Kenapa? mau juga?

321 19 0
                                    

Tok tok tok!

Brakk!

"Cil, udah mau magrib lo mau buka gak?" tanya Bryan sedikit emosi karena sedari tadi ucapannya tak kunjung dibalas.

Raya yang sedikit terganggu dengan teriakan Bryan itu membuka matanya kemudian berjalan pelan pelan kearah pintu kamarnya lalu membukanya

Pria yang berada didepannya itu menggelengkan kepalanya sembari berdecak "bangun tidur? ayo udah mau magrib nih" ucap pria itu kemudian mulai melangkah kearah meja makan

Raya mengikutinya dari belakang, tak berniat membuka suara, karena tenggorokan gadis itu kini kering.

Suara azan magrib berkumandang saat raya tengah berjalan ke arah meja makan, mendengar azan tersebut dengan segera raya berlari kearah meja makan yang sudah terdapat beberapa makanan dan minuman yang menggiurkan bagi nya

Ia meneguk es teh manis, kemudian memakan makanannya dengan lahap "Hati hati dek makannya" ujar mamahnya

Bryan mengangguk "tau tuh, kayak setahun gak makan"

Raya menyengir "laper mah" ucapnya.

Dan saat ini gadis itu telah menghabiskan dua piring nasi, raya benar benar kenyang.

"Aku masuk ke kamar dulu ya mah pah bang" ujar raya kemudian berjalan kearah kamarnya, membersihkan tubuhnya tak lupa menunaikan ibadah nya.

Setelah itu ia membuka ponselnya, dan saat melihat pesan bahwa Stevan sudah dalam perjalanan, gadis itu segera keluar menuju depan rumahnya.

Bertepatan saat ia sampai di teras rumahnya Stevan juga sudah memarkirkan motornya, raya berjalan mendekati nya "Van kayanya kita beli dulu deh, soalnya gue lupa taruhnya"

"Gak usah, nih gua beli tadi" ujar Stevan sembari menunjukan keresek hitam besar yang berisi macam macam petasan namun lebih banyak jenis kembang api.

Raya mengangga kemudian menoleh kearah pria itu "ini kayanya kebanyakan deh, berapa totalnya? gue ganti ya?" tanya raya tak enak, karena raya yang mengajaknya.

"Gausah, ayo nyalain"

"Serius Van?" tanya gadis itu sedikit tak yakin, Stevan mengangguk kemudian keduanya menyalakan satu persatu mulai dari petasan hingga kembang api.

"Anjing si raya, gua pikir bocil samping rumah, mau gua omelin nih" ucap Bryan yang baru saja datang dari dalam rumah

Keduanya hanya terkekeh

"Bang fotoin gue sama Stevan dong" ujar raya saat Bryan tengah berjalan memasuki rumahnya

Bryan mendegus kemudian menyalakan ponsel nya, melihat itu raya segera mengambil pose, dan akhirnya mendapatkan beberapa jepretan

"udah"

"okaii makasiih banggg" ujar raya kemudian mengambil kembang api lagi, kali ini ia duduk di rumput halus nya.

Stevan pun langsung duduk disampingnya

"perut gue kekenyangan, tapi gue seneng banget" ucap raya sembari mengelus elus perut ratanya

Stevan menoleh sekilas "ya bagus, dari pada lu kelaparan? ngomong ngomong semangat puasanya"

"seneng kenapa ceritain sekarang, nanti lu lupa bkin gua penasaran bener" lanjut pria itu

Raya mengangguk "lo juga"

"gua kaga puasa Ray"

Raya menautkan kedua alisnya sembari menatap kembang api miliknya "kenapa? halangan?"

"Gua non"

Dua kata yang dapat membuat raya membelalakkan matanya sekilas, bagaimana tidak? ia dan Stevan sudah dekat kurang lebih dua bulan terakhir dan bahkan ia belum tau itu?

Raya menggaruk kepalanya "ah maaf, gue gatau, lo juga gabilang si"

Stevan mengangguk "oh ya, tadi seneng kenapa, cerita, nanti lupa lagi, lu lupa gua cium"

"Ga bakal wlee, ga papa sih, cuman ya gara gara kenyang aja hehe" kekeh raya

Sementara Stevan menghela nafas "gua pikir apaan Ray"

Raya tak lagi mengambil kembang apinya, kini tangannya beralih mengambil kelinci berwarna putih dan juga coklat.

Kemudian menoleh kearah Stevan yang tampak memperhatikannya "lo berani megang?"

"Beranilah, sini" ucap Stevan sembari mengambil kelinci berwarna coklatnya kedalam pelukannya, dan kelinci itu langsung berjalan kearah lengan pria itu.

Benar benar lucu bagi raya, bahkan gadis itu tanpa sadar tersenyum, melihat senyuman gadis didepannya Stevan ikut tersenyum.

"gila lucu banget" kagum raya sembari terus mengamati kelinci yang berada di pelukan Stevan.

"makasih" balas Stevan kemudian menciumi kelinci yang berada di pelukannya.

Raya yang melihat itu membelalakkan matanya "heh Stevan, jangan dicium dong"

Stevan menoleh "kenapa? mau juga?"

Gadis itu refleks kembali membelalakkan matanya kemudian menggeleng cepat dan membekap mulutnya dengan kedua tangannya "enggakk"

Stevan terkekeh melihat tingkah refleks raya kemudian keduanya kembali bermain dengan kelinci milik raya

***

Hari raya sudah semakin dekat jika dihitung kurang lebih tinggal 5 harian, dan disekolah raya pun sudah melakukan ujian.

Sedari kemarin raya terus menunggu ajakan dari Arsen yang katanya akan mengabarinya saat akan buka bersama, namun sampai saat ini belum juga, bersama keluarganya sudah, bersama Adrian sudah, bersama Fany pun sudah beberapa kali.

Dan juga saat sahur pun tak jarang Stevan mengajak raya untuk joging di taman, sembari bercerita tentang kehidupan masing masing.

Dan saat di bulan puasa raya lebih sering buka puasa atau ngabuburit dengan Stevan, bahkan pria itu selalu menyemangati raya saat gadis itu berpuasa, atau menasehati raya saat gadis itu akan membatalkan puasa.

Seperti yang dilakukan Stevan kali ini di pasar Ramadhan.

"Gue makan aja kali ya, gue laper banget" ujar raya sembari memegang roti yang sudah ditangannya.

Stevan merebut roti tersebut kemudian memasukannya kedalam kresek yang berada ditangan raya, kemudian mengambil alih kresek tersebut "udah jam lima, nanggung, pulang sekarang ayo"

Raya mendegus kemudian mengikuti langkah Stevan dari belakang sesekali melirik makanan makanan yang sangat mengiurkan.

"Mau makan dimana?" tanya Stevan sembari menaiki motornya sembari menggunakan helm full face nya.

"Rumah gue aja gimana?" tanya raya dibalas anggukan pria itu, raya pun segera menaiki motor tersebut, lalu Stevan segera melesat menuju rumah raya.

Setelah menempuh jarak sekitar sepuluh menit, kedua remaja itu sudah sampai di rumah raya, raya pun segera turun dari motor tersebut disusul dengan Stevan dibelakangnya.

Raya menoleh "makan di taman belakang aja ya Van, lumayan sejuk disana" ujarnya dibalas anggukan Stevan.

"Papah sama mamah kemana bang?" tanya raya yang baru saja membuka pintu, disuguhi pemandangan bryan dan kertas yang berserakan.

"Baru beli makanan"

Raya mengangguk paham, kemudian melanjutkan perjalanan menuju halaman belakang nya, sesampainya disana ia langsung duduk dibangku yang sudah terdapat di halaman belakang rumahnya, diikuti oleh Stevan.

"Tinggal tunggu aja deh" ucap raya sembari mengeluarkan semua makanan yang berada di dalam kresek.

"Van.... gue kangen deh sama Arsen, dia kangen balik sama gua gak ya?" ujar raya yang tiba tiba mengingat Arsen.

"lo tau bahkan sekarang kurang empat hari lagi aja gue belum sekali bukber sama Arsen, padahal dulu sering banget bukber" lanjut gadis itu.

"Bilang aja ke Arsen, siapa tau dia lupa"

"Masa lupa sih Van?"

"Coba aja dulu Ray"

𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃𝐙𝐎𝐍𝐄 𝟏 [𝐄𝐍𝐃]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant