Ragu

372 15 0
                                    

Sesampainya di depan rumah raya, gadis itu sedikit ragu untuk melangkahkan kakinya kedalam rumahnya, ia takut Bryan masih berada di dalam.

Melihat gelagat raya yang tampak masih takut, Adrian mengulas senyumnya "Gapapa Ray, ada gua, ayo, lo bersih bersih dulu, baru ke makam"

Raya mengangguk kemudian keduanya berjalan ke pintu rumah raya dengan Adrian didepan.

Pintu tak terkunci, kedua remaja itu sedikit bingung, lalu memutuskan untuk tetap memasuki rumah raya.

Sesampainya di dalam, rumah sepi, tak terlihat Bryan atau suaranya, raya pun membuka suara "gue cek bang Bryan di kamarnya dulu ya Yan, tunggu bentar" ujar gadis itu kemudian mulai melangkah

"Gua temenin gak?"

Raya menoleh sekilas "gausah" ucapnya kemudian mulai melangkah ke kamar Bryan, namun ia tak menemukan pria itu dikamarnya, ia pun mulai menelusuri ruangan lain di rumahnya.

Dan hasilnya nihil, tak ada Bryan disana, raya pun segera ke tempat Adrian berada "Bang Bryan kok gak ada ya Yan" ujar raya sedikit khawatir, pasalnya semalam pria itu tengah dibawah kendali alkohol, dan ia takut terjadi sesuatu pada abangnya itu.

"Baru keluar mungkin Ray, lo mandi gih" ujar adrian, raya mengangguk kemudian berjalan memasuki kamarnya.

Beberapa menit berlalu kini raya sudah siap dengan pakaian yang berbeda "Ayo Yan" ujar raya

Adrian yang tengah duduk di sofa dengan ponsel yang berada ditangannya itu mengangguk kemudian beranjak berdiri, keduanya pun segera keluar lalu melesat menuju makam yang tak terlalu jauh dari rumahnya.

***

Raya dan Adrian baru saja keluar dari pemakaman umum, kini kedua remaja itu memutuskan untuk melesat kerumah raya.

Saat keduanya hendak memasuki rumah raya terdapat panggilan yang membuat raya memberhentikan langkahnya kemudian menoleh, mendapati Stevan yang berjalan mendekatinya "Raya maaf" ujar pria itu didepan raya

Raya mengangguk, tak lama datang pria yang ia hubungi semalam, Arsen, pria itu baru saja datang dirumahnya dengan motor nya kemudian berjalan kearah raya

"Ray, maafin gua, gua bener bener gatau semalem lo baru gimana, maaf Ray" ujar Arsen dengan wajah menyesalnya.

Raya lagi lagi mengangguk lalu tersenyum tipis "santai aja, mau masuk?"

Belum sempat kedua pria itu menjawab Ardian lebih dulu berdehem kemudian berjalan didepan raya dengan melipatkan tangannya didepan dada, menatap kedua pria itu tajam.

Stevan kembali menatap Adrian dengan datar, sementara Arsen mengangkat salah satu alisnya, bingung.

"Udah? mending sekarang lo pada balik, udah gak guna lagi soalnya" ujar Adrian sedikit malas melihat kedua tampang pria itu

"Maksud lo apa Yan?" tanya Arsen sedikit tak terima

Adrian terkekeh "maksud lo juga apaan sen? raya baru bener bener butuh lo malah lagi asik asik an sama pacar lo, OTAK LO DIMANA?"

"Udah Yan" ujar raya menengahi.

"Gua gak tau Yan, gua baru tau tadi itu aja di kasih tau Stevan"

Adrian menatap Arsen sinis "terus? gua gak nanya sih"

"Anjing"

"Mending lo pada pergi, raya gak butuh temen modelan kaya kalian, ayo Ray" ujar Adrian kemudian menarik tangan raya.

Raya menoleh sekilas kearah kedua pria itu "Maaf, maafin Adrian" ujarnya kemudian mengikuti langkah Adrian.

***

𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃𝐙𝐎𝐍𝐄 𝟏 [𝐄𝐍𝐃]Место, где живут истории. Откройте их для себя