Chapter 5

1.9K 198 14
                                    

Dalam lorong gelap itu suara teriakan dan tangisan Misuki mengisi seluruh ruangan. Mata Misuki menatap dengan pandangan horor tampilan didepannya, Anko gadis setan itu sedang tertawa terbahak-bahak memegang sesuatu yang terlihat seperti tang namun memiliki ujung yang tajam. Yang dilakukan Misuki hanya memejamkan matanya saja ketika Anko mendekat dengan mimik wajah piskopat yang siap menyantap korbannya.

"Aku tidak tahu sama sekali dengan rencananya." Misuki berbicara dengan putus-putus karena seluruh luka yang didapatkannya dari wanita gila itu. "Tapi aku tahu beberapa penyusup lainnya." Anko berhenti tertawa dan mengambil ekspresi memerintah. "Katakan sekarang."

"Kabuto." Jawab Misuki ketika dia memuntahkan darahnya sekali lagi. Setelah mendengar itu Anko langsung tersenyum senang dan menepuk punggung Misuki. "Coba saja kau mengatakannya lebih cepat, kau  tidak akan seperti ini." Misuki terbatuk memandang Anko dengan tatapan meminta. "Apa kau akan membebaskanku?" Tanyanya penuh harap namun melihat dua anbu yang mendekatinya dengan memegang katana membuat harapannya hilang. Melihat hal ini membuat Misuki tertawa pahit menyadari kematian akan mendatanginya. "Kalian tau hukuman mati juga adalah sebuah kejahatan?"

.....

Naruto menguap dengan menggerakan tubuhnya ketika dia berjalan menuju Akademi, nampak beberapa Shonobi memberikan anggukan kepadanya yang dibalas dengan senyuman oleh Naruto. Berita tentang dirinya yang telah mengalahkan seorang penghianat setingkat Chunin telah tersebar di seluruh desa Konoha, hal ini membuat Naruto mendapatkan kehormatan dari shinobi Konoha.

Sesampainya dikelas Naruto disambut dengan tatapan kesal dari Ino yang melipat kedua tangannya didepan dada. Dia dengan jengkel menunjuk kursi disampingnya agar Naruto duduk disana. "Kemana saja kamu kemarin? Kau sesudah janji akan menceritakannya bukan?" Tanya Ino masih mendelik marah.

Naruto mengaruk belakang kepalanya dengan senyuman malu diwajahnya saat dia baru ingat kalau dia tidak menepati janjinya. "Maaf, maaf kemarin aku bertemu Hinata, kita ngobrol sampai aku lupa janjiku." Mendengar hal ini membuat kemarah Ino menghilang, dia menatap Naruto dengan tatapan mata beebinar ingin tahu apa yang terjadi kemarin. "Terus?" Tanyanya bergeser sedikit mendekati Naruto.

"Yah begitu." Jawab Naruto mengangkat bahunya dengan acuh membuat Ino mendelik kesal. "Oh ayolah, aku tahu pasti ada hal yang menarik untuk didengar." Naruto mengelengkan kepalanya melihat sifat Ino yang selalu kepo dan penasaran dengan hubungannya dan Hinata.

"Merepotkan." Naruto menoleh ke sampingnya melihat Shikamaru yang menatapnya dengan tatapan bosan seperti biasa. "Aku sangat kaget mendengar kau masuk ke rapat dewan dan mengungkapkan hal seperti itu." Ucap Shikamaru duduk di kursinya sendiri di samping kanan Naruto.

Naruto menatap Shikamaru sebelum beralih menoleh ke kanannya saat Ino menariknya. "Apa maksudnya? Kau masuk ke rapat anggota dewan? Itu... Itu benar-benar gila." Ino menatap Naruto dengan tatapan liar, sebenarnya dia tidak mengetahui hal ini sama sekali meski ayahnya adalah salah satu anggota dewan desa. Ayahnya hanya mengatakan terjadi sesuatu yang menarik saja sambil tersenyum. Dan ternyata sesuatu yang menarik itu adalah ini.

"Yah mau baga..."

"SASUKE-KUN, AKU DATANG KEPADAMU." Naruto langsung terhenti berbicara ketika mendengar suara keras dari gadis merah muda. Di sampingnya Ino hanya memandang sendu ke arah Sakura yang terus menggoda Sasuke, semenjak dia tahu kalau Sakit alah yang akhirnya dipilih oleh Sasuke. Ino memutuskan untuk mengubur jauh perasaannya. "Kau masih menyukai Sasuke?" Tanya Naruto menyadari perubahan ekspresi Ino.

Ino tertawa terbahak-bahak sampai memuluk meja didepannya dengan keras mendengar pertnyaan Naruto. "Mana mungkin, lagipula dia milik si jidat." Ucap Ino kemudian matanya teralih kepada Sakura dan Sasuke selama satu detik sebelum tertawa lagi sambil menyeka air mata di ujung matanya. Mungkin orang lain berpikir kalau itu adalah air mata karena terlalu banyak tertawa tapi Naruto tahu itu memiliki arti yang berbeda. Menyimpan pemikirannya untuk dirinya sendiri, Naruto menoleh ke arah Shikamaru yang setengah tertidur di sampingnya. "Kau memiliki waktu istirahat ini?"

Naruto: Re Zero Maki Modoshi JikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang