26. Ollie (2)

22K 2.6K 104
                                    

"Ngapa lu ngeliatin gue sinis beud?" Ujar Keenan kepada Clara yang menatapnya dan anjing kesayangan.

"Aku pinjam anjingmu." Ucap Clara  kepada Keenan.

"Nanti, ya? Ken juga baru main sama Ollie."

"Sekarang."

"Enggak. Gue udah bilang nanti. Lu jangan ngajak ribut lagi lu. Gue dah Baek ngomong ama lu." Balas Keenan yang sudah habis kesabarannya.

"Lagian, minta beliin sama Daddy sana. Lu kan cewek, minta beliin kucing garong aja. Cocok sama muka soalnya." Ejek Keenan dengan sedikit tertawa.

"Dasar."

Tanpa diduga, Clara merebut anjing yang sedang berada di tangan Keenan. Ollie yang menghadap kearah Keenan pun terkejut dan menggonggong.

Keenan juga tak ingin kalah, anak bungsu itu terus berusaha melepaskan tangan Clara. Kasihan tangan anjingnya!! Eh? Anjing punya tangan ama kaki atau kaki semua??

"Lepasin anjing gue. Gila Lo, itu tangannya bisa lepas, babi!!!!" Hilang sudah kesabaran Keenan. Tidak usah bersandiwara lagi untuk menghadapi ondel-ondel di depannya ini. Lagipula tidak ada siapa-siapa dirumah kecuali mereka berdua dan pembantu juga bodyguard.

"Gue bilang cuman mau minjem bentar. Lo yang pelit."

Keenan mendorong Clara supaya ia mendapatkan akses untuk mengambil Ollie. Dan benar saja, ketika perempuan itu terjatuh, Ollie langsung melompat kearah Keenan. Bahkan kuku Ollie meninggalkan cakaran cukup panjang di leher sang pemilik.

"Keenan!!!"

Lelaki manis itu menoleh ke arah sumber suara. Kenapa ia harus bertemu dengan orang yang sangat Keenan hindari saat ini. Kenapa tidak Holand saja yang datang. Kenapa?!!!!

"Kamu tidak malu mendorong perempuan?"

See? Kalian sudah bisa menebak siapa orang itu??

Tentu saja kakak tersayang seorang Clara. Althan.

Keenan membenci Althan. Bukan benci, tapi setiap bertemu dengan Althan, Keenan banyak berintropeksi diri. Dan sekarang, ia sedang tidak ingin.

"Dia yang merebut Ollie. Sampai Ollie menggonggong." Ucap Keenan pelan sambil menunduk.

"Kamu bisa mengambilnya kembali. Clara tidak sekuat itu untuk menahan anjing-mu. Tidak harus mendorongnya."

"Apapun yang aku lakukan, akan tetap salah di mata-mu, kan? Jadi, untuk apa membela diri?" Okey, Keenan kali ini cukup berani. Dan akan terus berani seperti ini.

Ucapan Keenan sangat mengguncang hati Althan. Pemuda itu terdiam. Ia melihat Keenan yang pergi dengan berlari melewati tangga. Kenapa? Apa yang diucapkan Keenan itu benar. Ia selalu berkomentar pedas atas apa yang Keenan lakukan. Terlebih pada Clara.

Disisi lain, Holand melihat Keenan memasuki kamarnya melalui layar laptopnya. Setiap ruangan memiliki CCTV, hanya di ruang tengah yang tidak ada.

Ia melihat bagaimana Keenan memeluk Ollie dan mengelus anjing itu pelan. Ia tidak tau, apa yang terjadi sebenarnya. Karena, kejadian itu berada di ruang tengah.

"Ollie... Pasti tangannya sakit. Cakaran lu periiiiih banget. Kek omongan Althan." Ucap Keenan sekarang sedang curhat dengan seseorang.

Sang anjing pun hanya menjilati wajah Keenan. Seolah berkata jangan sedih, dan mengajak bermain.

"Nanti, kalau kak Holand sama Daddy liat ni luka cakaran. Mereka marah gak ya? Enggak deh keknya. Soalnya kan cakarannya small. Kayak badan lu."

My Little BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang