Nenek Lee

33 10 11
                                    

Happy Reading 💚

JANGAN LUPA VOTE DNA COMMENT YA.

Typo tandai.

~Sekali lagi aku mau ngingetin ini hanya fiksi ya jadi jangan dibawa ke real life, please!~

~Sekali lagi aku mau ngingetin ini hanya fiksi ya jadi jangan dibawa ke real life, please!~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Siang ini Teyong memutuskan ke kantor Ayeong, dia ingin mengajak istrinya itu untuk bertemu neneknya yang katanya sudah datang.

Dengan setelan santainya Teyong memasuki gedung perkantoran Ayeong, dia disambut hangat oleh beberapa bodyguard yang memang sudah tau siapa Teyong. Tidak jarang para pegawai disana yang sedang bekerja menghentikan pekerjaanya, siapa yang tidak tau Teyong dokter muda yang sering wara-wiri di televise. Ketampanannya membuat banyak pegawai wanita berdecak kagum, belum lagi resepsionis yang sekarang berdiri tepat didepan Teyong. Wanita itu hanya memantung tanpa menjawab pertanyaan Teyong.

"Kamu denger saya gak?"

"Eh iya dok, eh pak maksdunya. Maaf bagaimana?" wanita di depan Teyong terlihat salah tingkah.

"Ruangannya Han Ayeong dimana? Saya ada janji dengan dia"

"Oh ruangan bu Ayeong, ada di lantai paling atas. Anda lurus saja nanti ada bisa menggunakan lift"

"Terimakasih" Teyong sedikit memberikan senyum tipisnya, hanya sedikit dan sebentar.

Pria itu kembali melanjutkan langkahnya sesuai dengan intruksi resepsionis tadi, tidak jarang Teyong berdecak kagum melihat gedung milik istrinya itu. Gedung perusahaan Ayeong sangat megah bahkan besarnya melebihi perusahaan papa Teyong dan perusahaan Mark.

Para pegawai disana juga terlihat seperti menikmati pekerjaan mereka, bahkan yang Teyong lihat disetiap divisinya mereka seperti memiliki ruang yang nyaman bahkan terlihat seperti rumah sendiri.

Setelah sampai dilantai paling atas dimana hanya ada beberapa ruangan saja, tidak seramai lantai yang lainnya. Bahkan vibes dari lantai ini vibes Ayeong sekali, dimana semuanya bernuansa gelap.

"Kenapa kesini?" Ayeong bangun dari duduknya saat mendengar derit pintu yang dibuka.

"Mau aja, kenapa gak boleh?"

"Heem"

Teyong tidak menghiraukan gumaman Ayeong, pria itu menarik Ayeong kedalam dekapannya. Menciumi ceruk leher Ayeong, wangi wanitanya itu sungguh membuatnya nyaman dan merasa tenang.

"Jangan gini" Ayeong berusaha melepaskan pelukan Teyong, tenaga pria dengan wanita memang beda. Dan berakhirlah Ayeong yang pasrah.

"Kangen" rajuk Teyong.

"Gak kerja?" Tanya Ayeong membuat Teyong melonggarkan pelukannya.

"Ada John sama naka"

Naka? Rasanya Ayeong seperti pernah mendengar nama itu, tapi dimana?

EXPRESSION [Completed]Where stories live. Discover now