Prolog

2.2K 90 1
                                    

*****
"Menikah sama aku?" Ucap laki-laki itu.

Gadis itu terkesiap, melepaskan genggaman tangan mereka.

"Kamu bercanda?"

"Kamu paling tahu aku.. apa aku kelihatan sedang becanda?"

Gadis itu menolehkan wajah menatap mobil hitam yang mengantarkannya menemui laki-laki ini. Ia tahu seorang lelaki sedang menatap dirinya dan laki-laki di depannya di balik kursi kemudi.

"Kamu kayaknya lagi kurang sehat, aku pergi dulu.. kita ketemu lagi nanti" gadis itu mengambil tas yang berada di meja berlalu pergi dari meja cafe yang saat ini masih ramai oleh pembeli, bercanda tawa dengan teman atau pasangan mereka dengan hati gembira. Lain dengan dirinya yang dipenuhi kebingungan dan rasa bersalah.

Sebelum langkah kakinya berjalan lebih jauh di luar bangunan cafe itu, tangannya kembali di cekal.

"Kenapa? Apa masalahnya?.. ayo bilang sama aku"

Gadis itu menunduk, menatap kesana kemari tanpa mau melihat mata lawan bicara nya yang sedari tadi tak mampu melepaskan pandangan dari gadis di hadapannya ini.

"A-aku... gak bisaa.. maaf"

"Kenapa?"

"Kamu tahu.. hubungan kita.."

Lelaki itu mengeratkan genggaman,

"Lihat aku.."

Gadis itu tetap menunduk.. membiarkan air mata mulai membasahi kelopak matanya.

"Nikah sama aku ya.." ulangnya dengan suara lebih lembut. Gadis itu menggeleng kuat-kuat sambil menahan tangis.

Lelaki itu menghela nafas, mengulurkan tangan menyentuh dagu dan mengangkat wajah gadis itu hingga menghadap dirinya.

"Apa kurang ku? Ayo katakan.."

"Kamu sempurna... tapi bukan untuk ku" balasnya disertai isakan.

Ia berkacak pinggang... mondar mandir lalu menengadahkan wajah... berkali-kali meremas rambutnya sendiri.. berpikir apalagi yang harus ia lakukan agar perempuan di depannya ini menerima pinangannya untuk menjadi istrinya.

"Se- Sejak awal kita memang gak ditakdirkan untuk itu kan..?" Lanjut gadis itu.

"Tapi kenapa? Pasti ada alasan" tak terasa intonasi suaranya bahkan semakin tinggi.

Ia kembali meraih kedua tangan gadis itu lalu menggemgamnya meyakinkannya kalau hanya ia yang lelaki itu mau.

"Aku... bukan orangnya" balas gadis itu parau.

"Iya lalu siapa? Ap-.." perkataannya tertinggal di tenggorokan ketika tahu ada sosok lain di belakang gadis itu sekarang. Ia lantas melepaskan genggaman mereka lalu menunduk dan terkekeh.

Ia mengangguk-anggukan kepala.

"Aku tau... aku sempurna.. tapi bukan aku orangnya kan?" Lelaki itu membalikan kata-katanya.

Gadis itu diam, dan semakin menegang tatkala ada sebuah tangan yang merengkuh pundaknya. Ia menyadari bahwa bukan hanya mereka berdua yang berada dalam pembicaraan ini sekarang.

"Aku.. pulang" ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka berdua dalam keheningan, sampai tak sadar gadis itu semakin menangis dan semakin terisak ketika sebuah dekapan hangat merengkuh tubuhnya.

Ia akhirnya kalah... mengaku kalah.. sampai kapanpun akan kalah.

*****

Heheheh.. gimana deh prolognya.. semoga ceritanya dapat menghibur dan seru ya!!

Jangan lupa vote dan comment nya Temen-Temen.. biar aku tambah semangat bikin cerita..

Keep It SecretWhere stories live. Discover now