2

1.2K 41 2
                                    

Langsung aja ya!

Absen baca cerita ini tau dari mana?

HAPPY READING!
(❁´◡'❁)

Ada hati yang tanpa sengaja membuka pintu untuk kamu singgah di dalamnya

Lino kembali melenggang menuju gadis dengan rambut di urai sebahu. Gadis itu tengah asik bermain ponsel di bangku pinggir jalan sendirian.

Selang beberapa detik, Lino sudah bertengger di samping Mulan. Mulan Agranda, teman kecil Marselino sekaligus sahabat Azzalea.

Lengan lelaki itu naik, menepuk pelan bahu Mulan. Sang empu mengedikkan bahunya tipis, lalu mengalihkan pandangan matanya dari benda pipih itu pada Lino.

"Lino! Ngagetin tau!" ketus Mulan dengan memonyongkan bibirnya.

Lino terkekeh pelan, "Lagian, lo ngapain malem malem disini? Bahaya perempuan keluar malem," ucapnya. Pria itu mendorong tubuh Mulan ke samping, membuat ruang untuknya mendudukkan bokong. Kakinya sedikit pegal akibat berjalan cukup lama, ditambah lagi angin malam yang cukup dingin menambah sensasi linu menyeruak menembus kulit.

Mulan menarik napas panjang mengisi udara pada rongga dadanya, "Bokap sama nyokap gue berantem terus akhir akhir ini. Makanya gue milih keluar, buat nenangin pikiran," Mulan menatap kosong jauh ke depan sana.

"Sorry ngga bermaksud,"

Mulan terkekeh, suara pria di sampingnya terkesan canggung dan tidak enak.

"Nggak usah minta maaf No, kaya sama siapa aja. Bay the way, gue boleh sekalian curhat nggak? Udah lama gue nggak curhat sama lo. Lebih tepatnya setelah lo pacaran sama Lea," ujarnya disertai senyum kecut, ketika ia menyebut nama Lea.

Mendengar itu, Lino langsung menyerongkan duduknya hingga wajahnya menatap hangat wajah Mulan dari samping.

"Cerita aja Lan, gue siap dengerin keluh kesah lo. Kalau lo lupa, gue udah bilang sama lo kalau gue bakal selalu ada buat lo, kapan pun lo butuh gue selalu ada," jelas Lino masih terus memandangi wajah Mulan.

Mulan yang sadar dirinya di perhatikan secara intens oleh Lino, menoleh mempertemukan dua manik mereka. "Makasih lo selalu baik sama gue," lalu menaikkan kedua sudut bibirnya.

Lino membalas ulasan senyum Mulan, "Sama sama," lembutnya.

"Udah hampir satu tahun setelah lo pacaran sama Lea, keluarga gue mulai retak No. Dimulai dari perusahaan papa gue hampir bangkrut, mama gue yang stres takut bokap gue bangkrut dan dia nggak bisa hidup enak,"

"Mulai saat itu mereka sering bertengkar, bahkan hal hal yang nggak penting pun mereka ributin. Seperti baju yang papa kenakan saat di rumah ataupun diluar rumah. Jujur gue ikutan stres mikirin mereka, gue nggak tahan tiap hari dengerin mereka berantem. Kelapa gue rasanya mau pecah,"

Mulan menjeda ucapannya agak lama seolah mengingat kembali kejadian beberapa bulan lalu. Lino perhatikan, sudut mata gadis itu sudah sedikit berair. Mungkin memang lukanya begitu dalam.

"Sampai... ," Mulan kembali menjeda katanya, menghela napas berat sembari memejamkan matanya menghalau cairan bening yang hampir merembes.

"Sampai akhirnya, hari ini nyokap gue ketahuan selingkuh sama partner kerjanya. Gue nggak tau kedepannya bakal gimana No," pasrah Mulan.

Marselino [END]Where stories live. Discover now