41. Daddy

21.1K 2.4K 235
                                    

Setelah pulang, Keenan sudah bisa beraktifitas seperti biasa. Dengan catatan, menggunakan kursi roda.

Dan saat ini, Thomas dan Keenan tengah berada di ruang tengah. Sang ayah sibuk dengan setumpuk kertas, sedangkan anaknya sibuk memperhatikan.

"Daddy pergi dulu, ya? Bilang sama mommy juga. Daddy ke kantor." Ujar Thomas sambil mengecup kepala Keenan dengan lembut.

"Daddy yakin ke kantor?" Tanya keenan dengan tak percaya.

"Tentu saja. Kemana lagi Daddy akan pergi salain ke kantor."

"Jangan pergi. Keenan punya firasat buruk." Ujar Keenan dengan lemas.

"Ada apa? Daddy akan kembali nanti sore. Sudah, ya? Daddy pergi sekarang."

Keenan menarik tangan Thomas dengan kencang.

"Daddy jangan pergi!!!" Teriak Keenan.

"Kenapa? Nanti Daddy belikan Cimory."

"Semalam Ken nonton film, nenek-nenek nyari suaminya. Ternyata suaminya udah nikah lagi. Daddy sering ke kantor, jangan-jangan Daddy ada selingkuhan di kantor." Pecah sudah tangis Keenan.

Film yang ditontonnya di tok-tok Holand membuatnya terus waspada. Bahkan masih terngiang saat sang nenek menaburkan bunga di pusara orang yang menggantikan dirinya.

"Kamu ini bicara apa? Daddy tidak mungkin seperti itu." Ujar Thomas sedikit kesal.

"Hiks... Daddy jangan pergi ke kantor." Ucap Keenan lagi.

Tangis Keenan itupun mengundang kedatangan Kinan yang masih memakai apron.

"Ada apa? Kenapa Keenan menangis?" Ujar Kinan seraya mengelus wajah sang anak.

"Dia melarangku pergi ke kantor. Dia bilang aku punya selingkuhan." Jawan Thomas seadanya. 

"Ini sebabnya Daddy melarang kamu menonton hal seperti itu. Semuanya kamu bawa di dunia nyata." Ujar Thomas kepada Keenan.

"Kamu urus Keenan, ini rapat yang sangat penting. Aku pergi dulu." Ucapnya lagi seraya mencium kening Kinan.

"Daddy!!" Teriak Keenan. Masuk h dengan tangisnya. Bahkan muka anak itu sudah memerah padam.

"Mommy... Nanti Daddy kayak yang di film Ken tonton tadi malam."

Kinan hanya memeluk Keenan. Kenapa disaat-saat seperti ini, Keenan malah sangat sensitif. Ia seperti menenangkan seorang balita.

"Tadi kayaknya Daddy marah ke Ken, mom." Tangis itu semakin pecah. Bahkan dadanya sudah naik turun. Menandakan ia sudah susah mengambil nafas.

Kinan buru-buru memanggil Jerry yang berada di dapur. Dan memerintahkan anaknya itu untuk membawa alat bantu nafas Keenan.

"Kamu kalau mau mati, ingat waktu. Sekarang keluarga kita sedang tidak full." Dumel Jerry seraya membantu keenan menghirup udara dengan benar.

"Kenapa semua orang marahin Ken? Hiks..."

"Bukan marahin, Daddy sekarang sedang sensitif. Sedang sibuk, kamu malah nambahin beban pikiran."

"Kok nggak pakek lo-gue?"

"Fokus saja pada kesehatanmu. Sekarang bukan kakakmu yang sedang kamu ajak bicara, tapi seorang dokter."

"Hiks..."

Keenan hanya tertunduk. Kenapa syndrom nangis nggak mau pergi dari dirinya? Ia benar-benar menjadi seorang bencong sekarang.

"Mau ke kamar."

Lantas saja Jerry menggendong adiknya itu.

"Kenapa semua orang marah?"

"Mommy ke dapur lagi, kalau ada apa-apa pakai interkom aja, ya?" Ujar Kinan.

Tanpa menunggu waktu lama, Keenan benar-benar terpejam. Matanya memang sudah mengantuk sejak menangisi Thomas.

Beberapa jam berlalu, sang tertua sudah kembali dari rutinitasnya. Tentu saja mencari sang adik.

"Dimana Keenan?" Tanyanya kepada salah satu maid yang lewat.

"Dikamarnya, tuan."

Holand melangkahkan kakinya menuju kamar besar itu.

Saat sudah membuka pintu, ia mendapati Keenan yang bergelung dengan selimut. Ia berancana akan memeluk adiknya itu.

Tapi, ia justru mendapati tubuh Keenan yang menggigil sambil memeluk selimut.

"Ken." Panggil Holand sambil menepuk-nepuk wajah sang adik.

"Dingin." Satu kata itu muncul dari mulut mungilnya.

Holand memegang dahi sang adik. Panas!! Lalu, kenapa Keenan kepanasan?

Tentu saja Holand panik dan keluar kamar Keenan. Bersamaan dengan itu Althan dan Thomas sudah kembali.

"Mom!!! Keenan menggigil!!!" Teriak Holand dengan sangat lantang.

Thomas dan Althan pun terkejut. Mereka berdua langsung masuk ke kamar Keenan.

Thomas menjadi begitu panik. Apa karena ini anaknya tidak mengizinkan dirinya pergi?"

"Hei... Baby... Ini Daddy."

"Dingin."

"Tubuhmu panas, sayang. Bagaimana bisa menjadi dingin?" Thomas lantas melepaskan selimut Keenan. Bahkan anaknya sudah bercucuran keringat!!!

Sang kepala keluarga membawa sang anak bungsu ke pangkuannya. Memeluk tubuh lunglai itu dengan erat.

"Pegang sebentar. Daddy lepas baju." Ujar Thomas kepada Althan.

Katanya, jika saling transfer suhu tubuh, maka akan menjadi normal. Mungkin itu bisa membantu.

Kini, terlihatlah perbedaan tubuh kedua ayah dan anak itu. Yang satu sudah menjadi warna Tan dan satu lagi masih putih bersih tanpa goresan.

"Husss... Tenang... Maaf..." Thomas selalu membisikkan kata-kata penenang selama menggendong Keenan diarea kamar.

"Srutss"

Suara tarikan ingus itu memenuhi telinga Thomas. Astaga, kenapa disaat seperti ini anaknya masih mampu membuat dia tertawa.

Belum sempat Thomas memencet hidung Keenan dengan bajunya, tapi...

"Hachim!!" Suara bersin itu malah menghantarkan ingus Keenan membasahi bahu sang daddy.

Mata bulatnya terbuka. Tanpa mengelap bekas ingus itu, Keenan menatap sang ayah.

"Maaf... Hiks..." Anak itu semakin menenggelamkan kepalanya malu. Apalagi ada Althan yang terlihat shock.

"Thats okey, honey." Ujar Thomas dan mengelus rambut anaknya itu.

Tubuh remaja 16 tahun di gendongannya ini tidaklah berat sama sekali. Sepertinya sang bungsu memiliki gizi buruk.

Sedangkan Kinan datang bersama Jerry dengan membawa Kompress, termometer, air minum, dan lainnya.

"I-itu yang di bahu Daddy apa?" Tanya Jerry yang baru datang.

"Ingus Daddy." Ujar Keenan asal.

"Iya, tadi Daddy bersin menghadap belakang." Jawab Holand dengan kekehannya.

_______________TBC!!!
Jan lupa vote, comment, Share, and follow :)
See you next part.

CUMAN SEGINI AJA YA!

MAU MINTA SARAN.
TULIS KEKURANGAN CERITA INI WOI.
Biar bisa aing perbaiki di chapter berikutnya.
Tapi, kalo masalah part terlalu pendek / lawakannya gak lucu, itu gak bisa diubah ges. Emang dari
Sononya.

Mohon maaf lahir batin!!! Author ucapin sekarang aja yaaaa... Soalnya mau family time yeeyyy
-maaf kalau cerita ini bikin mood kalian hancur

-maaf kalau ada penulisan yang tidak sesuai dengan realita karena ini buatan aing :)

-maaf kalau ada beberapa bagian yang bikin pahala puasa kalian jadi minus😂itu adalah kesengajaan😂candaaaaa🙏
MAAPIN YAAA

Juju
I wuff you
23042022

My Little BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang