haiiii
Happy Reading!
•
•
•Gada quotes
(❁´◡'❁)
Baru beberapa jam setelah keduanya sepakat untuk berbaikan Lino kembali disibukkan dengan teman masa kecilnya, siapa lagi kalau bukan Mulan. Saat ini Mulan sedang bergelayut pada lengan Lino, keduanya tengah duduk di kantin dan menjadi pusat perhatian seluruh atensi. Terlebih lagi, bibir Mulan melengkung ke bawah dengan mata berkaca-kaca.
Sedangkan lelaki itu dengan tulus mengelus puncak kepala Mulan berusaha menenangkan. Jujur saja Lino tidak tahu-menahu kenapa Mulan, karena ketika gadis itu menghampiri dirinya sudah dengan keadaan hampir menangis.
"Lo kenapa Lan? Ada yang jahatin lo?" tanya Lino cemas. Mau bagaimana pun juga, Mulan sudah dititipkan padanya. Yang artinya jika Mulan kenapa-kenapa adalah tanggung jawab Lino.
Dengan terus bergelayut Mulan menggeleng pelan.
"Atau lo mau gue anter pulang aja?" tawar Lino.
Lagi-lagi Mulan menggeleng.
Lino mengerjapkan maniknya lalu menghela napas berat, "mau lo apa sih, Lan?" geram Lino.
Mulan mengadakan wajahnya untuk menatap wajah Lino, "lo kasar sama gue?" lirih gadis itu.
"Ngga Lan. Cuma please kalo ditanya jawab. Gue bukan peramal yang tanpa lo bilang gue bisa tau semuanya," jelas Lino tak ingin berdebat lebih panjang lagi.
"Gue cemburu liat lo sama Lea, lo paham nggak sih? Gue itu sayang sama lo dan Om Mario juga setuju. Bisa sehari aja nggak mesra sama Lea?" tutur Mulan membuat Lino menelan ludah. Ini memang Mulan sengaja minta dikatain atau memang Mulan tidak sadar diri.
"Tapi Lea pacar gue Lan, mau sampai kapanpun juga lo cuma cewe pilihannya Papa bukan cewe yang gue mau. Lea segalanya buat gue Lan dan lo cuma temen masa kecil gue nggak lebih. Soal kasar kemarin, gue terpaksa biar lo seneng," jelas Lino sembari menatap manik Mulan.
"Lo masih anggep gue temen? Sedangkan perasaan gue ke lo udah jelas. Gila lo!" sarkas Mulan. Lantas perempuan itu melepas tangganya dari lengan Lino. Ia hendak pergi, namun sebelum beranjak matanya terlebih dahulu menemukan Lea bertengger di ambang pintu kantin.
Hal itu membuat Mulan mengurungkan niatnya, ia memejamkan matanya sejenak menetralkan kembali emosinya. Setelah reda, ia kembali duduk berhadapan dengan Lino. Sedangkan Lino diam sembari memperhatikan tingkah Mulan.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata dengan secepat kilat Mulan mengecup pipi Lino dan langsung berlari dari kantin. Bukannya marah Lino malah mengulum senyum tipis seraya menyentuh bekas bibir Mulan di pipinya.
Di sisi lain, tubuh Lea mematung sempurna dengan jantung yang berdegup dua kali lebih kencang. Terlebih lagi ketika Lea melihat Lino mengukir senyum di sana.
"Jangan diliatin nanti sakit sendiri," ujar seorang lelaki yang langsung menarik pergelangan tangan Lea agar segera meninggalkan kantin.
Lea hanya diam. Ia masih tak percaya kejadian tadi.
Setelah sampai di dalam kelas, lelaki tersebut langsung mengambil botol minum milik Lea di dalam tas dan membukanya untuk Lea. Ia lantas menyodorkan botol itu pada Lea, "minum dulu biar kagetnya ilang," ucapnya masih dengan nada datar.
"Nggak, taruh aja di meja. Ntar gue minum kalo haus," balas Lea.
"Nggak usah ngeyel!"
"Gue nggak mau Tama, jangan maksa deh."
(❁´◡'❁)
"Anak-anak minggu depan kalian akan menghadapi ujian kelulusan sekolah. Saya harap, kalian mempersiapkan ujian itu sebaik mungkin agar bisa lulus dengan nilai terbaik. Ujian kelulusan akan digelar selama 10 hari, itu artinya waktu kalian di sini tinggal 10 hari lagi. Nikmati proses di sekolah sebelum hari kelulusan tiba, itu saja pesan saya. Semoga semuanya sukses dan lulus dengan nilai baik." Ucap kepala sekolah di depan murid kelas XII yang tengah melaksanakan apel sore sebelum pulang.
Tak terasa tiga tahun sudah Lino, Dewa, Tama dan Nando melaksanakan sekolah di SMA Rajawali. Di samping ujian yang akan segera digelar dan hari kelulusan semakin dekat, pernikahan Lino dengan Mulan juga semakin dekat.
Jika pernikahan mereka semakin dekat, maka patah hati terbesar Lea juga akan segera tiba. Gadis itu harus mengikhlaskan lelakinya secara paksa, itupun jika ia masih bisa ikhlas.
Dan setelah hari kelulusan serta pesta pernikahan semuanya akan berbanding terbaik dari kondisi sekarang. Intinya semua akan menemukan kebahagiaan dan keinginannya masing-masing.
Di baris terakhir Tama, Nando dan juga Dewa saling pandang satu sama lain. Bukan takut karena ujian namun, takut akan hari setelah kelulusan.
"Apa yang harus kita lakuin? Apa pernikahan itu bakal terjadi?" cemas Nando. Lelaki itu meremas celana seragamnya.
"Nggak ada yang bisa kita lakuin selain berdo'a minta yang terbaik sama Allah, Ndo." Balas Dewa.
"Keputusan Papa nggak ada yang bisa bantah Ndo, lagipula kita cuma anak angkat yang nggak punya hak apapun buat ngatur Papa. Kita masih dibiayain sampai sekarang aja bersyukur," celetuk Tama. Iya memang benar mereka tidak ada hak untuk mengusik keputusan Papa.
"Tapi gue kasian sama Lino. Meskipun gue kesel sama dia, tapi gue nggak bisa liat dia tertekan kaya gitu. Apalagi harus nikah sama mak lampir," jawab Nando. Rasa kesalnya pada Lino tidak mengurungkan rasa pedulinya pada Lino. Karena sejatinya Lino adalah saudaranya, meski bukan satu darah.
"Nggak cuma lo doang yang kasian sama dia. Kita semua sama Ndo, cuma kita lebih milih diem sambil terus berdo'a," sahut Dewa.
"Nggak bisa kita lakuin sesuatu?" ujar Nando lagi.
"Nggak Ndo! Udah, fokus ujian dulu. Masalah Lino kita bahas setelah ujian." Pungkas Tama.
Nando diam. Tak ada pembahasan lagi setelah ujaran Tama.
TBC
(❁´◡'❁)Haiiii
Bentar lagii endinggg alhamdulillah.....
Emm semoga nanti malem bisa up lagi biar end nya lebih cepet.
Kalian setuju Lino nikah sama Mulan ngga????
Tapi Lino gatau kalo dia dijodohin sama Mulan
Kasian juga si Lea ntar ditinggal nikah awokawokk
Yaudah babaiiiiii
Purwokerto, 30 Oktober 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Marselino [END]
Fanfiction"Selamat tinggal Lea, bahagia tanpa aku ya?" 🏅Rank🏅 #9 In Asik 28 Juli 2023 #1 In Marselino 4 Agustus 2023 #1 In Azzalea 12 September 2023 #2 In Ernando 3 Oktober 2023 | 1 in Ernando 11 okt #5 In Dewangga 3 Oktober 2023 |3 in Dewangga 11 okt #9 I...