[COMPLETED!] [SERI-3]
Dua semesta yang katanya saling menggenggam, nyatanya selalu ada celah untuk tak lagi saling terikat.
Seerat senja mempertahankan dirinya dalam kesempurnaan sesaat di ujung baskara yang hendak tenggelam, tidak akan sanggup ia m...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Setahun, dua tahun, lima tahun, bahkan hingga belasan tahun sekarang sudah berlalu begitu lamban untuk Jungkook yang kian merasakan kesaratan akan sepi yang membelot raga juga jiwanya. ia memutuskan untuk membesarkan Arkein seorang diri setelah Arkein menempuh wisuda sekolah dasarnya. Jungkook memutuskan untuk memberhentikan pengasuh Arkein saat Arkein masuk pertama kali ke sekolah menengah, tidak ada alasan khusus yang mendasari, hanya saja ia ingin mendidik penuh anaknya sendiri. Ia tak mau ada campur tangan orang lain dalam didikan yang akan membentuk jagoan satu-satunya itu. Ia tak memiliki pilihan lain yang lebih masuk akal dari yang sekarang ia lakukan, memberlakukan kedisiplinan untuk Arkein yang sebenarnya memiliki sifat tak jauh dari dirinya yaitu mencintai kebebasan dan tak suka menerima aturan apa pun yang mengikatnya.
Lima belas tahun untuk menjadi ayah yang Jungkook rasa sangatlah tidak menyenangkan lantaran tak ada wanita yang paling ia cintai mendampinginya, tetapi ia merasakan hebatnya peran ayah dalam dirinya saat ia berhasil membawa Arkein pada pencapaian-pencapaian luar biasa dalam hidupnya. Arkein banyak mendapatkan penghargaan nasional berkat bahasa yang digunakannya adalah 2 (bilingual) sejak dini sekali. Ini yang Jungkook maksudkan saat ia mendaftarkan Arkein untuk les bahasa bahkan sebelum lancar berbicara. Ia ingin Arkein menjadi yang terbaik versi dirinya sendiri, ia tak memaksa Arkein untuk menuruti keinginannya yang menginginkan Arkein menjadi ini dan itu. Ia hanya mengarahkan, untuk bakat dan minat senuanya datang dari Arkein sendiri.
Jungkook kian melebarkan senyumnya saat menghadiri wisuda sekolah menengah Arkein, yang mana Arkein yang diminta mewakili satu angkatannya. Kata-kata yang tercetus begitu indah, meskipun Jungkook tahu itu adalah hasil dari Arkein menghapalnya tadi malam sampai jam dua pagi. Namun, tetap saja Jungkook bangga pada Arkein, membayangkan saja jika Yerin ada di sana sekarang pasti sudah menangis karena bangga sekali. Sekarang Arkein sudah berusia 17, sudah sebesar dirinya dan malah hampir menyainginya. Tingginya bahkan sudah setara dengannya, badannya yang dihasilkan dari olahraga setiap 3 kali seminggu terlihat begitu indah untuk seukuran anak berusia 17.
Semakin Jungkook memperhatikan, Arkein semakin mirip dengannya. Egonya, keinginannya, bahkan obsesinya terhadap apa pun. Contoh kecil saja tentang membentuk tubuh, Arkein benar-benar melakukannya dengan jadwal yang dibuatnya sendiri mengikuti buku usang miliknya yang dulu ia gunakan di usia yang sama dengan Arkein. Tulisan kecil bersambung di dalamnya, yang mencatat beberapa kalimat ejekan, itu adalah milik Yerin saat tidak ada kerjaan dan berakhir menemaninya olahraga sambil mencoret-coret buku catatan perkembangan olahraganya.
Jungkook bertepuk tangan untuk Arkein yang sudah mengakhiri sesi bicaranya di atas podium kebanggaan seluruh orang tua yang bisa menyaksikan anaknya ada di atas sana. Yang satu orang dalam setahun, itu pun selalu yang terpandai yang berada di atas sana. Arkein turun dari atas podium, menghampiri kursi kosong yang mana itu ada di sebelahnya, tempat duduk Arkein. Medali di lehernya sudah seperti akan dijual, banyak sekali, dari mulai penghargaan biologi hingga peringkat terbaik. Nyatanya benar penelitian yang dilakukan dunia medis tentang gen dan DNA, bahwa memilih wanita yang akan menjadi ibu dari anaknya tidaklah semudah mencari yang cantik saja, melainkan yang berotak cerdas, karena satu dari sekian banyak gen yang diturunkan seorang ibu, adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Seorang anak akan mewarisi itu dari ibunya, sedangkan paras dan fisik yang mewarisi adalah ayahnya.
