Chapter 32

1K 94 7
                                    

Begitu kabar penghianatan Naruto terhadap desa Konoha tersebar, Ino tanpa pikir panjang memutuskan untuk mengejar dan menghentikan Naruto. Itu tentu saja bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan olehnya, banyak konsekuensi harus di hadapinya atas keputusan sepihak nya ini. Baik itu dari desa Konoha sendiri ataupun dari luar, berpergian sendirian di luar desa itu tidak seperti berjalan-jalan di taman. Dia tahu akan hal itu.

Untuk pertama kalinya dalam kehidupannya yang singkat, Ino keluar desa sendirian. Terlebih dahulu, sebelum keberangkatannya dia telah membawa persiapan yang cukup untuk jangka waktu panjang. Di pinggangnya dia mengikatkan Obi dengan pola Kaku yang umumnya di gunakan oleh pria, tapi karena kemudahan mengenakannya dan juga fungsinya untuk mengaitkan katana di pinggang, Ino memutuskan untuk menggunakannya. Baju yang seksinya juga sudah ditinggalkan olehnya, kini dia menggunakan pakaian yang lebih praktis berupa Yukata berlengan lebar berwarna ungu gelap, dengan Hakama di bawahnya. Mengenakan pakaian ini dia merasa lebih leluasa dalam melakukan pergerakan gaya kenjutsu nya, di tambah dengan kemudahannya untuk menyembunyikan senjata di balik bajunya semakin membuatnya menyukai stelan barunya.

Kali ini dia memutuskan untuk fokus dalam karirnya sebagai seorang Shinobi daripada fishon.

Sebesar apapun tekadnya untuk mengejar Naruto, Ino masih belum tahu kemana dia harus mencari pria itu. Sedikit terbesit di pikirannya untuk mendekati perbatasan Kumogakure, karena masih ada kemungkinan Naruto pergi kesana untuk melakukan upaya balas dendam.

Syukurnya dia tidak mengambil keputusan itu dengan tergesa-gesa. Sungguh mengejutkan apa yang berhasil di temukannya dengan kesabaran dan telinga terbuka di kedai teh paling populer di desa terpencil ini.

Naruto nampaknya berada di perbatasan antara negara Api dan Air, Ino tidak tahu betul apa yang dipikirkan oleh pirang itu. Pasalnya jalan menuju negara petir bukanlah kesana. Desa-desa kecil di pinggiran desa Kirigakure sepertinya juga tidak akan memberikan kemudahan dan keramahan kepada pengunjung luar, dengan situasi desa itu yang saat ini dalam keadaan perang saudara, sangat wajar mereka akan memperketat pernjagaan mereka.

Bukan berarti itu akan menghentikannya.

Perjalanan menuju perbatasan negara Api dengan negara Air dari desa ini membutuhkan satu minggu berjalan kaki. Namun dengan kaki seorang ninja, perjalanan itu mungkin hanya memakan waktu sekitar empat hari saja.

Ino memutuskan untuk secepatnya mencapai tempat itu, memang desa Kirigakure tidak akan bisa melarikan diri darinya. Tapi berbeda dengan Naruto, dia tidak yakin apakah akan mendapatkan informasi berharga seperti kabar burung lagi di kedai teh pinggir jalan.

Pada hari kedua dia memutuskan untuk beristirahat di penginapan pemberhentian pelancong di jalurnya menuju Kirigakure. Pada dasarnya keputusannya ini disebabkan oleh badai salju yang tiba-tiba saja turun, menerjang badai salju seperti kesurupan bukanlah pilihan  yang bijak seberapa keras pun dia ingin segera sampai di tempat Naruto.

Meski begitu dia juga mendapati dirinya bersyukur karena singgah disini, permandiaan di penginapan ini  sangat bagus. Untuk malam ini Ino memutuskan untuk berendam di permandiaan air panas yang sangat luas, entah itu karena tempat ini yang besar ataupun karena gadis-gadis lain yang menjauhinya, melihat seberapa luas ruang yang mereka berikan untuknya.

Ino merasa dirinya sedikit kesal dijauhi seperti ini, tapi mengingat perjalanannya ini bukanlah untuk bersenang-senang, dia mengabaikannya. Dia juga bertanya-tanya dengan bingung, mereka tidak memiliki alasan untuk menghindarinya bukan?

Satu hal yang tidak disadari olehnya adalah dia masih membawa katana-nya bersamanya di permandian umum, tentu saja banyak orang akan waspada kepadanya.

Keesokan harinya badai salju telah berhenti, Ino memutuskan untuk bergerak pagi-pagi sekali pada saat matahari baru saja mengintip dari cakrawala. Karena ini adalah awal musim dingin siang hari paling lama hanya sepuluh jam saja, jadi dia tidak memiliki banyak waktu untuk terus bersantai, seberapa besar pun keinginannya untuk tetap tinggal.

Naruto: Re Zero Maki Modoshi JikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang