobil gadis itu juga melihatku. Untung lampu nya sudah berubah hijau. Aku langsung buru-buru tancap gas.

"Wey." Suara Deris mengagetkan Ares.

Deris adalah sahabatnya Ares sejak smp sekaligus sekertarisnya di kantor. Karena Ares percaya kepada sahabatnya itu. Awalnya sekertaris Ares seorang wanita tetapi ia tidak suka dengan tingkah para mantan sekertarisnya itu yang selalu menggoda nya.

"Bisa ga sih kalo mau masuk ketok pintu dulu." Ucap Ares dengan nada kesal.

"Udah gue ketok, lo nya aja yang budeg. Pagi-pagi udah ngelamun, ngelamunin apa sih?" Cerocos Deris.

"Kucing gue mau lahiran tapi bapak nya kabur." Ucap Ares asal ceplos.

"Hahaha.. gila lo kucing di pikirin." Deris tak henti hentinya tertawa geli.

"Udah ketawanya?buatin gue kopi dong gula nya dikit aja." Perintah Ares.

"Buat aja sendiri atau suruh OB, bye gue masih banyak kerjaan." Tolak Deris sembari meninggalkan ruangan Ares.

"Woy gue potong gaji lo." Teriak Ares.

Ares sempat terpikir untuk merekrut menjadi Asisten pribadinya yang bisa menyiapkan apa yang dia butuhkan masa iya harus Deris ogah yang ada di kira homo. Apa aku cari istri sekalian, ngga ngga jangan dulu. Pikirnya.

































































Vote&coment nya jangan lupa
9 September 2020

Gadisku UniQue (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang