6 - Teror

3.8K 441 69
                                    

Jonathan menaruh kembali ponselnya di atas meja. Nomor yang ia hubungi masih tak kunjung aktif sejak satu minggu yang lalu.

"Belum ada kabar dari Terra?"

Jonathan menggeleng. Seseorang di depannya-Yuda-berdecak kesal. Entahlah, Jonathan yang punya masalah tapi dia yang amat marah. Ingin sekali menjambak wanita yang dulu ngemis-ngemis untuk diberi kesempatan. Sekarang begitu Jonathan memberinya bahkan membawa serius hubungan mereka Terra justru menghilang bak ditelan bumi.

"Emang perempuan jalang," umpat Yuda ringan dan mendapat pelototan dari Jonathan. Tentu saja pria itu agak tidak terima wanita yang ia sayangi disebut seperti itu.

"Apa? Nggak usah marah, emang gitu kenyataannya. Gue dengar dari anak-anak, Yaza juga nggak kelihatan belakangan ini. Beneran kawin lari ini mah, Jo."

Yaza adalah mantan kekasih Terra, juga seseorang yang dulu menjadi selingkuhannya selama menjadi pacar Jonathan. Sepertinya cinta lama mereka bersemi kembali.

Tapi kenapa di saat Jonathan memberi kesempatan pada Terra? Di saat ia ingin membawa hubungan mereka lebih serius lagi. Kenapa tidak sebelum itu. Setidaknya Terra tidak perlu berlagak menjadi wanita menyedihkan jika tidak bersama Jonathan, jika akhirnya dia pun tidak dipilih.

Jonathan menarik napasnya frustasi.

"Udahlah Bro, perempuan kayak gitu jangan dipikirin terus. Masih banyak yang lebih baik di luar sana."

"Kalau cuma minggat biasa gue juga nggak akan segalau ini Yud, masalahnya hampir tunangan. Keluarga besar gue yang malu."

"Iya juga sih, terus apa rencana lo selanjutnya? Balik ke Singapura lagi?"

Jika Jonathan tidak resign dari kantornya dan pulang ke tanah air hanya demi meminang Terra-yang pada akhirnya kabur-dia tidak akan segalau ini. Karirnya yang sudah ia bangun susah payah di negeri orang ia tinggalkan begitu saja, bagian mana lagi ia kurang mencintai kekasihnya hingga masih ditinggal kabur dengan orang lain begini?

"Entahlah gue pusing."

"Daripada pusing kelamaan mending ikut gue ke Bali minggu depan. Kali aja lo mau DJ lagi, bisa sih di tempat gue."

Jonathan tertawa, "Bayaran dari lo mah paling cukup buat beli makan kucing gue doang, Yud. Gampang lah, nanti gue ke sana buat refreshing aja."

"Bener ya lo, awas boong. Gue tungguin."

Jonathan mengangguk, Yuda pergi dari apartemen Jonathan karena masih ada urusan lain.

Melirik ponselnya yang masih tergeletak di atas meja, menimbang-nimbang lagi apakah harus menghubungi teman lamanya atau tidak. Hampir lima tahun mereka lost contact, apa tidak malu untuk tiba-tiba meminta bantuan?

Tapi jika tidak, siapa lagi yang bisa membantunya?

Akhirnya Jonathan memutuskan untuk menelepon. Beruntungnya nomor itu masih aktif.

"Halo?"

"Hai Bro, apa kabar? Ini gue, Jonathan."

"Jonathan Nagara? Woi, lo udah balik?"

Dua teman lama itu saling mengobrol panjang lebar. Jonathan juga menceritakan kondisinya yang kini pengangguran. Dan akhirnya sahabatnya itu meminta bertemu beberapa hari lagi sebab sekarang masih di luar kota.

Okey, setidaknya sudah ada sedikit perkembangan tentang nasibnya. Kini ia akan benar-benar refreshing untuk melupakan Terra.


Night In BaliWhere stories live. Discover now