MeReKa || 4

181 29 0
                                    

Seperti yang sudah Aqila dan Devan bicarakan tadi di perjalanan, pulang dari mengisi perut, Mereka ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan dapur. Tidak banyak, karena Mereka pun hanya tinggal berdua. Mereka membeli beberapa sayuran, daging, dan bumbu bumbu dapur untuk stok satu bulan kedepan. Setelah selesai mereka menuju kasir.

Devan mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan kartu ATM miliknya pada kasir. Meski mereka hanya tinggal berdua tanpa orang tua, tapi mereka bersyukur untuk kehidupan sehari-hari selalu terpenuhi, karena Devan yang berkuliah sambil bekerja separuh waktu. Apalagi Aqila masuk sekolah melalui jalur prestasi dan mendapatkan beasiswa, itu semakin menghemat pengeluaran Devan.

Setelah selesai berbelanja, mereka langsung pulang dan membereskan belanjaan. Tidak hanya Aqila yang membereskan itu, tapi Devan pun ikut berpartisipasi dalam hal itu.

Sore ini Devan harus bekerja di cafe, jadi dia pun langsung pergi ke kamarnya untuk bersih bersih dan bersiap berangkat bekerja.

Aqila pun sama, dia masuk ke kamar nya, merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dia mengambil Handpone miliknya lalu membuka aplikasi berwarna hijau berlogo telepon, dan mengirimi pesan pada Dira.

Dira Cantik

Assalamualaikum, diraaaa

Dira gimana nasib aku besok:(

Itu laki-laki emangnya siapa sih?

Diraaaa

Ya ampun

Aku takut tauuuu

Gimana kalo beneran aku harus jadi babu laki-laki itu???

Aku gamauuu

Huft, semua pesannya hanya centang satu. Sepertinya Dira sedang tidur, Aqila sangat hafal sekali, kalau Dira tidur siang, pasti bangunnya sore.

Daripada tidak melakukan apapun, Aqila memilih mengambil laptop dan mulai mengetik cerita. Ini sudah menjadi kebiasaan barunya setelah keluar dari pesantren. Jika tidak sedang melakukan apapun, lebih baik dia membuat cerita di platform menulis. Hari ini dia sudah ada target akan menamatkan cerita ke empatnya lalu membuat cerita baru lagi.

Aku mengelus kedua batu nisan yang berada di samping kanan kiri ku, Aku tidak tahu sampai kapan harus menahan rindu pada mereka, aku harap semoga tuhan mengizinkan aku dipertemukan kembali bersama mereka. Jika saja itu terjadi, aku akan menangis sekencang-kencangnya, memeluk mereka dengan erat untuk mengekspresikan kerinduanku.

Aku tersenyum kecut membayangkan itu semua. Seseorang mengelus punggungku dari belakang dan memasang senyuman tulus, "udah sore, ayo pulang," ajaknya. Aku mengangguk, "Aku pamit ya mah, pah." Akupun berdiri lalu pergi dari tempat pemakaman tersebut.

Aku bersyukur karena sekarang, aku telah mendapatkan kebahagiaan ku. Aku sudah dipertemukan dan di ikat dalam ikatan yang sah, oleh laki-laki berhati mulia. Tuhan memang maha baik, dia benar-benar memberikan kebahagiaan yang besar, setelah menguji kesabaranku.

END

Setelah menghabiskan beberapa jam untuk mengetik, Aqila pun berhasil menyelesaikan tulisannya. Akhirnya, setelah 5 bulan cerita keempat Aqila tamat juga. Aqila sangat senang karena dia bisa mengembangkan hobinya, dan menuangkan imajinasi nya melalui tulisan. Terkadang, dia bisa belajar dari tulisan yang dia tulis, tentang kehidupan diluar sana, yang belum pernah dia rasakan. Belajar tentang bagaimana macam-macam sudut pandang yang terdapat pada diri orang lain, membuat pikirannya terbuka.

Meraih Restu Kakak [TAMAT] #WRITONwithCWBPOnde histórias criam vida. Descubra agora