Chapter 8

1.5K 181 11
                                    

Suasana perjalanan menjadi berbeda, semua pasang mata bergeriliya memperhatikan keadaan sekitar. Semua indra benar-benar teruji dengan mewaspadaai setiap gerakan kecil sekalipun.

Sasuke kali ini beeupaya untuk memfokuskan dirinya dengan keadaan sekitar, setelah apa yang terjadi tadi dia memiliki tekat yang kuat untuk semakin menjadi lebih kuat. Namun tidak pernah hilang juga dari pikirannya tentang mengapa Naruto bereaksi dengan sangat cepat pada penyerangan itu. Rasanya untuk menyakan hal seperti itu kepada orang yang dianggapnya lebih rendah, namun setelah melihat apa yang baru saja terjadi dia ragu mengatakan dia lebih kuat dari Naruto. Mungkin jika itu kemarin sudah pasti dia akan dengan pantang dan tanpa ragu menghakimi bahwa dirinya adalah yang terkuat. Menarik nafas sekali lagi Sasuke menatap punggung Naruto yang berjalan di barisan paling depan dan dia di samping kanan Tazuna, dan sepertinya di antara tiga genin dia adalah yang paling tenang. "Kenapa tadi aku tidak bisa bergerak tadi?"

Sasuke tetap memperhatikan ketika Naruto meletakan kedua tangannya pada belakang kepalanya dengan sangatt santai. "Untuk pertama kali menghadapi pertarungan nyata itu menurutku adalah hal yang normal." Sasuke mengerutkan kening atas jawaban Naruto, jika itu adalah hal yang normal makan mengapa dia bisa bergerak? Apa dia mengatakan kalau dirinya itu tidak normal? "Lalu kenapa kau bisa bergerak saat seperti itu tadi?" Jawaban Naruto hanya mengangkat bahunya saja, itu bukan artinya dia tidak tahu tapi lebih seperti tidak perduli. "Ini bukan pertama kalinya seseorang berusaha untuk membunuhku."

Sakura yang dari tadi mendengar percakapan antara Naruto dan Sasuke tiba-tiba berhenti di tempatnya, dia menatap Naruto dengan kebingungan. Bukan pertama kalinya seseorang mencoba untuk membunuhku? Apa-apa anak coba dengan jawaban itu? Dan yang  lebih membuat Sakura kebingungan adalah Naruto yang dengan mudahnya mengatakan hal itu seolah hal seperti itu adalah hal yang biasa baginya. "Apa maksudmu?" Tanya Sakura ketika dia berlari menyusul ketinggalan nya. "Itu bukan cerita yang menyenangkan untuk dibicarakan."

Kakashi tetap diam membaca Novelnya, tapi sebenarnya dia juga cukup terkejut dengan jawaban Naruto namun ekspresinya dapat disembunyikan degan baik di balik maskernya. Dia tahu kehidupan Naruto yang merupakan seorang Jinchuriki bukanlah hal yang mudah, menanggung kebencian dari semua warga desa, dikuvilkan dan bahkan bukan hanya sekali dia mengalami percobaan pembunuhan. Dan yang lebih menyakitkan dari semua itu, dia tidak mengetahui mengapa semua orang memperlakukannya seperti itu.

Menyadari pergerakan di balik semak-semak Naruto dengan cepat mengambil kunai dari penyimpanannya dan melemoarkannya ke arah semak-semak itu. Melihat pergerakan Naruto, Sasuke dengan cepat mengambil tindakan dengan neraih senjatanya sendiri begitu halnya dengan Sakura. Setelah beberapa detik yang mencengangkan tampak seekor kelinci berbulu putih keluar dari semak-semak itu dengan ketakutan. "Jangan membuat aku jantungan Naruto! Lihat kau membuat kalincci  kecil itu ketakutan."

Kakashi membulatkan matanya  ketika menyadari kelinci itu berwarna putih, dia dengan cepat menyadari bahwa itu adalah jutsu pengganti. "Semuanya turun." Teriaknya ketika sebilah pedang besar melintas di atas kepalanya, Kakashi berhasil menarik Tazuna dan juga Sakura yang gelagapan dan sepertinya Sasuke juga berhasil menghindar dari serangan itu. Dan Naruto yah dia yang paling mengejutkan bagi Kakashi, Naruto bahkan tidak berusaha menghindar dari ointasan pedang besar itu. Dia bahkan berhasil menghentikan pedang itu dan sekarang dia memegang pedang yang jauh bahkan hampir sama besarnya dengan tubuhnya hanya dengan satu tangan saja.

"Siapa lagi kalau bukan Kakashi si sharinggan." Kakashi dengan cepat melompat berdiri mempersiapkan dirinya, dia mendongkak ke atas untuk melihat pria yang memiliki celana panjang yang biasanya  di gunakan tentara dan juga perban di bagian wajahnya. "Sepertinya kau memiliki murid yang berbakat." Ucapnya menatap Naruto yang memegang pedangnya dan dengan santai meletakan ya di atas bahunya. "Zabuza momoji, sebuah keberuntungan besar bisa bertemu dengan pria sepeetimu di tempat seperti ini."

Naruto: Re Zero Maki Modoshi JikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang