Chapter 0 / Prolog

4.5K 298 16
                                    

Aku tahu semua orang pasti akan mati, namun tidak seperti ini caranya. Desaku yang sangat kucintai kini telah rata dengan tanah, kedamaian yang telah kuperjuangkan dengan darahku kini t'lah direnggut dariku.

Lantas apa artinya perjuanganku selama ini? Apa artinya disebut-sebut sebagai shinobi terkuat sepanjang sejarah? Semuanya tidak berarti sama sekali.

Suara dentuman, teriakan, percikan darah kini telah hilang. Medan perang yang dipenuhi dengan gairah semangat yang tinggi kini berubah menjadi kesunyian. Kini yang tersisa hanya diriku seorang saja, tidak ada yang lain mereka semua sudah mati. Tanganku yang sudah tidak utuh lagi terangkat meraih pusarku dengan pola lingkaran yang terlukis begitu rapi. "Terima kasih kawan karena telah menemaniku selama ini, larilah jangan sampai mereka menangkapmu."

Mereka yang kumaksudkan ini merujuk kepada sekumpulan orang-orang yang menyebut dirinya mereka sebagai dewa. Orang-orang dari planet lain yang disebut-sebut sebagai Otsutsuki, mereka sangat kuat bahlan aku yang disebut-sebut sebagai shinobi terkuat saja tidak dapat menandingi mereka. "Semuanya yang terjadi ini memang sudah diramalkan oleh sang petapa agung, ayahku."

Aku tertawa pahit mendengar partnerku berbicara begitu, kenapa dengan situasi begini dia masih bisa bercanda seperti itu. "Sudahlah, kumohon larilah jangan sampai tertangkap."

"Sudah kukatakan bukan ini semua sudah tertulis dalam buku takdirnya, semuanya sama dengan apa yang dikatakannya. Dunia akan mendapatkan kedamaian semu dan pada akhirnya kedamaian ini akan kembali direngut oleh saudara-saudaraku." Aku memejamkan mataku kemudian membukanya lagi, melihat langit yang sudah berubah warna menjadi merah. Mungkin karena darah yang mengalir dari keningku dan mengotori mataku yang menyebabkan ini semua terjadi. Meski aku tidak dapat mempercayai perkataan Kurama namun aku tahu dia tidak akan berbohong terlebih dalam kondisi saat ini. "Jika dia tahu ini akan terjadi, bukankah dia seharusnya sudah memikirkan cara untuk memperbaiki keadaan ini."

"Itulah yang ingin ku katakan kepadamu, mengulang kembali masa lalu itulah jawabannya, Re Zero, mengulang dari nol lagi." Sekarang aku merasakan dadaku semakin sesak karena sebelumnya aku menerima pukulan yang cukup keras dibagian perutku yang mungkin telah menghancurkan paru-paruku. "Kita sebentar lagi akan mati, terimakasih sudah  menyemangatiku sampai sejauh ini." Mataku menatap dengan sayu gerombolan Otsutsuki berjalan dengan santai menghampiriku. "Cukup dengan dongeng sebelum tidurnya. Sekarang saatnya kau pergi."

"Terserah kau mau percaya kepada ku atau tidak, tapi aku akan tetap melakukannya. Dengan kondisi kita yang sudah seperti ini tidak mungkin aku bisa mengambalikan jiwa kita kemasa lalu, tapi setidakknya aku masih bisa mengembalikan ingatanmu dalam bentuk mimpi kepada tubuh kecilmu. Saat sudah di sana mungkin akan sulit untuk membuat aku yang dulu percaya dengan apa yang terjadi ini, namun aku yakin semakin hari berjalan 'aku' yang di sana pasti akan mengerti." Aku terus mendengarkan perkataannya dengan sangat teliti, meski perkataannya ini sangat mustahil tapi entah bagaimana aku benar-benar berharap dia benar.

"Proses ini nantinya akan membuat kita mati tapi melihat kondisi kita saat ini, apapun konsekuensinya kita harus melakukannya dan juga untuk pesanku kedepannya yang perlu kau lakukan hanyalah...." Kurama terus berbicara kepada ku namun kesadaranku mulai mengulang sehingga aku tidak bisa mendengar dengan jelas perkataannya. Jiwa kita terseret kedalam kegelapan yang menarikku dari bawah tanah dengan kesadaranku yang masih tersisa aku berupaya untuk mengucapkan kata-kata ini meski dengan patah-patah. "Aku percaya kepadamu Partnerku."

.....

Naruto terbagun dari tidurnya dengan nafas yang memburu dan air mata yang mengalir dari matanya. Mimpi itu semuanya tersasa sangat nyata, meski dia tidak ingin mempercayai apa yang dilihatnya dari mimpinya namun itulah semua terlalu jelas untuk dikatakannya sebagai mimpi. Tangan kanannya yang mungil terangkat ke kepalanya dan memijit keningnya yang berdenyut dengan rasa sakit yang sangat hebat. Dengan tertatih dia mepangkahkan kakinya menuruni ranjang tidurnya menuju wastafel. Matanya yang terlihat sangat bengkak dengan lingkaran hitam yang mengelilinginya membuatnya sekilas nampak seperti seorang pemabuk. Meski dia tidak mengalami diskriminasi kekerasan terhadap fisiknya namun mentaalnya sudah sangat terganggu dengan sikap orang-orang disekitarnya.

Naruto: Re Zero Maki Modoshi JikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang