✧ 12 ✧

1.5K 153 10
                                    

{11}

Di jam istirahat, pikiran Jaehyun tak tenang.

Ada yang kurang hari ini. Tapi apa?

Matanya menatap ponsel yang baru ia beli kemarin. Memikirkan sesuatu yang terasa tak biasa dari dirinya.

Tok.. Tok..

Jaehyun mendongakan kepala ketika seseorang mengetuk meja nya.

"Gea tadi nyamperin lo, gak?"

Jaehyun terdiam.
Ia baru ingat, perempuan bernama Gea tak menampakkan batang hidung nya dari pagi.

"Kayaknya enggak. Makasih," Deon pun melangkah keluar dari kelas Jaehyun.

Jaehyun tetap diam. Ia bingung.

Tangan nya meraih ponselnya lalu terdiam.

Dirinya ini kenapa?

-♡-

Gea memegangi kepalanya yang terasa sakit.
Ia hari ini tidak sekolah, dari semalam suhu tubuhnya tinggi bahkan ia sangat lemas hanya untuk ke kamar mandi saja.

Suhu tubuhnya yang meninggi tak kunjung turun hingga siang ini. Perut Gea kosong, kepalanya pusing dan tubuhnya sangat sulit digerakkan.

Gea memejamkan mata sembari menggigit bibit bawah nya untuk menahan rasa pusing yang sangat terasa.

Ponselnya mati dan belum ia isi daya. Ia yakin ada yang meminta keterangan mengapa ia tak masuk sekolah.

Air mata nya mengalir melewati pelipis matanya.
Ia tak ingin lemah seperti ini, hanya saja ia tak kuat kalau sendirian dikala dirinya dalam kondisi seperti ini.

Gea memang sudah besar, tapi apakah kalau sudah besar akan ditinggalkan sendirian sepertinya? Ia rasa tidak. Sepertinya memang ini kehidupan nya. Tak ada yang memperhatikan bahkan kedua orang tua nya.

Makin lama tangis nya makin deras disertai isakan. Mungkin saja ini memang saat nya ia mengeluarkan air mata. Sudah lama Gea menahan nya dan akhirnya ini saat nya ia mengeluarkan tangis nya.

Nafas nya sampai tersendat saat menangis.

Tangis nya ia teruskan sampai ia tertidur dengan sendirinya. Membiarkan tubuhnya sembuh dengan sendirinya. Ia sudah tidak kuat untuk bangkit di saat seperti ini. Gea lemah.

-♡-

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan yang Gea dengar berkali kali membuat Gea membuka matanya yang terasa berat.

Siapa yang datang di sore ini?

Dengan kepala yang berat dan tubuhnya yang lemas, Gea berusaha bangkit dan melangkah perlahan menuju pintu depan. Dengan bantuan dinding yang ia jadikan pegangan, Gea sampai didepan pintu lalu membukanya.

"Astagfirullah, Gea!" Deon terkejut dengan pintu terbuka yang menampakkan pemilik rumah. Gea dengan wajah yang pucat dan mata yang sayu menatap Deon.

"Oh.. Deon. Kenapa, Yon?" tanya Gea dengan lirih. Dengan kuat ia menahan sakit kepalanya.

Deon mengangkat tangan nya dan menyentuh kening Gea.
Panas, bahkan saat kulitnya bersentuhan dengan kulit Gea rasanya seperti terbakar.

"Lo demam. Kita kerumah sakit, ya?" dengan tatapan khawatir, Deon memegangi bahu Gea ketika perempuan itu terlihat akan jatuh.

Gea menggeleng pelan.

"Gue gak punya uang buat bayar nya nanti."

"Soal uang itu gampang. Ayo," Deon memapah Gea.

Lutte | Jung Jaehyun [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang