[2] Extra Part - Hilang Kabar

33.5K 2.9K 124
                                    

"MASIH pagi, tapi wajah lo udah kaya kucing nahan berak sebulan," ujar Cinda, menatap sahabatnya yang sedang duduk di atas sofa sambil memandangi layar ponselnya tersebut dengan tatapan bingung bercampur khawatir. Cinda yang tengah sibuk menyuapi Teressa, anak perempuannya dengan Galang yang masih berusia setahun, hanya bisa melihat Leona dengan tatapan prihatin. Pandangan perempuan itu tak lepas dari ponsel sejak pagi tadi. "Yaudah, jangan ditungguin. Tambah ditungguin, tambah ga dateng chatnya."

"Ini udah aneh banget, Cin. Biasanya, Stevan tuh ngechat gue jam tujuh pagi. Sekarang udah jam lima sore," kata Leona, menghela napasnya. "Gue takut dia kenapa-napa."

"Udah coba tanya ke Albert?" tanya Cinda. "Siapa tau, Stevan emang lagi sibuk aja gitu."

"Sesibuk-sibuknya dia, kayanya belom pernah yang ngilang hampir setengah hari gitu," balas Leona. "Gue udah telepon Albert. Kata Albert, Stevan juga gak keliatan hari ini."

Albert adalah tetangga apartemen Stevanno. Akibat hubungan jarak jauh ini terkadang memancing perdebatan terkait keterbatasan kabar dan kekhawatiran yang Leona rasakan tiap kali Stevanno tak bisa dihubungi, maka Stevanno memberikan kontak Albert, teman dekatnya ke Leona, agar Leona bisa memantau dirinya melalui Albert.

"Yah, seenggaknya, setau gue, angka bunuh diri di Turki gak tinggi, sih," ujar Cinda asal-asalan, dengan tangan yang masih fokus menyuapi bocah di hadapannya, duduk di sebuah bouncer lucu berwarna pink dengan kartun anak-anak yang terputar di televisi ruang tengah ini.

"Monyet lo," ucap Leona, menatap kesal. "Jangan bahas-bahas mati, Cin."

Cinda mengatupkan bibirnya melihat ekspresi Leona yang tampak semakin khawatir dan semakin serius. Sebenarnya, karena Leona sempat mengalami pemutaran waktu dan sempat mengetahui bahwa Stevanno mengalami kecelakaan waktu itu, lalu akhirnya Stevanno berhasil melewati itu sampai saat ini pria itu berusia 24 tahun, rasanya Leona tetap kerap merasa khawatir jika Stevanno sakit atau hilang kabar seperti ini. Mau bagaimanapun, karena waktu itu, dia sempat mendatangi pemakaman Stevanno di kehidupan sebelumnyaーsebelum terjadi pemutaran waktuーrasanya memang wajar jika dia setakut itu apabila terjadi sesuatu kepada Stevanno. Itulah kenapa dia benar-benar merasa harus menjaga Stevanno.

Setelah lulus SMA, Stevanno mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Turki. Leona merasa tak ada orang yang hidupnya berjalan mulus sesempurna Stevanno. Di saat banyak orang yang harus hectic mencari perguruan tinggi setelah lulus SMA, Stevanno justru mendaratkan pilihannya kepada perguruan tinggi di luar dan semuanya berjalan lancar. Sampai saat ini, Stevanno berusia 24 tahun dan sudah lulus mendapatkan gelar drh di depan namanya, resmi menyandang gelar sebagai dokter hewan, Stevanno masih harus mengurus beberapa hal di luar sana, sebelum kembali ke Indonesia nanti.

Sedangkan Leona, jalan hidupnya masih sama persis seperti apa yang pernah dia jalani. Dia mengambil desain grafis dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan majalah.

"Lah, lo kenapa nangis?" tanya Galang menatap bingung ke arah Leona, tiba-tiba datang, masih mengenakan pakaian kerjanya yang rapi. Lelaki itu masih sempat-sempatnya langsung pergi membaca komik di ruang sebelah meskipun sudah pulang kerja sejak sejam yang lalu. Kelar. "Jangan-jangan elu yang bikin Leona nangis, ya?"

"Gue gampar lo. Nih, gantian dulu suapin Teressa, biar gue yang urus Leona," jawab Cinda, menyerahkan piring dan sendok kecil tersebut kepada Galang. Meskipun status mereka adalah sepasang suami-istri, tapi Leona sudah terbiasa dengan pemandangan ini. Perkelahian kocak di antara keduanya, love-hate relationship yang nyata. Apalagi, penggunaan aku-kamu dan gue-lo yang bercampur aduk. Mungkin, memang seperti itu wujudnya jika menikah dengan teman sendiri.

"Gue gak nangis," kata Leona, berbohong. "Lagian, lo pake acara bawa-bawa mati, Cin."

"Nah, apa gue bilang. Lu kan biang keroknya," kata Galang menunjuk Cinda, sotoy sekebon dengan tatapan sewot. "Ayo, Teressa sayang, kita cari mama baru aja."

BelongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang