Keputusan Brigitha

299 25 2
                                    

*******

Setelah sadar dari keterpakuan ku beberapa saat yang lalu, aku segera berlalu ke dalam kamar sembari membawa barang-barang pemberian mas Eru. Sayang sekai jika semua makanan itu harus kuhabiskan, sementara di dalam otak ku sudah terpikir bagaimana caranya mengawetkan semua makanan yang cepat basi itu.

Kalau bisa sih aku ingin memajangnya di lemari kaca di dalam kamarku supaya Tere dan Gilang bisa tahu kalau mas Eru yang mereka kenal sudah sangat perhatian padaku sekarang.

Kalau ku ingat-ingat lagi segala kebetulan dan perhatiannya, maka apa aku salah jika mulai percaya diri kalau perasaanku berbalas?

Tapi, benar kan jika semua makanan ini asalnya dari mas Eru?

Untuk memastikan semua itu aku mengambil handphone di nakas, kemudian mencari nomor kontak mas Eru. Lalu masuk pada ruang obrolan yang sudah sangat sering aku buka tanpa ada aktivitas dalam ruang obrolan tersebut.

Akhirnya hari ini aku akan memberanikan diri mengirim sesuatu pada nomor yang selalu kupandangi foto profil nya itu.

Tapi.. aku bingung, apa yang harus kutulis? Apa yang harus kukirimkan?


Brigitha

Hallo mas..


Hapusss...


Brigitha

Mas Eruu..


Aku bergidik ngeri, mungkin mas Eru bisa tambah jijik melihatnya

Akhirnya aku hapus lagi...


Brigitha

Assalamualaikum mas..


Nah, aku rasa ini sudah sangat cocok sekali, sesuai dengan Image ku yang selama ini selalu kalem di depan mas Eru. Aku yakin sih mas Eru pasti merasa adem sekali melihat Chat ini.

Setelah beberapa menit mempertimbangkan, aku mengucap bismillah dan doa dalam hati lalu menekan tombol kirim.

Aku setengah berteriak melihat ceklis 2 di layar walau belum dibaca.

Nah, setelah ini aku harus ngetik apalagi..

Panik, gimana kalau ketika sudah kutanyakan dan kukirim kalimat Terimakasih, eh ternyata bukan dia yang kirim makanan tersebut.

Pasti malu banget...

Jadi, gimana caranya menyusun kalimat nya, mana sudah kukirim kalimat pembuka  'assalamualaikum' sebelumnya.

Ketika sedang berperang dengan pikiranku sendiri, suara dentingan ponsel dalam genggamanku berhasil menyentak ku.

Ada notif di atas layar yang membuatku menutup mulut.

Menarik dan menghembuskan nafas terlebih dahulu, lalu membuka pesan tersebut dengan hati yang berdegup kencang.

My Future♥️

Waalaikumsalam

Ya?

Aku refleks melompat dari ranjang sampai terduduk di atas lantai.

Keep It SecretWhere stories live. Discover now